Titrimetri Kelas A

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Titrimetri Kelas A by Mind Map: Titrimetri Kelas A

1. 1) Pelarutan zat terlarut murni Zat kimia di laboratorium pada umumnya berupa zat padat. Larutan dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu. Padatan -> Timbang -> Gram a) Konsentrasi Persen (% b/v) Konsentrasi n % zat X sebanyak v L atau mL: n x v/100 = gram zat X b) Konsentrasi Molaritas (M) Konsentrasi Molaritas zat X sebanyak v L: gram = BM x M x L c) Konsentrasi Normalitas (N) Konsentrasi Normalitas zat X sebanyak v L: gram = BE x M x L 2) Pengenceran larutan pekat Pengenceran menyebabkan volume dan kenormalan (N) atau kemolaran (M) berubah tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Larutan yang mengandung sedikit zat terlarut disebut larutan encer (dilute) Larutan yang mengandung banyak zat terlarut disebut larutan pekat (concentrated) V1 x N1 = V2 x N2 V1 = Volume larutan encer yang akan dibuat, mL atau L N1 = Konsentrasi larutan encer yang dibuat, dalam konsentasi %, M atau N V2 = Volume larutan yang dicari (larutan pekat yang akan diencerkan), mL atau L N2 = Konsentrasi larutan stok (larutan pekat yang akan diencerkan), dalam konsentrasi %, M atau N Catatan : N pada pengenceran larutan pekat tidak selalu dalam konsentrasi normalitas. N dapat juga berarti konsentrasi molaritas dan persen.

2. Titrasi Asam Basa

2.1. Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. (Kompetitor Rachmi Ilma Zahtira 1810714014)

3. Ganti peran, untuk lawan main, yang menemukan bahasan baru jangan Lupa Tulis (Kompetitor IBNU 123456)

4. Jenis Titrimetri Berdasarkan Jenis Reaksi (Siti Maulidina Tasya 1810714091)

4.1. Reaksi Metatetik

4.1.1. Titrasi Pengendapan

4.1.2. Titrasi Kompleksometri

4.2. Reaksi Redoks

4.2.1. Titrasi Permanganatometri

4.2.2. Titrasi Iodo/Iodimetri

4.2.3. Serimetri

4.2.4. Dikromatometri

5. Titik Ahkir Titimetri

5.1. Titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukkan titik evakuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Veronica Juliantina 1810714089

6. Titik Ekuivalen

6.1. Titik ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stoikiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar (Chanagung Ajied 1810714076)

6.1.1. titik ekuivalen adalah titik dimana titran ditambahkan tepat bereaksi dengan seluruh zat yang di titrasi tanpa ada titran yang tersisa, dengan kata lain jumlah mol titran dengan jumlah mol titrat setara menurut stokiometri (kompetitor Delfianny Octausgoraputry 1810714002)

7. Cara Pembuatan Larutan: (Nadia Salsabilla) 1810714093

8. titik akhir titrasi jatuh berdekatan dengan titik ekivalen (Andita Arifianita 1810714088)

9. Penggolongan Analisis Titrimetri (Kompetitor Olla Wilda Nasyiba - 1810714073)

9.1. Berdasarkan Reaksi Kimia

9.1.1. ·Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi) ·Reaksi oksidasi-reduksi (redoks) ·Reaksi Pengendapan (presipitasi) ·Reaksi pembentukan kompleks

9.2. Berdasarkan Cara Titrasi

9.2.1. ·Titrasi langsung ·Titrasi kembali (titrasi balik/residual titration)

9.3. Berdasarkan Jumlah Sampel

9.3.1. Titrasi Makro

9.3.1.1. Jumlah sampel : 100 – 1000 mg Volume titran : 10 – 20 mL Ketelitian buret : 0,02 mL

9.3.2. Titrasi Semi Mikro

9.3.2.1. Jumlah sampel : 10 – 100 mg Volume titran : 1 – 10 mL Ketelitian buret : 0,001 mL

9.3.3. Titrasi Mikro

9.3.3.1. Jumlah sampel : 1 – 10 mg Volume titran : 0,1 – 1 mL Ketelitian buret : 0,001 mL

10. Indikator titik akhir (Azzah Khansa 1810714083)

10.1. Konduktan

10.1.1. konduktivitas dari satu larutan tergantung kepada ion-ion yang terdapat di dalamnya. Selama titrasi, konduktivitas berubah secara nyata.

10.2. Perubahan warna

10.2.1. Dalam beberapa reaksi, larutan berubah warna tanpa penambahan indikator.

10.3. Precipitasi

10.3.1. Jika reaksi membentuk satu padatan, maka satu presipitat akan terbentuk selama titrasi.

11. Dalam setiap metode titrimetri selalu terjadi reaksi kimia antara komponen analit dengan zat pendeteksi yang disebut titran (Kompetitor Naritsa Rihansjah - 1810714069)

11.1. Analit + Titran --> Hasil reaksi

12. Definisi titrimetri

12.1. adalah pengukuran volume dalam larutan yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan sevolume atau sejumlah berat zat yang akan ditentukan. jihaan Nim 1810714094

13. 4 Persyaratan Metode Titrimetri (Jihaan Alyaa 1810714094)

13.1. 1. Reaksi kimia yang berlangsung harus mengikuti persamaan reaksi tertentu dan tidak ada reaksi sampingannya.

13.2. 2. Reaksi pembentukan produk dapat berlangsung sempurna pada titik akhir titrasi. Jihaan-1810714094

13.3. 3. Larutan baku yang direaksikan dengan analat mudah didapat dan sederhana menggunakannya serta harus stabil sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah bila disimpan. Zulfa 1810714095

13.4. 4. Cepat dan reversible (dasar praktis). Bila tidak cepat, titrasi akan memakan waktu terlalu lama. Lebih-lebih menjelang titik akhir, reaksi akan semakin lambat karena konsentrasi titran mendekati nol (kecepatan reaksi sebanding dengan konsentrasi). Bila reaksi tidak reversible, penentuan akhir titrasi tidak tegas. Zulfa 1810714095

13.5. Kompetitor Elisa Aprilia Dewi 1810714071 5. Reaksi tidak boleh menghasilkan reaksi samping 6. Harus digunakan beberapa indikator dan metode untuk menetapkan kapan titik ekuivalen tercapai dan kapan penambahan titran dihentikan

14. Alat-Alat yang Digunakan untuk Titimetri (Natalia Cristine 1810714082)

14.1. 1. Alat pengukur volume kuantitatif seperti buret, labu tentukur, dan pipet volume yang telah di kalibrasi.

14.2. 2. Larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti atau baku primer dan sekunder dengan kemurnian tinggi.

14.3. 3. Indikator atau alat lain yang dapat menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai.

15. Metode Penentuan Titik Akhir Titrasi (Zulfa 1810714095)

15.1. 1. Indikator

15.2. 2. Potensiometer

15.3. 3. pH meter

15.4. 4. Konduktivitas

15.5. 5. Perubahan warna

15.6. 6. Pengendapan

15.7. 7. Titrasi kalorimeter isothermal

15.8. 8. Titrimetri thermometri

15.9. 9. Spektroskopi

15.10. 10. Amperometri

16. Pelaksanaan pengukuran volume ini disebut juga titrasi, yaitu larutan penitar diteteskan setetes demi setetes ke dalam larutan sampel sampai tercapai titik akhir. (Siti Maulidina Tasya 181014091)

17. pengertian Analisis titrimetri (Jihaan Alyaa - 1810714094

17.1. Analisa titrimetri atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.

18. Larutan baku (jihaan alyaa - 1810714094

18.1. Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).

18.2. Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).

18.3. Macam larutan baku (kompetitor Naritsa - 69)

18.3.1. Larutan Baku Primer

18.3.1.1. Zat baku primer, adalah zat baku yang langsung dapat digunakan dalam titrasi sehingga dapat menentukan jumlah zat yang dianalisa.

18.3.1.1.1. Contoh : H2C2O4 , Na2C2O4 , KBrO3 , KIO3 ,NaCl, boraks, dan Na2CO3

18.3.2. Larutan Baku Sekunder

18.3.2.1. Zat baku sekunder adalah zat baku yang konsentrasinya harus dibakukan dengan zat baku primer.

18.3.2.1.1. Contoh : NaOH, KOH, KMnO4 , HCl, H2SO4

19. Tahapan Pelaksanaan Titrimetri (Farah Devina 1810714090)

19.1. 1. Merangkai Peralatan Titrasi

19.2. 2. Menyiapkan Larutan Standar

19.3. 3. Melaksanakan Titrasi

20. Jenis-Jenis Titrasi (Kompetitor Vita Triana 1810714065)

20.1. 1. Titrasi Asam Basa

20.2. 2. Titrasi Redoks

20.3. 3. Titrasi Fasa Gas

20.4. 4. Titrasi Kompleksometri

20.5. 5. Titrasi Potensial Zeta

20.6. 6. Asai

21. Larutan standar yang ideal untuk titrasi (Kompetitor Jihan Juzailah 1810714067)

21.1. 1. Cukup stabil sehingga penentuan konsentrasi cukup dilakukan sekali

21.2. 2. Bereaksi cepat dengan ana;lit sehingga waktu titrasi dapat dipersingkat

21.3. 3. Bereaksi sempurna dengan analit sehingga titik akhir yang memuaskan dapat dicapai

21.4. 4. Melangsungkan reaksi selektif dengan analit