Memperkuat komitmen kebangsaan

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Memperkuat komitmen kebangsaan by Mind Map: Memperkuat komitmen kebangsaan

1. Bentuk bentuk semangat dan komitmen para pendiri bangsa

1.1. PERIODE I : Masa sebelum pergerakan Nasional

1.1.1. Nusantara di miliki oleh kerajaan kerajaan. Pada waktu itu, sudah mulai timbul jiwa,semangat,dll

1.2. Periode II : Masa Pergerakan Nasional

1.2.1. Sebelum masa ini rakyat indonesia yang terjajah masih berjuang dengan sifat masing masing (kedaerahan). Tahap awal perjuangan (pergerakan) nasional di mulai saat tahun 1908 dengan lahirnya budi utomo. Lalu muncullah organisasi kepemudaan lainnya

1.3. PERIODE III : Masa Proklamasi dan Perang Kemerdekaab

1.3.1. Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Lahirnya negara RI tidak di terima pihak belanda. Mulailah bangsa Indonesia melakukan perjuangan dalam segala bidang. Bangsa indonesia berjuang dengan mengangkat senjata dan lainnya

1.4. Periode IV : Masa Perjuangan Mengisi Kemerdekaan

1.4.1. Perjuangan masa ini tidak terbatas waktu karena perjuangan bermaksud mencapai tujuan akhir nasional.

2. Negara kesatuan RI sebagai satu kesatuan

2.1. 1.Indonesia sebagai satu kesatuan politik

2.2. 2. Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah

2.3. 3.Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan

2.4. 4. Indonesia sebagai Satu kesatuan Ekonomi

2.5. 5. Indonesia sebagaisatu kesatuan sosial budaya

3. Mewujudkan perilaku semangat dan komitmen kebangsaan dalam kehidupan

3.1. 1) cinta tanah air

3.1.1. -menjaga keamanan wilayah negara dari segala ancaman

3.1.2. - menjaga kelestarian lingkungan

3.1.3. -mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem

3.1.4. -Rajin belajar guna menguasai IP

3.2. 2)membina persatuan dan kesatuan

3.2.1. - menghormati antarsesama manusia

3.2.1.1. Tidak membeda bedakan

3.2.2. Menjalin persahabatan antar sesama

3.2.3. Mempelajari budaya sendiri dan memahami budaya lain

3.3. Rela berkorban

3.3.1. Berkorban dengan tenaga

3.3.2. Berkorban dengan pemikiran