PENDEKATAN PEMBELJARAN BAHASA ARAB

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
PENDEKATAN PEMBELJARAN BAHASA ARAB by Mind Map: PENDEKATAN PEMBELJARAN BAHASA ARAB

1. PENDEKATAN KOMUNIKATIF

1.1. Pengertian

1.1.1. pendekatan komunikatif merupakan pendekatan pelajaran bahasa yang lebih menekankan pelajaran pada penguasaan kecakapan berbahasa daripada penguasaan struktur bahasa.

1.2. Langkah-langkah

1.2.1. 1. penyajian dialog singkat yang didahului pembangkitan motivasi siswa berkaitan dengan situasi, fungsi dialog, dan latar belakang pengalaman;

1.2.2. 2. pelatihan oral secara kelompok dan individu;

1.2.3. 3. tanya jawab berkaitan topik dan situasi dialog;

1.2.4. 4. tanya jawab tentang pengalaman pribadi siswa terkait tema dialog;

1.2.5. 5. pembahasan satu ungkapan atau struk-tur dari luar dialog dalam bentuk dialog singkat yang lain;

1.2.6. 6. penemuan dan re leksi siswa pada kaidah yang mendasari ungkapan fungsional atau struktur;

1.2.7. 7. pengenalan lisan atau aktivitas inter-pretatif;

1.2.8. 8. aktivitas produksi lisan, mulai dari yang terbimbing hingga yang lebih bebas;

1.2.9. 9. menyalin dialog singkat dalam modul atau teks pelajaran;

1.2.10. 10. pemberian tugas tulis untuk pekerjaan rumah (bila ada); dan

1.2.11. 11. evaluasi pelajaran secara lisan

1.3. Kelebihan

1.3.1. Pendekatan komunikatif menekankan komunikasi sehingga kelancaran siswa dalam menggunakan bahasa akan cepat tercapai.

1.3.2. Kegiatan dalam kelas tidak berpusat pada guru melainkan pada siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam berbagai bentuk kegiatan dalam penyelesaian masalah.

1.3.3. Siswa akan termotivasi untuk belajar bahasa asing karena mereka melakukan sesuatu yang bermakna dengan kegiatan bahasa.

1.3.4. Kenyamanan dalam kelas juga tercipta dengan baik karena mereka mendapat kesempatan yang banyak dalam berinteraksi dengan teman-temannya.

1.4. Kekurangan

1.4.1. Kelemahan metode yang terletak pada penilaianya: Setiap kesempatan siswa dilibatkan dalam kegiatan yang menekankan kelancaran sementara penilaianya berfokus pada ketelitian

1.4.2. Kelemahan dalam penyediaan Authentic material: Authentic material yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sulit ditemukan terutama bahanm untuk istima.

1.4.3. Kelemahan dari kesalahan tata bahasa: banyak terjadi pada saat siswa berbicara karena guru kurang memberikan feedback terhadap kesalahan siswa sehingga terjadi kesalahan yang sulit untuk diperbaiki lagi

2. PENDEKATAN HUMANISTIK

2.1. Pengertian

2.1.1. Pembelajaran dalam pendekatan humanistik dipahami sebagai pembelajaran yang mengarah pada proses memanusiakan manusia. Pendidikan yang memanusiakan manusia adalah proses membimbing, mengarahkan dan mengembangkan potensi dasar manusia baik jasmani maupun rohani secara seimbang.

2.2. Langkah-langkah

2.2.1. Menentukan tujuan – tujuan pembelajaran

2.2.2. Menentukan materi – materi pembelajaran

2.2.3. Mengidentifikasi kemampuan awal dari peserta didik atau siswa

2.2.4. Mengidentifikasi topik- topik pelajaran yang memungkinkan akan melibatkan siswa untuk dapat belajar secara aktif.

2.2.5. Merancag fasilitas belajar, seperti lingkungan dan media pembelajaran

2.2.6. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi yang nyata

2.2.7. Membimbing siswa untuk dapat memahami hakikat dan makna dari pengalaman belajar

2.2.8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar

2.3. Kelebihan

2.3.1. Dapat diterapkan pada kelas kelas mutawasith

2.3.2. Memberi latihan dan praktik dalam aspek kertrampilan menyimak dan berbicara.

2.3.3. Cocok bagi tingkatan linguistik para sisiwa.

2.4. Kekurangan

2.4.1. Sangat membutuhkan guru yang terampil dan cekatan

2.4.2. Ulangan sering kali membosankan serta menghambat pengujian kaidah-kaidah bahasa.

2.4.3. Kurang sekali memberi perhatian pada ujaran atau tuturan spontan.

3. PENDEKATAN AUDIO

3.1. Pengertian

3.1.1. Metode audiolingual adalah metode mendasarkan diri kepada pendekatan struktural dalam pengajaran bahasa. Sebagai implikasinya metode ini menekankan penelaahan dan pendeskripsian suatu bahasa yang akan dipelajari dengan memulainya dari sistem bunyi (fonologi), kemudian sistem pembentukan kata (morfologi), dan sistem pembentukan kalimat (sintaksis). Karena menyangkut struktur bahasa secara keseluruhan maka dalam hal ini, juga ditekankan sistem tekanan, nada, dan lain-lain.

3.2. Langkah-langkaa.

3.2.1. a. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan disajikan baik berupa apersepsi, atau tes awal tentang materi, atau yang lainnya.

3.2.2. b. Penyajian dialog/bacaan pendek yang dibacakan oleh guru berulang kali, sedangkan pelajar menyimaknya tanpa melihat pada teksnya.

3.2.3. c. Peniruan dan penghapalan dialog/bacaan pendek dengan teknik meniru setiap kalimat secara serentak dan menghapalkannya. Di dalam pengajaran bahasa, teknik ini dikenal dengan teknik “peniruan-penghapalan” (mimicry-memorization technique/ uslu>b almuhakah wal-hifzh).

3.2.4. d. Penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog/bacaan yang dianggap sulit karena terdapat struktur atau ungkapan-ungkapan yang sulit. Hal ini bisa dikembangkan dengan drill dengan teknik ini dilatih struktur dan kosa kata. Contoh sebagai berikut:

3.3. Kelebihan

3.3.1. a. Audio-Lingual mungkin merupakan teori pengajaran bahasa pertama yang secara terbuka mengklaim terbentuk dari gabungan linguistik dan psikologi.

3.3.2. b. Metode Audio-Lingual mencoba membuat pembelajaran bahasa menjadi lebih mudah diakses oleh pelajar dalam jumlah besar (kelas besar). Hal tersebut menyebabkan partisipasi pelajar melalui teknik drill dapat dimaksimalkan.

3.3.3. c. Secara positif drill dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan oralnya.

3.3.4. d. Teknik pengajaran dalam metode Audio-Lingual dengan menggunakan tape recording dan laboratorium bahasa menawarkan latihan kecakapan berbicara dan mendengar yang merupakan hal paling penting dalam pembelajaran bahasa. Pola-pola drill memberikan siswa lebih banyak latihan.

3.3.5. e. Metode Audio-Lingual mengembangkan kemampuan berbahasa ke dalam "peralatan pedagogig" yaitu mendengar (menyimak), membaca dan menulis. Metode Audio-Lingual secara spesifik memperkenalkan desain teknik pendengaran (listening) dan latihan oral (speaking).

3.4. Kekurangan

3.4.1. a. Teknik yang digunakan dalam metode Audio-Lingual seperti drill, penghafalan, dan lain sebagainya mungkin bisa membuat bahasa menjadi sebuah kelakuan (kebisaaan), tetapi hal tersebut tidak menghaslikan kompetensi yang diharapkan.

3.4.2. b. Dengan metode Audio-Lingual mungkin guru akan mengeluhkan tentang banyaknya waktu yang dibutuhkan (lama), dan para siswa akan mengeluh tentang kebosanan yang disebabkan oleh pola drill yang terus-menerus digunakan.

3.4.3. c. Peran dan keaktifan guru merupakan hal yang penting dalam metode Audio-Lingual, jadi guru lebih banyak mendominasi kelas