Patologi Usus Halus dan Usus Besar

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Patologi Usus Halus dan Usus Besar by Mind Map: Patologi Usus Halus dan Usus Besar

1. Obstruksi Usus

1.1. Penyakit Hirschsprung

1.1.1. Definisi : Kelainan kongenital pada saluran pencernaan, ditandai dengan hilangnya sel ganglion pada intestinal distal dan dapat mempengaruhi intestinal proksimal

1.1.2. Etiologi : Kombinasi dari kegagalan migrasi sel krista saraf dengan peranan genetik

1.1.3. Manifestasi Klinis : -Gangguan motilitas usus -Pasase mekonium dalam 48 jam pertama kehidupan -Konstipasi -Muntah bilier -Distensi abdomen -Diare

1.1.4. Penatalaksanaan : Pembedahan

1.2. Hernia abdomen

1.2.1. Definisi : Peristiwa ketika bagian dari usus atau peritoneum terdorong melalui celah di dinding perut

1.2.2. Etiologi : kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneal, termasuk saluran inguinal dan femoral, umbilikus dan tempat jaringan parut akibat pembedahan

1.2.3. Manifestasi Klinis : -Dapat dirasakan atau bahkan dilihat sebagai tonjolan -Dapat menimbulkan nyeri -Dapat menimbulkan sensasi terbakar -Dapat menimbulkan sensasi tertekan atau tertarik

1.2.4. Penatalaksanaan : Pembedahan

1.3. Adhesi

1.3.1. Definisi : Pita jaringan parut berserat yang terbentuk pada organ di perut

1.3.2. Etiologi : Konsekuensi dari operasi intra-peritoneal

1.3.3. Penatalaksanaan : -Laparoskopi -Pembedahan

1.4. Volvulus

1.4.1. Definisi : Kelainan kongenital yang disebabkan oleh kegagalan rotasi atau fiksasi usus baik secara parsial maupun komplit pada masa perkembangan fetus

1.4.2. Etiologi : -Kelainan bawaan -Obat-obatan neuroleptik -Konstipasi kronik -Diet tinggi serat berlebihan menyebabkan kelebihan beban colon sigmoid -Chagas disease

1.4.3. Manifestasi Klinis : -Nyeri abdomen -Muntah -Konstipasi -BAB berdarah -Demam -Nyeri tekan -Lemas

1.4.4. Penatalaksanaan : -Sigmoidoskopi -Pembedahan

1.5. Intususepsi

1.5.1. Definisi : Obstruksi intestinal yang disebabkan oleh prolaps atau invaginasi satu segmen saluran cerna ke dalam lumen segmen lain yang letaknya berdampingan

1.5.2. Etiologi : -Idiopatik -Pathological Lead Point -Penyakit sistemik

1.5.3. Manifestasi Klinis : -Nyeri abdomen akut -Mual -Muntah -Diare -Kembung

1.5.4. Penatalaksanaan : -Air enema -Liquid enema -Pembedahan

2. Kelainan Vaskular Usus

2.1. Iskemik Usus

2.1.1. Definisi : Kondisi ketika aliran darah ke usus menurun karena pembuluh darah yang tersumbat

2.1.2. Etiologi : -Embolik arteri mesentrika -Hipoperfusi usus atau iskemia mesenterik nonocclusive -Trombosis arteri mesentrika -Trombosis vena mesentrika -Diffused atherosclerotic disease

2.1.3. Manifestasi Klinis : -Nyeri abdomen sebelah kiri dan periumbilical -Perdarahan rectal -Diare disertai perdarahan -Penurunan berat badan

2.1.4. Penatalaksanaan : -Pemeliharaan saturasi oksigen yang memadai, stabilitas hemodinamik, dan koreksi kelainan elektrolit -Mechanical thrombectomy -Catheter-directed thrombolysis -Balloon Angioplasty -Embolectomy -Mesenteric bypass

2.2. Hemoroid

2.2.1. Definisi : Pelebaran pembuluh darah pada rektum bagian distal

2.2.2. Etiologi : -Etiologi pasti hemoroid belum jelas. Hingga saat ini diduga diakibatkan akibat pergeseran bantalan anal kanal -Konstipasi kronik dan mengejan -Kehamilan atau lesi desak ruang pada pelvis (peningkatan tekanan intra abdomen) -Kurang mengonsumsi makanan tinggi serat

2.2.3. Manifestasi Klinis : -Perdarahan saat buang air besar -Rasa sakit saat buang air besar -Gatal pada anus

2.2.4. Penatalaksanaan : -Terapi non farmakologi berupa modifikasi diet tinggi serat -Perbaikan bowel habit -Oral flavonoids -Oral calcium dobesilate -Pemberian obat topikal local anesthesia, corticosteroids, antibiotics dan anti-inflammatory drugs -Sclerotherapy -Rubber band ligation -Infrared coagulation -Radiofrequency ablation -Cryotherapy -Hemorrhoidectomy -Plication

3. Diare

3.1. Definisi : Peningkatan massa tinja, frekuensi atau fluiditas, khas volumenya lebih dari 200 ml per hari, yang diikuti gangguan sekurang-kurangnya satu dari empat fase absorpsi nutrien : pencernaan intraluminal, pencernaan terminal, transpor transepitel, transportasi limfatik

3.2. Etiologi : -Infeksi virus, parasit, bakteri -Malabsorpsi -Inflammatory Bowel Disease (IBD) -Efek samping obat-obatan

3.3. Manifestasi Klinis : -Frekuensi buang air besar berlebihan -Konsistensi terlalu cair -Kadang feses disertai darah dan lendir -Nyeri abdomen -Muntah -Kembung -Demam

3.4. Penatalaksanaan : -Mengisi kembali kehilangan cairan dan elektrolit -Konsumsi makanan tinggi serat -Suplemen probiotik -Terapi antibiotik empiris dengan fluoroquinolone oral

3.5. Diare Malabsorpsi

3.5.1. Fibrosis Kistik

3.5.1.1. Definisi : Kelainan transpor epitel yang memengaruhi sekresi cairan pada kelenjar eksokrin dan lapisan epitel dari saluran pernapasan, gastrointestinal dan reproduktif

3.5.2. Penyakit Celiac

3.5.2.1. Definisi : Enteropati imun yang dipicu oleh konsumsi sereal yang mengandungi gluten

3.5.3. Enteropati Lingkungan (Tropikal)

3.5.3.1. Definisi : Sindrom pertumbuhan terhambat dan fungsi usus yang terganggu, yang biasa terdapat di negara berkembang

3.5.4. Defisiensi Laktase (Disakaridase)

3.5.4.1. Definisi : -Kelainan autosom resesif yang disebabkan oleh mutasi gen yang mengkode laktase -Dapat juga disebabkan downregulation dari ekspresi gen laktase

3.5.5. Abetalipoproteinemia

3.5.5.1. Definisi : Penyakit autosom resesif yang ditandai oleh ketidakmampuan untuk mensekresi lipoprotein kaya trigliserida

3.5.6. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

3.5.6.1. Irritable bowel syndrome (IBS) ditandai oleh nyeri abdomen kronik dan berulang, kembung dan perubahan kebiasaan defekasi, termasuk diare dan konstipasi

3.5.7. Kolitis Mikroskopik

3.5.7.1. -Kolitis Kolagenosa : Adanya lapisan kolagen subepitel yang tebal, peningkatan jumlah Iimfosit intraepitel dan campuran infiltrat radang di lamina propria -Kolitis Limfositik : mirip, tetapi lapisan kolagen sub epitel ketebalannya normal dan peningkatan limfosit intra epitel mungkin lebih besar, sering melebihi satu limfosit T per lima kolonosit

3.5.8. Penyakit Graft-Versus-Host

3.5.8.1. Definisi : Penyakit yang terjadi setelah transplantasi sel puncahematopoietik alogenik

3.6. Infeksi Enterocolitis

3.6.1. Kolera

3.6.1.1. Definisi : Penyakit yang disebabkan organisme Vibrio cholerae yang berbentuk koma, gram negatif

3.6.2. Champylobacter enterocolitis

3.6.2.1. Definisi : Inflamasi akut pada intestinal yang disebabkan oleh bakteri Campylobacter jejuni yang merupakan bakteri enterik patogen yang sering ditemukan di negara maju dan merupakan penyebab penting dari traveler's diarrhea

3.6.3. Shigelosis

3.6.3.1. Definisi : Penyakit yang disebabkan oleh Organisme Shigela yang memiliki basil gram-negatif, tidak berkapsul, tidak bergerak, dan anaerob fakultatif

3.6.4. Eschericia Coli

3.6.4.1. ETEC

3.6.4.1.1. Definisi : Penyebab utama untuk diare traveler's dan menyebar melalui rute fecal-oral.

3.6.4.2. EHEC

3.6.4.2.1. Definisi : Wabah E. coli serotipe 0157:H7 yang disebabkan konsumsi makanan berbahan daging, susu dan sayuran yang kurang adekuat masaknya. Menghasilkan toksin seperti Shiga dan dapat menyebabkan disentri. Mereka dapat juga menimbulkan sindrom uremia hemolitik

3.6.4.3. EIEC

3.6.4.3.1. Definisi : Secara bakteriologik menyerupai Shigela, tetapi tidak menghasilkan toksin. Mereka menginvasi sel epitel usus dan menyebabkan diare berdarah

3.6.4.4. EAEC

3.6.4.4.1. Definisi : E. coli yang menempel pada enterosit oleh fimbriae pelekatan, menghasilkan LT dan toksin seperti Shiga

3.6.5. Penyakit parasit

3.6.5.1. Ascaris lumbricoides

3.6.5.1.1. Definisi : Nematoda yang menginfeksi manusia akibat terkontaminasi fecal oral manusia

3.6.5.2. Strongyloides

3.6.5.2.1. Definisi : Larva Strongyloides hidup di tanah yang terkontaminasi tinja dan dapat menembus kulit utuh

3.6.5.3. Necator americanus & Ancylostoma duodenale

3.6.5.3.1. Definisi : Cacing tambang yang menyebabkan morbiditas yang signifikan. Infeksi dimulai oleh larva yang menembus kulit. Merupakan penyebab utama anemia defisiensi besi di negara berkembang

3.6.5.4. Giardia lamblia

3.6.5.4.1. Definisi : Protozoa berflagela ini disebut juga sebagai Giardia duodenalis atau Giardia intestinalis, yang merupakan sebagian besar infeksi parasit patogen pada manusia dan tersebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja

3.6.6. Pseudomembranosa Kolitis

3.6.6.1. Definisi : Kondisi inflamasi colon yang ditandai dengan plak kuning-putih tinggi yang bersatu untuk membentuk pseudomembran pada mukosa

3.6.6.2. Etiologi : -Infeksi clostridium difficile -Penggunaan antibiotik spektrum luas

3.6.6.3. Manifestasi Klinis : -Nyeri abdomen -Diare -Demam -Leukositosis

3.6.6.4. Penatalaksanaan : -Pemberian vancomycin and fidaxomicin -Metronidazole

3.6.7. Salmonellosis

3.6.7.1. Definisi : Infeksi Salmonella nontifoid yang disebabkan oleh Salmonella enteritidis

3.6.7.2. Etiologi : -Makanan yang terkontaminasi, terutama daging yang mentah atau kurang matang, ayam, telur, dan susu

3.6.7.3. Manifestasi Klinis : -Gastroenteritis -Bacteremia -Infeksi endovaskular -Mual -Muntah -Diare

3.6.7.4. Penatalaksanaan : -Rehidrasi dan penggantian elektrolit -Fluoroquinolone oral, azitromisin, trimethoprim-sulfamethoxazole, atau amoksisilin untuk bacteremia

3.6.8. Demam Tifoid

3.6.8.1. Definisi : Demam akut sebagai akibat respon tubuh terhadap pirogen yang dikeluarkan oleh bakteri Salmonella typhi ke dalam darah, yang telah menginfeksi jaringan limfoid plak Peyeri ileum bagian distal

3.6.8.2. Etiologi : -Bakteri Salmonella typhi

3.6.8.3. Manifestasi Klinis : -Demam bersifat stepladder -Berkeringat banyak setiap siklus demam turun (diaphoresis) -Malaise -Nyeri abdomen menyeluruh -Konstipasi -Lidah kotor (Coated tongue) -Brakikardia

3.6.8.4. Penatalaksanaan : -Terapi antibiotik (Fluoroquinolone, Ciprofloxacin, Amoxicillin) -Vaksinasi profilaksis -Menjaga hidrasi yang cukup selama diare

3.6.9. Norovirus

3.6.9.1. Definisi : Agen yang biasa terdapat pada gastroenteritis infeksius non bakteri

3.6.9.2. Etiologi : -Makanan dan minuman yang terkontaminasi -Transmisi orang ke orang

3.6.9.3. Manifestasi Klinis : -Diare -Muntah -Nyeri perut -Demam -Menggigil -Myalgias

3.6.9.4. Penatalaksanaan : -Rehidrasi oral dengan cairan dan elektrolit -Pemberian cairan intravena -Interferons dan ribavirin

3.6.10. Rotavirus

3.6.10.1. Definisi : Agen penyebab utama gastroenteritis parah dan dehidrasi pada anak-anak <5 tahun

3.6.10.2. Etiologi : -Terdapat pada feses dalam jumlah yang besr -Ditransmisikan terutama melalui rute faecal-oral -Contaminated fomites

3.6.10.3. Manifestasi Klinis : -Diare -Muntah -Malaise -Demam

3.6.10.4. Penatalaksanaan : -Manajemen cairan dan elektrolit (termasuk ORS dan rehidrasi intravena) -Manajemen diet -Penggunaan probiotik -Anti-emetik -Obat antisecretory -Antivirus

4. Inflamasi Usus

4.1. Divertikulitis Sigmoid

4.1.1. Definisi : Peradangan karena mikro-perforasi diverticulum

4.1.2. Etiologi : -Konsumsi makanan rendah serat, tinggi lemak, daging merah secara berlebihan -Obesitas dan kebiasaan merokok meningkatkan risiko -Penggunaan obat-obatan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), steroids, dan opiates

4.1.3. Manifestasi Klinis : -Nyeri perut bagian kuadran kiri bawah -Perubahan kebiasaan buang air besar, baik diare (35%) atau sembelit (50%) -Mual muntah -Teraba massa saat palpasi -Peritoneal signs

4.1.4. Penatalaksanaan : -Diet tinggi serat -Penggunaan obat antiinflamasi, probiotik, dan antibiotik -Pembedahan pada kasus divertikulitis dengan komplikasi (perforasi, abses, striktur, dan fistula)

4.2. Inflammatory Bowel Disease (IBD)

4.2.1. Penyakit Crohn's

4.2.1.1. Definisi : Penyakit inflamasi sistemik berulang yang mempengaruhi sistem gastrointestinal, berkaitan dengan gangguan sistem imun,peradangan meluas melalui seluruh ketebalan dinding usus dari mukosa ke serosa

4.2.1.2. Etiologi : Penyebab penyalit hingga saat ini masih belum jelas, namun diduga disebabkan interaksi dari multifaktor seperti genetik dan imunitas, mikrobiologi, serta faktor lingkungan (diet, psikososial, perilaku merokok, serta penggunaan anti-inflamasi non steroid / NSAID)

4.2.1.3. Manifestasi Klinis : -Diare persisten atau nokturnal -Nyeri abdomen -Penurunan berat badan -Demam -Perdarahan rectal -Kembung

4.2.1.4. Penatalaksanaan : -Penyakit ringan hingga sedang dapat diobati dengan mesalamine oral, imunomodulator seperti thiopurines (mercaptopurines, azathioprine), methotrexate, dan steroid -Penyakit sedang hingga berat (termasuk penyakit fistulisasi) paling baik diobati menggunakan kombinasi imunomodulator dan biologik (infliximab, adalimumab, golimumab, vedolizumab) atau biologik saja -Pembedahan dapat dilakukan jika sudah komplikasi -Suplementasi gizi sangat dianjurkan sebelum dan selama pengobatan

4.2.2. Kolitis Ulseratif

4.2.2.1. Definisi : Inflamasi kronik pada mukosa kolorektal yang ditandai dengan diare berdarah hilang timbul. Proses inflamasi pada kolitis ulseratif terjadi pada lapisan mukosa yang terjadi mulai dari rektum, dan menyebar ke arah proksimal hingga seluruh kolon

4.2.2.2. Etiologi : Etiologi kolitis ulseratif masih dianggap idiopatik karena belum ditemukan penyebab jelas. Diperkirakan adanya peran faktor genetik berupa kelainan gen human leukocyte antigen (HLA) sebagai faktor pencetus kolitis ulseratif

4.2.2.3. Manifestasi Klinis : -Diare disertai perdarahan, dengan atau tanpa mukus -Tenesmus -Malaise -Nyeri perut -Penurunan berat badan -Demam

4.2.2.4. Penatalaksanaan : -Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid golongan aminosalisilat, kortikosteroid, dan siklosporin -Pembedahan dilakukan jika terdapat indikasi kolitis ulseratif derajat berat berulang. Teknik pembedahan yang disarankan adalah Ileal-Pouch Anal Anastomosis (IPAA/J-pouch)

4.2.3. Kolitis tak menentu (Indeterminate)

4.2.3.1. Perbedaan antara kolitis ulserativa (UC) dan penyakit Crohn (CD) memiliki implikasi besar, termasuk pilihan perawatan medis, waktu operasi, prognosis, dan kursus penyakit

4.2.3.2. Penatalaksanaan : Pasien dengan kolitis indeterminate sering diterapi sama seperti pasien yang memiliki kolitis ulseratif. Dokter biasanya menggunakan rejimen obat yang sama dan pendekatan bedah untuk kedua kelompok

4.2.4. Neoplasia terkait Kolitis

4.2.4.1. Definisi : Displasia terkait IBD adalah perubahan neoplastik yang tegas dari mukosa usus tanpa invasi epitel dalam pengaturan IBD. Prosesnya mulai dengan displasia, dan gastritis kronik ialah merupakan tahap-tahap panjang menuju karsinoma yang sempurna

4.2.4.2. Etiologi : Pasien yang sudah menderita IBD dan terjadi komplikasi

4.2.4.3. Penatalaksanaan : -Kolektomi

5. Polip & Neoplasma

5.1. Polip Inflamasi

5.1.1. Definisi : Campuran nonneoplastik komponen epitel dan stromal dengan sel-sel inflamasi

5.1.2. Manifestasi Klinis : -Perdarahan rektum -Keluarnya lendir -Lesi inflamasi pada dinding anterior rektum

5.1.3. Etiologi : Terganggunya relaksasi sfingter anorektal, membentuk sudut yang tajam pada permukaan rektum anterior

5.1.4. Penatalaksaan : -Polypektomi -Koagulasi plasma Argon atau ablasi untuk kontrol perdarahan -Bedah reseksi jika perdarahan banyak, obstruksi atau intususepsi

5.2. Polip Hamartoma

5.2.1. Polip Anak-Anak (Juvenile)

5.2.2. Peutz-Jeghers Syndrome

5.2.3. Definisi : Pertumbuhan seperti tumor, tidak terorganisasi dan terdiri atas sel-sel matur yang pada keadaan normal dapat ditemukan pada tempat dimana polip berkembang

5.3. Polip Hiperplastik

5.3.1. Definisi : Merupakan proliferasi epitel biasa

5.3.2. Etiologi : akibat dari menurunnya penggantian sel epitel dan tertundanya pelepasan sel epitel permukaan, menyebabkan terjadinya penumpukan sel goblet

5.4. Adenoma

5.4.1. Definisi : Polip jinak, yang menimbulkan mayoritas adenokarsinoma kolorektal

5.5. Sindrom Famili

5.5.1. Polip Adenoma Famili

5.5.1.1. Definisi : Kelainan autosom dominan yang ditandai oleh banyak adenoma kolorektal pada usia remaja

5.5.1.2. Etiologi : Mutasi gen adenomatous polyposis coli (APC)

5.5.2. Kanker Kolorektal Nonpoliposis Herediter (KKNPH)

5.5.2.1. Definisi : Dideskripsikan sebagai kanker famili berkelompok pada beberapa tempat, termasuk kolorektal, endometrium, lambung, ovarium, ureter, otak, usus halus, saluran hepatobilier, dan kulit

5.5.2.2. Etiologi : Mutasi yang diwariskan pada germline, yang mengkode protein penyebab deteksi, eksisi dan perbaikan kesalahan, yang terjadi selama replikasi DNA

5.6. Adenokarsinoma

5.6.1. Definisi : Kanker yang dimulai pada sel kelenjar (sekresi) pada colon

5.6.2. Etiologi : -Rendahnya asupan serat nabati dan tingginya asupan karbohidrat olahan dan lemak

5.6.3. Manifestasi Klinis : -Kelelahan dan kelemahan akibat anemia defisiensi besi -Perubahan kebiasaan buang air besar -Keram dan rasa tidak nyaman pada abdornen bawah -Perdarahan yang tidak terlihat

5.6.4. Penatalaksanaan : -Colonoskopi -Pembedahan -Kemoterapi -Terapi radiasi

6. Appendix

6.1. Appendisitis Akut

6.1.1. Definisi : Inflamasi mukosa apendiks yang kemudian meluas

6.1.2. Etiologi : -Obstruksi lumen appendix -Infeksi parasit intestinal

6.1.3. Manifestasi Klinis : -Nyeri abdomen akut pada kuadran kanan bawah -Anoreksia -Demam -Mual -Muntah -Diare

6.1.4. Penatalaksanaan : -Appendektomi -Terapi nonbedah berupa antibiotik cefotaxime, levofloxacin, metronidazole, gentamisin

6.2. Tumor Appendix

6.2.1. Karsinoid : -Neoplasma ini paling sering melibatkan ujung distal apendiks yang menghasilkan pembengkakan bulat -Sebagian besar tumor karsinoid appendix dapat diobati dengan appendektomi

6.2.2. Mucoceles : -Ditandai dengan dilatasi lumen usus buntu, perubahan lapisan mukosa, hipersekresi lendir, dan ekstensi sesekali di luar usus buntu -Terapi yang dilakukan adalah reseksi bedah, dengan tingkat reseksi tergantung pada histologi yang mendasarinya

6.2.3. Adenokarsinoma : -Adenokarsinoma primer dibedakan dari adenoma oleh invasi dinding usus buntu oleh jaringan neoplastik -Terapi berupa hemicolectomi