Get Started. It's Free
or sign up with your email address
ABK ID by Mind Map: ABK ID

1. Hasil : Hasilnya menunjukan peningkatan gangguan mental dikalangan anak-anak dan remaja dengan kecacatan intelektual, akibatnya orang-orang dan remaja dengan kecacatan intelektual menbuat kontribusi yang tidak porprosional dengan morbiditas psikiatris total.

2. Metode : Menggunakan Metode pencarian Komprehensif studi yang menyelelidiki gangguan mental pada anak-anak atau remaja dengan disabilitas Intelektual.

3. Penelitian : Latar belakang mental dan kecacatan intelektual. Resiko yang terkait Komorbiditas ini dengan usia, jenis kelamin, keparahan kecacatan intelektual dan status ekonomi .

4. Komorbiditas Kecacatan Intelektual dan Gangguan Mental pada Anak-anak dan Remaja : Sistematis Tujuan

5. Studi Kelayakan untuk Mengeksplorasi Perilaku Gaya Hidup Orang Dewasa Muda dengan Cacat Intelektual saat Mereka Beralih dari Sekolah ke Dewasa.

5.1. Latar belakang : Transisi dari masa remaja ke masa dewasa adalah periode resiko tinggi untuk kenaikan berat badan. Ada spekulasi bahwa juga bisa menjadi reziko bagi orang dewasa dengan cacat intelektual. Orang dewasa dengan kecacatan intelektual memiliki tingkat obesitas yang lebih tinggi , ada kebutuhan untuk memahmi le ih banyak tentang perilaku gaya hidup populasi ini selama masa transisi menuju kedwasan. Dengan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang kelanjutan studi kelayakan yang baik, yang dirancang untuk kaum muda penyandang cacat intelektual.

5.1.1. Metode : Menggunakan Strategi Rekrutmen, menggunakan sampel 30 peserta dengan tingkat kecacatan intelektual ringan-sedang.

5.1.1.1. Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk menguji kelayakan rekrutmen, retensi peserta dan pengukuran hasil perilaku kesehatan yang relevan. Studi ini akan menilai kelayakan pemantauan berat badan, diet dan tingkat aktivitas fisik pada remaja selama periode transisi 12 bulan dari sekolah kehidupan dewasa.

6. Tujuan Sistematis dan Meta-analisis Intervensi untuk Meningkatkan Aktivitas Fisik pada Anak-anak dan Remaja dengan Cacat Intelektual

6.1. Latar belakang meningkatkan aktivitas fisik melalui intevensi dapat mempromosikan fisik dan manfaat kesehatan mental pada anak-anak dan remaja. Studi ini meninjau secara sistematis bagaimana intervensi yang efektif ada pada peningkatan anak-anak dan remaja dengan ID.

6.2. Metode : Menggunakan beberapa metode yaitu Strategi pencarian, kriteria kelayakan, seleksi studi, ekstrasu data, penilaian kualitas metodologis, sintesis data.

6.3. Hasil : Hasil 5 studi memenuhi kriteria kelakayan dan dimasukan ulasan. intervensi tidak cukup mendukung perubahan PA untuk meningkatkan kesehatan. Meta-analisis menunjukan bahwa kelompok intervensi tidak lebih efektif pada peningkatkan level PA pasca intervensi dibandangkan dengan kontrol.

7. Perbedaan Gender dalam Inklusi Sosial Remaja dengan Autisme Cacat Intelektual.

7.1. Penelitian ini untuk mengetahui peran perbedaan gender dalam inklusi sosial anak-anak dan remaja dengan gangguan Spektrum autisme (ASD) dan kecacatan Intelektual. Menggunakan sampek 420 peserta debgan ASD dan ID berusia antara 4 dan 21 tahun. Perbedaan gender ini ditemukan dalam inklusi sosial.

7.1.1. Metode : Menggunakan metode sampel yang terdiri sari 420 peserta.

7.1.1.1. Hasil : Perbedaan gender menunjukan hasil bahwa jenis kelamin Pria cenderung menunjukan skor yang paling besar tentang inklusi sosial.

8. Tingkat Aktivitas Fisik pada Orang Dewasa Lebih Tua dengan Cacat Intelektual adalah Sangat Rendah

8.1. Penelitian : Studi ini mengukur tingkat aktivitas fisik dalam sampel berbasis populasi yang reprensentatif orang dewasa yang lebih tua (berusia 50 tahun) debgan cacat intelektual.

8.1.1. Metode : Penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut: Desain studi dan peserta, Karakteristik umum, Pengukuran aktifitas fisik, Penilaian kelompok resiko, Prosedur, analisis data.

8.1.1.1. Hasil : Dari 1050 peserta dalam studi HA-ID, memiliki pengukuran yang sukses dengan pedometer. Menunjukan kemajuan peseerta melalui studi, dan data tentang drop-out, alasan utama drop out adalah cacat fisik, kecepatan berjalan, dan pemahaman yang terbatas atau tidak bekerja sama peserta. Jenis kelamin perempuan, usia yang lebih tua, ID yang lebih parah, dan gangguan mobilitas semuanya merupakan aktivitas fisiknya sangat rendah.r