Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Teori Sastra Anak by Mind Map: Teori Sastra Anak

1. Sastra: Citra dan Metafora Kehidupan.

1.1. Menurut Saxby (1991) yang melibatkan aspek emosi, perasaan, pikiran, saraf sensori, maupun pengalaman moral dan diekspresikan dalam bentuk kebahasaan yang mudah dipahami oleh anak-anak disebut sebagai sastra anak.

2. Anak Sebagai Pusat Pencitraan.

2.1. Isi kandungan sastra anak dibatasi oleh pengalaman dan pengetahuan anak. pengalaman dan pengetahuan yang dapat dijangkau dan dapahami oleh anak, pengalaman dan pengetahuan anak yang sesuai dengan dunia anak dan sesuai dengan perkembangan emosi dan mudah diimajinasikan.

3. Sastra Anak: Keterbatasan Isi dan Bentuk

3.1. Pengalaman anak masih terbatas, maka anak belum dapat memahami cerita yang melibatkan pengalaman hidup yang kompleks.

3.2. Bahasa sastra anak adalah berkarakteristik sederhana (kosakata, struktur, dan ungkapan), lugas, apa adanya, tidak berbelit dan tidak kompleks.

4. Sastra Anak: Lisan dan Tulis

4.1. Sastra anak sebenarnya tidak terbatas pada buku bacaan, pada segala sesuai yang dicetak secara verbal.

4.2. Dalam dunia kesastraan dikenal adanya sastra lisan dan sastra tulis.

5. Sumber:

5.1. Liliani, E. (2010). Pemanfaatan Sastra Anak Sebagai Media Mitigasi Bencana. Journal: Jurnal Penelitian Humaniora. J(15), 41-42. Journal.uny.ac.id.

5.2. Nurgiyantoro, B. (2018). Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

6. Hakikat Sastra Anak

6.1. Sastra berbicara tentang kehidupan.

6.2. Berbagai persoalan hidup manusia.

6.3. Kehidupan di sekitar manusia.

6.4. Kehidupan pada umumnya.

6.5. Semuanya diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas.

7. Sastra: Memberi Kesenangan dan Pemahaman tentang Kehidupan

7.1. Menurut Sukens (2003) sastra menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan dan pemahaman.

7.2. Menurut Stewig (1980) sastra memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kehidupan ini.

8. Nilai dan Manfaat Sastra.

8.1. Menurut Tarigan (1995) terdapat nilai instrinstik dan ekstrinsik.

8.2. Nilai Instrinstik :

8.2.1. 1. Memberikan kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan.

8.2.2. 2. Memupuk dan Mengembangkan Imajinasi.

8.2.3. 3. Memberi pengalaman baru.

8.2.4. 4. Mengembangkan wawasan menjadi perilaku insani.

8.2.5. 5. Memperkenalkan kesemestaan pengalaman.

8.2.6. 6. Memberi warisan sastra terdahulu.

8.3. Nilai Ekstrinsik :

8.3.1. 1. Perkembangan bahasa.

8.3.2. 2. Perkembangan kognitif.

8.3.3. 3. Perkembangan kepribadian.

8.4. Menurut Nurgiyatno (2005) nilai pendidikannya adalah :

8.4.1. 1. Membatu dalam hal eksplorasi dan penemuan.

8.4.2. 2. Perkembangan bahasa.

8.4.3. 3. Pengembangan nilai keindahan

8.4.4. 4. Penanaman nilai multikultural

8.4.5. 5. Penanaman kebiasaan membaca.