Sistem Filsafat pada Pancasila

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Sistem Filsafat pada Pancasila by Mind Map: Sistem Filsafat pada Pancasila

1. Mengapa Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat?

1.1. Pertama

1.1.1. dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya dengan nama Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka

1.2. Kedua

1.2.1. Pancasila sebagai Weltanschauung, artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang kemudian disepakati sebagai dasar filsafat negara (Philosophische Grondslag).

2. Landasan Epistemologis Filsafat Pancasila

2.1. Epistemologi adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang sifat dasar pengetahuan, kemungkinan, lingkup, dan dasar umum pengetahuan (Bahm, 1995: 5).

2.2. Epistemologi terkait dengan pengetahuan yang bersifat sui generis, berhubungan dengan sesuatu yang paling sederhana dan paling mendasar (Hardono Hadi, 1994: 23).

3. Landasan Aksiologis Pancasila

3.1. istilah “aksiologis” terkait dengan masalah nilai (value). The study of the theory of values is axiology (Gr. Axios, of like value + logos, theory). Pure axiology is the study of values of all types. (Hunnex, 1986: 22). Frondizi (2001:7) menegaskan bahwa nilai itu merupakan kualitas yang tidak real karena nilai itu tidak ada untuk dirinya sendiri, ia membutuhkan pengemban untuk berada.

4. Konsep Pancasila

4.1. Fungsi

4.1.1. Arti Informal

4.1.1.1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis.

4.1.1.2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi.

4.1.2. Arti Komprehensif

4.1.2.1. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.

4.1.3. Arti Analisis Linguistik

4.1.3.1. Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.

4.1.4. Arti Aktual-fundamental

4.1.4.1. Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.

5. Pengertian Filsafat (Informal)

5.1. Menurut Para Ahli

5.1.1. Voltaire

5.1.1.1. “Takhayul (mitos) membakar dunia, filsafat memadamkannya” (Magee, 2008: i).

5.1.1.2. “Manusia mengorbankan separuh hidupnya untuk mencari uang, sedangkan separuh waktu lainnya justru manusia mengorbankan uang untuk meraih kembali kesehatan (Hardiman, 2000: 110).

5.2. Pengertian filsafat butir (2) suatu proses kritik terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi, lebih mengacu pada arti refleksif, yaitu sikap terbuka dan toleran dan mau melihat sesuatu dari segala sudut persoalan tanpa prasangka (Titus, Smith & Nolan, 1984: 11--12).

5.3. Adagium pada zaman Yunani berbunyi, “Logos (akal) mengalahkan mitos (dongeng, legenda) yang bersifat irrasional”.

5.4. Pengertian filsafat butir (5) sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh para ahli filsafat, lebih mengacu pada persoalan-persoalan yang mendalam dari eksistensi manusia (Titus, Smith & Nolan, 1984: 13).

5.4.1. Contohnya

5.4.1.1. Misalnya, apakah kebenaran itu? Apakah keadilan itu? Persoalan-persoalan tersebut menyita sebagian besar waktu para pemikir, termasuk pemikir bangsa Indonesia.