Get Started. It's Free
or sign up with your email address
INSTALASI KABEL UDARA by Mind Map: INSTALASI KABEL UDARA

1. Kabel Aerial

1.1. Keuntungan

1.1.1. 1. Biaya pemasangan relatif murah. 2. Pemeliharaan dan penanggulangan gangguan lebih mudah dan cepat. 3. Sesuai untuk kabel kapasitas kecil dalam pemasangan atau instalasi.

1.2. Yang Perlu Dipehatikan

1.2.1. 1. Persyaratan Lokasi Tiang 2. Persyaratan Pemasangan Perangkat pada Tiang 3. Pemasangan Tiang 4. Pemasangan Temberang

2. Yang Diperlukan

2.1. Perkakas

2.1.1. Rol kabel Udara : dipasang pada tiap-tiap tiang sepanjang jarak yang direncanakan untuk penarikan kabel udara.

2.1.2. Tali Penarik Kabel Udara : tali penarik Kabel Udara diameter ½ inchi terbuat dari baja

2.1.3. Alat Anti-Pulir : Ada kemungkinan bahwa pada waktu penarikan terjadi puliran yang tidak beraturan, yang dapat merusak kabel. Untuk mencegah kejadian itu maka dipasang alat anti pulir yang dapat menyerap puliran yang berasal dari tali penariknya sendiri

2.1.4. Katrol : untuk penarikan kabel bila membutuhkan daya tarik yang kuat / tinggi

2.1.5. Alat Penarik Kabel : dipakai di atas tiang untuk menegangkan kabel udara

2.1.6. Dongkrak Kabel : digunakan sebagai penyangga haspel kabel pada ketinggian tertentu dan melepas kabel pada waktu penarikan

2.2. Material

2.2.1. Kabel Udara

2.2.2. Tiang

2.2.2.1. Tiang Besi : harus sesuai dengan STEL- L-003, STEL-L-018, STEL-L-019 dan STEL-L-020

2.2.2.2. Tiang Kayu : terdiri dari dua macam yaitu tiang kayu bentuk balok (penampang segi empat) dan bentuk silindris (penampang bulat) serta terbuat dari jenis kayu kelas I (Jati, Rasamala, Kayu Besi)

2.2.2.3. Tiang Beton : yang dipergunakan adalah tiang beton pra tekan berpenampang bulat yang terdiri dari beberapa ukuran. Tiang jenis ini sangat cocok dipergunakan untuk daerah rawan korosi. Spesifikasi tiang beton mengacu pada STEL-L- 022, STEL-L-023 & STEL-L- 024

2.2.3. Sekang Ulir / Spanwartel : Spanwartel yang digunakan untuk instalasi memiliki ukuran ½ inch atau 3/8 inch.

2.2.4. Baut 5/8 inch : memiliki panjang 120 mm dengan kepala persegi ukuran 20 x 20 x 13 mm

2.2.5. Isolasi PVC atau Kawat Ikat 0,8 mm : dililitkan pada kabel udara di kedua sisi sebagai penahan pemisah / split stopper

2.2.6. Besi Sekang / Pole Strep : memiliki ukuran diameter 75 mm , tebal 5 mm, dan lebar 40 mm

3. Keselamatan Kerja

3.1. Pemahaman

3.1.1. 1. Langkah-langkah atau aturan-aturan keselamatan kerja yang baik dan benar 2. Menghindarkan hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan atau yang membahayakan 3. Bekerja tidak terburu-buru, teliti dan hati-hati

3.2. Perkakas Sebelum Digunakan

3.2.1. 1. Pergunakan alat kerja yang tepat untuk setiap pekerjaan 2. Pastikan bahwa perkakas yang akan digunakan dalam kondisi baik dan tidak ada kekurangan kelengkapannya 3. Pergunakan alat pelindung diri bagi pekerjaan- pekerjaan yang berbahaya

3.3. Memasang Keselamatan Kerja

3.3.1. 1. Instalasi fasilitas keselamatan kerja harus dilakukan dengan benar untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu fasilitas keselamatan kerja tidak boleh dicabut selama proyek kerja masih berlangsung. 2. Papan peringatan dan safety cones harus berukuran besar dan menggunakan lampu. 3. Papan peringatan dapat dipasang pada jarak 50-100 m dari lokasi konstruksi. 4. Karena waktu memasang dan mencabut fasilitas keselamatan kerja sangat berbahaya, maka harus ada orang yang mengatur lalu lintas dan dalam waktu yang secepatnya. 5. Setelah fasilitas keselamatan kerja dipasang, pastikan fasilitas-fasilitas tersebut dapat bekerja dengan baik.

3.4. Tujuan Memasang Papan Peringatan

3.4.1. 1. Papan peringatan dipasang agar pengemudi dan pejalan kaki dapat mengetahui bahwa sedang ada konstruksi. 2. Papan peringatan dipasang agar lalu lintas dan pekerjaan konstuksi semuanya berjalan dengan lancar. 3. Fasilitas keamanan kerja dipasang terutama untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

4. Pemasangan

4.1. Jenis-Jenis Tiang

4.1.1. 1. Penanaman Tiang Besi 2. Penanaman Tiang Beton 3. Penanaman Tiang Kayu

4.2. Persyaratan Lokasi Tiang

4.2.1. a. Lokasi tiang tidak boleh mengganggu pejalan kaki atau kendaraan. b. Penempatan tiang diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu estetika pemandangan dan keindahan. c. Umumnya jarak antar tiang, untuk dalam kota sekitar 40 meter dan untuk luar kota sekitar 50 meter. d. Pemasangan tiang diusahakan di batas persil (batas antara 2 kavling tanah/rumah yang berdampingan).

4.3. Persyaratan Pemasangan Perangkat Pada Tiang

4.3.1. a. Tiang tempat pemasangan kabinet/perangkat harus kuat dan cukup menahan beban perangkat bila perlu dipakai tiang ganda, berat maksimum pemasangan perangkat di tiang adalah 75 kg. b. Kabel bawah tanah yang menuju perangkat agar terhindar gangguan eksternal sehingga harus diberi pipa pelindung (Riser Pipe) dari besi dan di klem kepada Tiang, tinggi pipa pelindung dari permukaan tanah adalah 3 meter. c. Bagian bawah Tiang yang ditanam harus dicor dengan ketinggian dan kedalaman 30 cm dari permukaan tanah d. Pembuatan pondasi dilaksanakan sebelum perangkat dipasang dan harus benar benar kering sebelum dipakai. e. Tinggi tiang yang dapat dipakai minimal 7 meter, sedangkan tinggi perangkat dari atas tanah minimal 4,2 meter

4.4. Langkah-Langkah

4.4.1. Penanaman Tiang Besi

4.4.1.1. 1. Membuat lubang untuk untuk penanaman tiang dengan ukuran sebesar diameter tiang ditambah 5 cm disekelilingnya dan dengan kedalaman 1/5 panjang tiang. 2. Tiang didirikan tegak lurus ditengah-tengah lubang, kemudian lubang ditimbun dengan tanah bekas galian dan dipadatkan. 3. Tiang dicat dengan cat besi warna hitam dan ban warna perak 4. Untuk mencegah korosi, pada bagian tiang yang berada kurang lebih 30 cm diatas atau dibawah permukaan tanah, harus dicor beton ( voetstuk )

4.4.1.1.1. Cara Pembuatan Kaki Beton (Voetstuk)

4.4.2. Penanaman Tiang Beton

4.4.2.1. 1. Membuat lubang galian dengan sebesar diameter tiang ditambah dengan 10 cm kelilingnya dan dengan kedalaman 1/6 panjang tiang ditambah 20 cm untuk lapisan dasar 2. Sebelum tiang beton ditanam, batu-batu ukuran sedang (d = 5-20 cm) atau sirtu atau koral dimasukan ke dasar lubang sebagai lapisan dasar setebal 20 cm 3. Memasang peralatan kaki tiga dan katrol, sehingga posisi tengah-tengah tiang berada di bawah puncak kaki tiga tersebut 4. Tiang ditambat pada katrol dengan bantuan kawat sling dengan posisi ikatan kawat ± 0,55 panjang tiang dari ujung bawah, selanjutnya tiang didirikan di tengah- tengah lubang dengan bantuan katrol 5. Setelah diteliti bahwa tiang sudah berdiri tegak lurus, kemudian lubang ditimbun dan dipadatkan. Selanjutnya dilakukan pemadatan dengan ukuran sirtu/ koral dan batu-batuan pada celah lubang antara tiang beton dan tanah lapis demi lapis secara merata dengan menggunakan linggis 6. Setelah pemasangan tiang selesai peralatan kaki tiga dibongkar

4.4.3. Penanaman Tiang Kayu

4.4.3.1. Pada prinsipnya sama dengan cara mendirikan tiang besi. Perbedaannya adalah bahwa untuk penanaman tiang kayu tidak diperlukan pemasangan kaki beton. Sebagai gantinya maka bagian tiang yang tertanam harus dibalut karung/goni yang dicelup dengan bahan anti rayap

4.4.4. Pemasangan Temberang

4.4.4.1. Temberang adalah suatu perlengkapan pada tiang yang berfungsi untuk memperoleh keseimbangan gaya yang bekerja pada suatu tiang dengan maksud agar tiang tetap berdiri dengan tegak dan kuat. Sifat dari temberang adalah menetralisir gaya yang bekerja pada tiang terutama yang disebabkan tarikan kabel / saluran.

4.4.4.2. Jenis-Jenis Temberang

4.4.4.2.1. 1. Temberang Tarik : adalah temberang yang dibuat dari beberapa kawat baja yang dipilin menjadi satu dan dipasang langsung pada tiang dengan perlengkapan bantu berupa batang besi, pelat ulir dan sekang ulir 2. Temberang Sokong : adalah temberang yang menggunakan tiang sebagai penyokong dan dipasang karena di tempat tersebut tidak memungkinkan dipasang temberang tarik 3. Temberang Labrang : menggunakan tiang bantu karena pada tempat tersebut situasinya tidak dapat dibuat temberang tarik langsung maupun temberang sokong. Misalnya pada lokasi dimana di sebelah kanan rute ada sungai dan di sebelah kiri ada jalan

4.4.5. Cara penambatan kabel udara

4.4.5.1. 1. Cara Gantung 2. Cara Tambat 3. Cara Tambat Awal/Akhir

4.4.6. Langkah-Langkah Penarikan kabel udara

4.4.6.1. 1. Persiapan Penarikan a. Pemasangan Penjepit Kabel Udara b. Pemasangan Rol Kabel Udara c. Pengupasan Kabel Penggantung (Bearer) d. Pemasangan Alat Anti Pulir e. Pemasangan Tali Penarik 2. Penguluran Kabel Udara 3. Menegangkan / mengecangkan Kabel 4. Membuat Tambatan Akhir 5. Pemuliran