KAIDAH PENGGUNAAN KATA

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
KAIDAH PENGGUNAAN KATA by Mind Map: KAIDAH PENGGUNAAN KATA

1. Bentuk Ulang

1.1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Jenis-jenisnya :

1.2. Kata ulang semu Contoh: kupu-kupu,umang-umang,laba-laba dll Dwilingga ( seluruh ) Contoh: bapak-bapak,ibu-ibu, dll Kata ulang berubah bunyi Contoh: mondar-mandir,teka-teki,dll Kata ulang berimbuhan Contoh: Tarik-menarik,maaf-memaafkan,pukul-memukul,dll Dwipurwa ( sebagian ) Contoh:sesaji,dedaunan,leluasa,dll

2. Gabungan Kata

2.1. Gabungan kata ialah kata lain dari frasa, yang memiliki pengertian penggabungan dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi jabatan dalam kalimat dan bersifat nonpredikatif.

2.2. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh : duta besar, model linear, kambing hitam dll Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.Contoh : bu-bapak kami (ibu dan bapak kami) Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Contoh: bertepuk tangan, menganak sungai dll Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Contoh: dilipatgandakan, menggarisbawahi, menyebarluaskan dll Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Contoh : acapkali, adakalanya, apalagi dll

3. Partikel

3.1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik! Apakah yang tersirat dalam surat itu? Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', atau 'mulai' ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.

4. Kata Berimbuhan

4.1. Kata berimbuhan adalah kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang berupa awalan (afiks), akhiran (surfiks), sisipan (infiks), dan awalan-akhiran (konfiks). Contohnya: Berlari, Berlarian, Memakan, dll.

5. Kata Dasar

5.1. Kata dasar adalah satuan bahasa terkecil yang mempunyai makna. Kata dasar merupakan kata yang belum memiliki imbuhan, sehingga belum mengalami perubahan bentuk dan makna. Contohnya : Makan, Lari, Tidur, dll.

6. Pemenggalan Kata

6.1. Pemenggalan kata pada kata dasar Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan diantara bentuk dasar dan pembentuknya. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakuan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti kata dasar. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih paa akhir baris dipenggal diantara unsur-unsurnya. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak di penggal

7. Kata Depan

7.1. Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Di mana dia sekarang? Kain itu disimpan di dalam lemari. Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.

8. Kata Ganti

8.1. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Rumah itu telah kujual. Majalah ini boleh kaubaca. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

9. Kata Sandang

9.1. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Surat itu dikembalikan kepada si pengirim. Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli. Catatan: Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan unsur nama Tuhan. Misalnya: Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.