SOSIAL CONTRUCTIVIST APPROACH

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
SOSIAL CONTRUCTIVIST APPROACH by Mind Map: SOSIAL CONTRUCTIVIST APPROACH

1. Pembelajaran Kooperatif untuk Pembelajaran Kooperatif . Meliputi STAD (divisi prestasi siswa), kelas jigsaw (I dan II), belajar bersama, investigasi grup, dan scripting kooperatif.

1.1. Menciptakan komunitas pembelajaran kooperatif ▹ Kerjasama kelas ▹ Kerjasama antar kelas ▹ Kerjasama seluruh sekolah cooperation Kerjasama orang tua sekolah

1.2. Cara melakukan pembelajaran kooperatif sesuai respon

1.2.1. Anak Usia Dini membuat proyek seni atau memasak bersama. Di dalam tugas ini, anak-anak memiliki tanggung jawab yang berbeda dan belajar untuk bekerja bersamamencapai suatu tujuan.

1.2.2. Anak Usia Dini; kelas 5, membuat grup berisikan empat orang yang sudah dekat dan percaya satu sama lain, bekerja sama dengan baik, dan memiliki keseimbangan gender, kemampuan, dan minat.

1.2.3. SMP kelas 6-8 setiap orang yang memiliki peran; Mereka harus membantu atau melakukan sesuatu terhadap kelompok

2. Dua Kondisi yang penting untuk diterapkan di dalam pembelajaran kooperatif menurut Salvin

2.1. 1. Group reward are Generated 2. Individual Are Held Accountable

2.1.1. `

2.1.1.1. Group Reward Are Generated Memberikan beberapa tipe rekognisi dan Reward supaya anggota grup memiliki rasa bahwa kepentingan utama mereka adalah membantu sesama anggota grup.

2.1.2. Individu Dimiliki Pertanggungjawaban Penting Kuis individu dan Laporan penting untuk dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah siswa melakukan pelonggaran sosial dan mencegah ketertinggalan siswa lainnya yang sedikit berkontribusi terhadap kelompok

3. Sukses untuk semua (Robert Slavin & lainnya) -program membaca secara sistematis -Membaca 90 menit setiap hari -tutor satu persatu siswa -meningkatkan penilaian setiap minggu -Pengembangan profesional untuk guru dan tuto -Tim dukungan keluarga - menyediakan Keterampilan alfabet ketat

4. Pembantu kelas, sukarelawan, mentor

4.1. memberikan bantuan pada individu

4.2. dapat membantu dan mengevaluasi siswa

4.3. dapat dilakukan guru, orangtua, mahasiswa

5. Bimbingan Belajar

5.1. Bimbingan individu lebih efektif dan menguntukan bagi siswa, terutama tidak melakukan pada subjek seacara baik

6. Magang Kognitif

6.1. Hubungan saat seorang ahli membentang dan mendukung pemahaman untuk menggunakan dan menggunakan keterampilan budayanya

7. Guru Dan Rekan Sebaya Sebagai Kontributor Bersama Untuk Pembelajaran Siswa

8. Penataan interaksi kelompok kecil Memberikan peran yang berbeda-beda kepada siswa, Contoh : ● Encourager — mendatangkan siswa yang enggan dan merupakan motivator ● Gatekeeper — menyamakan partisipasi siswa dalam kelompok ● Pelatih — membantu dengan konten akademik ● Pemeriksa — memastikan kelompok memahami materi

9. Konstruktivisme Sosial dalam Konstruktivisme yang Lebih Luas ● Teori Piaget dan Vygotsky adalah konstruktivis. Teori Piaget adalah konstruktivis kognitif, sedangkan Vygotsky adalah konstruktivis sosial. ● Implikasi dari model Vygotsky untuk mengajar adalah untuk menciptakan peluang bagi siswa dalam membangun pengetahuan dan pemahaman

10. Guru dan teman sebaya sebagai kontributor bersama dalam pembelajaran siswa ● Scaffolding , Perancah adalah teknik yang memberikan perubahan tingkat dukungan/afirmasi selama sebuah sesi pengajaran ● Cognitive Apprenticeship , adalah sebuah pembelajaran yang melibatkan seorang pemula dan seorang ahli, yang memperluas dan mendukung pemahaman pemula dan penggunaan keterampilan budaya.

11. menekan dalam kontek sosial mempelajari dan gagasan bahwa pengetahuan saling dibentuk dan dikonstruksi keterlibatan dengan orang lain menciptakan dan berpatisipasi dalam menciptakan pemahaman.

11.1. Vygostky adalah bagian sosial yang dikumpulkan dalam konteks sosial-histori

11.1.1. Vygosty membentuk pengetahuan melalui interaksi sosial dengan yang lain

11.2. Piaget membuat pengetahuan dengan mengubah, mengatur, serta organisasi ulang pengetahuan dan informasi sebelumnya.

11.2.1. Piaget menekankan bawa guru harus memberikan dukungan bagi siswa

12. Research In Cooperative Learning

12.1. ▹ strategi yang sangat efektif untuk mengembangkan prestasi (Han, 2015)

12.2. ▹ memiliki hasil yang positif terhadap prestasi dan sikap terhadap matematika (capar dan tarim, 2016).

13. Tutor yang dilakukan oleh teman sebaya

13.1. ● Tutor teman sebaya memulai kompilasi satu murid mengajar murid yang lain ● Waktu belajar 35 menit dan memesan waktu 15 minggu ● Tutor sebaya memerlukan siswa dalam pembelajaran aktif dan tetap memungkinkan guru kelas untuk membimbing dan belajar siswa.

13.2. John.F.Kennedy di Kampus Peabody di Universitas Vanderbilt ❏ Guru akan mendorong siswa yang kesulitan dan memasangkannya menjadi 2 orang untuk dapat membantu masalah yang dialami siswa lalu siswa akan diminta oleh bergiliran ❏ Aktivitas ini dilakukan 25-35 menit; 2-4 kali seminggu

14. Motivation murid membuat keuntungan yang lebih besar dan motivasi intrinsic untuk belajar konsep aljabar ketika mereka berada di dalam cooperative learning dibandingkan dengan individualistic learning. (Nichols & miller, 1994)

15. Menyusun kelompok 1. · Kemampuan heterogen Kelompok yang dipersiapkan berdasarkan kemampuan secara acak Co: / dalam satu kelas memenuhi dengan anak dengan IQ tinggi, sedang, dan rendah. 2. · Etnis, sosial-ekonomi, dan gender heterogenitas Kelompok yang disusun berdasarkan kelompok, status sosial ekonomi, dan gender secara acak Co: / dalam satu kelompok dipenuhi dengan jumlah anak perempuan dan laki-laki sama-sama bisa

16. Membangun siswa yang membantu siswa menjadi pendengar yang lebih baik membuat siswa memberikan kontribusi pada tim membuat siswa membahas nilai para pemimpin tim