Gejala Jiwa dan Implementasinya dalam Pendidikan

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Gejala Jiwa dan Implementasinya dalam Pendidikan by Mind Map: Gejala Jiwa dan Implementasinya                dalam Pendidikan

1. Penginderaan dan persepsi

1.1. Persepsi Positif

1.1.1. Contoh: Ketika kita mempersepsi siswa A adalah siswa pandai maka kita akan memperlakukan ia dengan menghargai dan memberi kesempatan baginya untuk melakukan sesuatu.

1.2. Persepsi Negatif

1.2.1. Contoh: Ketika kita menilai siswa A adalah siswa yang lambat dalam belajar, maka kita akan melakukannya berbeda dengan siswa A

2. Memori

2.1. Memori Jangka Pendek

2.1.1. Contoh: Ketika menghafalkan nomor telepon atau nomor plat motor. Setelah kita berhasil menghafal cenderung akan hilang atau dilupakan

2.2. Memori Kerja

2.2.1. Contoh: Ketika siswa melakukan belajar dengan sistem kebut semalam. Namun karena informasi tersebut kadang tidak berarti bagi siswa, maka cenderung hilang dan tidak digunakan lagi.

2.3. Memori Jangka Panjang

2.3.1. Faktor yang berengaruh terhadap penyimpanan ini: 1. Informasi berhubungan dengan keselamatan hidup 2. Informasi yang membangkitkan emosi 3. Informasi yang masuk akal dan berarti

3. Berfikir

3.1. Otak Kiri

3.1.1. Contoh: Ketika guru hanya mengajar dengan cara menerangkan materi, hingga latihan soal dan mengerjakan soal dari buku pedoman itu mengasah tingkat berpikir otak kiri.

3.2. Otak Kanan

3.2.1. Contoh: Ketika guru mengajak siswa untuk belajar menyelesaikan sebuah kasus di lingkugan sekitar, mengamati fenomena sekitar dan kemudian anak selanjutnya diminta untuk menghubungkan dengan teori yang ada di buku.

3.3. Berpikir Kreatif

3.3.1. Contoh: Seorang siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda dengan orang lain, mereka mampu memandang sesuatu dari sudut pandang yang baru.

4. Inteligensi

4.1. Kemampuan meyesuaikan diri

4.1.1. Contoh: Ketika kita ingin meraih peringkat tinggi dalam kelas, kita belajar dengan giat untuk mencapai itu.

4.2. Kemampuan untuk belajar

4.2.1. Contoh: Dalam berbisnis atau dalam bekerja pastinya kita pernah mengalami ada di titik terendah, saat dimana kita mulai bangkit untuk melangkah lagi, kita membangun kesiapan untuk belajar dari pengalaman yang sudah dilalui di masa lampau.

4.3. Kemampuan untuk berfikir abstrak

4.3.1. Contoh: Siswa A mampu memahami dan mahir dalam materi matematika dan materi yang berhubungan dengan verbal.

5. Emosi

5.1. Emosi positif atau menyenangkan

5.1.1. Contoh: Saat anak semangat dalam belajar, membuat anak belajar lebih lama dan lebih giat lagi, serta hasilnya akan menjadi maksimal.

5.2. Emosi negatif atau tidak menyenangkan

5.2.1. Contoh: Saat seorang anak dipaksa orang tua atau guru untuk belajar suatu mata pelajaran yang tidak disukai. Maka kerja otak anak tersebut hanya untuk bertahan agar tidakdimarahi atau diberi hukuman oleh orang tua atau guru.

6. Motivasi