1. Filsafat ilmu dan etika akademik
1.1. Deskripsi umum
1.1.1. yang dimaksudkan untuk membantu mahasiswa untuk memahami dirinya secara utuh, bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya, menghargai dan bersikap toleransi terhadap perbedaan budaya, agama, pandangan serta dapat menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik dan memiliki integritas akademik
1.2. Tujuan dan manfaat
1.2.1. 1. Dapat berfikir kritis, runtut dan sistematis 2. Dapat melakukan pengkajian, penelitian, dan memutuskan atau mengambil kesimpulan mengenai suatu persoalan secara mendalam dan komprehensif. 3. Terbuka dalam menghadapi persoalan dan lebih bersikap penuh toleransi dengan menginternalisasi nilai, norma dan etika akademik. 4. Mahasiswa memiliki integritas akademik
2. Asal usul kata filsafat
2.1. • Dilihat dari sudut etimologi berasal dari Bahasa Yunani “philosophia” • Dilihat dari sudut logatnya mengambil bentuk kata Bahasa Arab, “falsafah/filsafah” • Dalam bahasa Yunani merupakan kata majemuk, yaitu bentukan dari kata philos/philein dan kata sophia/sofia
3. Arti kata filsafat
3.1. Secara sempit berarti cinta kebijaksanaan Secara luas berarti keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati
4. Filsafat ilmu dan etika akademik
4.1. Pengertian ilmu pengetahuan
4.1.1. PENGETAHUAN (KNOWLEGDE) ≠ ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE) KNOWLEGDE Sejumlah informasi yang diperoleh manusia melalui pengamatan, pengalaman dan penalaran SCIENCE Kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta
4.2. Ciri-ciri ilmu pengetahuan
4.2.1. • Mempunyai obyek kajian • Mempunyai metode pendekatan • Disusun secara sistematis
4.3. Teori Kebenaran
4.3.1. Teori Koherensi
4.3.1.1. Dicetuskan oleh Benedictus Spinoza dan George Hegel Kebenaran adalah sebuah sistem dan seperangkat proposisi yang saling berhubungan secara koheren.
4.3.2. Teori Korespondensi
4.3.2.1. Tokohnya Ibnu Sina dan Thomas Aquinas Kebenaran menurut kelompok ini (kaum realis) adalah kesetiaan terhadap realitas objektif, yakni ada kesesuaian antara pernyataan tentang fakta, atau pertimbangan dengan situasi yang dilukiskan oleh pertimbangan itu.
4.3.3. Teori Pragmantisme Fungsional
4.3.3.1. Tokohnya Charles Sanders Peirce, William James dan John Dewey Suatu pernyataan menjadi benar atau konsekwensi dari pernyataan itu benar jika mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Gagasan menjadi benar dan dibuat benar oleh suatu peristiwa.
4.4. Sumber Science
4.4.1. • Panca indera (Empiris), menekankan pada kemampuan manusia untuk menangkap pengalaman kongkrit yang diterima oleh pancainderanya. • Akal Budi (Rasio), manusia mengetahui dengan membandingkan ide-ide atau pertimbangan-pertimbangan, • Intuisi, pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu, sifatnya personal dan tidak bisa diramalkan. • Wahyu, merupakan pengetahuan yang didapat dari Tuhan
5. Pengertian filsafat
5.1. Sebagai ilmu
5.1.1. PLATO : filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli ARISTOTELES: filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran POEDJAWIJATNA : filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka
5.2. Sebagai pandangan hidup
5.2.1. Pandangan-pandangan (pemikiran-pemikiran) mendalam dan menyeluruh tentang alam semesta, yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari, juga dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya. Bersifat KHAS, artinya masing-masing orang atau kelompok orang memiliki filsafat sebagai pandangan hidupnya sendiri-sendiri.Setiap orang adalah filsuf
5.3. Ciri-ciri filsafat
5.3.1. MENYELURUH (KOMPREHENSIF) Pandangan/pemikiran filsafat itu memiliki jangkauan yang luas dan pluri dimensional MENDASAR (RADICAL) Pemikiran filsafat itu merupakan pemikiran yang mendalam, sampai ke akar-akar suatu persoalan, sehingga hasilnya bersifat fundamental SPEKULATIF (SPECULATIVE) Pemikiran filsafat merupakan usaha perekaan dalam rangka untuk mengadakan penjajagan penyelesaian persoalan-persoalan yang dihadapi manusia secara tuntas.
5.4. Hubungan antara filsafat ilmu dan agama
5.4.1. •TUJUAN filsafat , ilmu dan agama adalah sama yaitu mencari kebenaran •KEBENARAN filsafat bersifat komprehensif dan integral, sedangkan kebenaran ilmu bersifat partial/dimensional. Kebenaran filsafat dan ilmu adalah kebenaran akal pikiran •KEBENARAN agama adalah kebenaran menurut firman Allah.
5.5. Hubungan komplementer
5.5.1. Di satu sisi antara filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama tentang kebenaran kepada manusia Di satu sisi lainnya, agama dapat membantu memberikan jawaban terhadap persoalan-persoalan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu dan filsafat