MAKNA, KARAKTERISTIK, TUJUAN DAN MISI AGAMA ISLAM

马上开始. 它是免费的哦
注册 使用您的电邮地址
MAKNA, KARAKTERISTIK, TUJUAN DAN MISI AGAMA ISLAM 作者: Mind Map: MAKNA, KARAKTERISTIK, TUJUAN DAN MISI AGAMA ISLAM

1. Tujuan diturunkan agama islam

1.1. b) Hifzhu n-Nafs (menjaga jiwa/nyawa). Setiap syariat dan aturan dalam Islam sekali lagi bertujuan menjaga nyawa atau kehidupan. Hukum qishas misalnya atau hukuman mati untuk seorang pembunuh, tentunya bertujuan untuk menjaga orang yang bersalah lebih banyak lagi

1.2. a) Hifzhu d-Dîn (menjaga agama). Ajaran Islam diturunkan bertujuan untuk menjaga manusia dari segala kepercayaan dan keyakinan syirik kepada Allah SWT. Islam mengajak manusia untuk bertauhid kepada Allah semata dan melakukan segala perbuatan untuk menyekutukan Allah

1.3. c) Hifzhu l-Mal (menjaga harta). Ajaran Islam sangat menghormati hak kepemilikan manusia di alam semesta ini, sehingga Islam tidak membenarkan sama sekali perbuatan merebut hak kepemilikan orang lain melalui bentuk pencurian dan bentuk kriminalitas lainnya

1.4. d)Hifzu n-Nasl (menjaga keturunan dan kehormatan). Islam sangat memahami manusia yang memiliki fitrah untuk menyenangi lawan, dan fitrah untuk mencintai anak dan keturunan. Oleh karena itu, Islam mengatur fitrah ini dengan memberikan syariat berupa akad pernikahan agar manusia terbebas dari segala bentuk perzinahan yang akan menodai kehormatan dan keturunan.

1.5. e)Hifzhu l-'aql (menjaga akal). Agama Islam adalah agama yang sangat mementingkan akal dalam segala hal, maka kita sering mendengar atau membaca dalam Al Qur'an yang berbunyi “Afalaa ta'qiluun", "wa hum laa ya'qiluun" dan beberapa tindakan lainnya yang terkait menanyakan pada manusia apakah kalian tidak menggunakan akal?Karena begitu pentingnya akal maka Allah mengharamkan manusia untuk menikmati sesuatu yang dapat menghilangkan akal baik sedikit atau banyak, baik sebagian atau semuanya, seperti khamr atau minuman keras narkoba dan hal apa saja yang dapat merusak atau menghilangkan akal

2. Karakteristik Ajaran Islam

2.1. (Rabbaniyyah)

2.1.1. Rabbaniyyah berarti berhubungan dan bersumber dari Rabb (Allah Swt.).apun yang dimaksud dengan rabbaniyyah pada pembahasan ini adalah

2.1.1.1. 1) Rabbaniyyah dalam tujuan dan orientasi hidup, yakni kayakinan diri bahwa Al-Islam merupakan tujuan hidup akhir, dan sasarannya adalah pengabdian diri secara totalitas terhadap aturan Allah 'Azza wa Jall dengan baik dan demi mendapatkan rida-Nya.

2.1.1.2. 2) Rabbaniyyah dalam sumber referensi dan konsep yang mengandung makna bahwa untuk mencapai hidup, sejatinya didasarkan pada wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. Bukan berdasarkan hasil rekayasa, perasaan, hawa nafsu, dan ataupun hasil pemikiran filsafat. Al-Islam merupakan manhaj (pedoman) yang murni berasal dari Allah `Azza wa Jall baik dalam akidah, ibadah, akhlak, hukum, dan lainnya.

2.2. (Insaniyyah)

2.2.1. karakteristik (Insaniyyah) mengandung makna bahwa ajaran Al-Islam diturunkan dengan pendekatan manusiawi. Oleh karenanya, seluruh aturan yang ada di dalamnya selaras dengan potensi dan kemampuan manusia. Di antara jenis ibadah yang memiliki karakteristik insaniyyah adalah ibadah zakat, infaq, sedekah, qurban, ukhuah, dan lainnya.

2.3. (Syumuliyyah)

2.3.1. Syumuliyyah memiliki arti “mencakup” dan “menyeluruh”. Al-Islam merupakan ajaran mutlak yang mengatur tata hidup dan kehidupan umat manusia dari berbagai sisi, berkalu sepanjang zaman. karakteristik Syumuliyyah inilah yang membedakan Al-Islam dengan agama, Filsafat, dan mazhab lainnya yang dikenal manusia.

2.4. (wasatiyah)

2.4.1. Wasațiyah mengandung arti pertengahan atau sikap moderat antara dua hal yang berlawanan

2.5. (Basathah)

2.5.1. Kata “Basațah” memiliki arti “mudah”. Al-Islam merupakan ajaran yang mudah untuk dipahami akal sehat, serta mudah pula untuk dikerjakan. Tidak ada kesulitan menjalankan menjalankan perintah Al-Islam, karena Ajaran Al-Islam tidak pernah menetapkan suatu kewajiban kepada mausia kecuali sesuai dengan batas kemampuan manusia itu sendiri

2.6. (Adalah)

2.6.1. Adalah mengandung arti "keadilan", Ini mengandung makna bahwa ajaran Al-Islam membimbing manusia untuk menilai keadilan; mewujudkan persaudaraan dan persamaan dalam kehidupan antarsesama manusia, serta memelihara jiwa, raga, kehormatan, tahta, harta, akal, dan agama sesama manusia, sehingga tata hidup dan kehidupan antarsesama terjalin rapi, aman dan dama

2.7. (Baina Tsabat wa Murunah)

2.7.1. Baina Sabat wa Murunah, mengandung arti “keteguhan prinsif” dan “fleksibelitas”. Artinya, karakteristik ajaran Al-Islam memadukan dua konsep yakni keteguhan prinsip dan konsep pleksibilitas, sehingga ajaran Al-Islam itu tidak kaku. Di dalam urusan pokok, yakni aqidah, ajaran Al Islam tetap berpegang teguh pada prinsip (śabat),“ u isto Kia ”. Sementara dalam urusan cabang (far'un) bersifat murunah (fleksibel), misalnya urusan fiqih, politik (pemilu, demokrasi), dan lainnya selama tidak ada larangan syar'i.

3. Misi diturunkannya Agama Islam

3.1. Misi

3.1.1. a) Misi Aqidah (Kredial) Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa misi kehadiran Islam bagi umat manusia dari segala keyakinan dan perbuatan baik itu adalah adanya tuhan selain Allah SWT. dalam arti Islam mengajak manusia untuk bertauhid hanyak kepada Allah SWT

3.1.2. b) Misi Ibadah (Ritual) Ibadah berasal dari kata bell yang berarti hamba. Dari kata ini muncul kata lell yang berarti ka! Msil (memperlihatkan/ mendemonstrasikan ketundukan dan kehinaan). Secara istilah ibadah berarti usaha terhubung dan mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang disembah.

3.1.3. c) Misi Akhlak (Etik/Moral) Akhlaq dapat dimaknai sebagai tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibuat dan telah menjadi kebiasaan sebagao buah dari keyakinan atas kekuasaan dan keeasaan Tuhan. Islam hadirnya ditengah-tengah manusia adalah untuk menyempurnakan dan menyempurnakan akhlak.

3.1.4. d) Misi Mu'amalah (Sosial) atau Mu'amalah dapat difahami sebagai gambaran suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan orang lain atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. lebih dikenal dengan istilah fiqh muamalah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan tindak-tanduk manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan. Misalnya dalam masalah jual beli, utang-piutang, kerja sama dagang, kerja sama dalam penggarapan tanah, sewa menyewa dan sebagainya.

4. Islam Sebagai Hidayah

4.1. a. Hidayah Allah untuk Manusia

4.1.1. Hidayah merupakan modal dasar serorang hamba dalam meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun kadang kala karena pengaruh dari luar diri manusia yang membuat seseorang memilih jalan keburukan dari pada jalan kebaikan (hidayah) dari Allah SWT. Alqur'an menyebut kata yang bermakna petunjuk dengan kata al-huda sebanyak 85 yang bermakna memberi petunjuk (atau) suatu yang mengantar kepada apa yang diharapkan, yang disampaikan kepada manusia secara halus dan lemah lembut.

4.2. At-Thabathaba'i dalam Al-Mizan fi Tafsir al-Qur'an membagi hidayat Allah menjadi dua yaitu:

4.2.1. 1) Hidayah Takwiniyah, yaitu hidayah Allah yang berkaitan langsung dengan urusan penciptaannya. Hidayah ini diberikan kepada semua makhluk sesuai dengan spesiesnya masing-masing sebagai petunjuk kepada kesempurnaan perbuatan masing-masing yang telah ditentukan untuknya.

4.2.2. 2) Hidayah Tasyri'iyyah, yaitu hidayah Allah yang berhubungan dengan urusan-urusan syariat yakni petunjuk kepada akidah yang benar dan amal saleh

5. Dari segi istilah, banyak para ahli dan ulama yang mendefinisikan tentang Islam, di antaranya: Sayyidina Ali KWA berkata: “Islam adalah sukses, keyakinan adalah keyakinan, keyakinan adalah pembenaran, pengakuan adalah pengakuan, pengakuan adalah penunaian dan penunaian adalah pengamalan. Orang mukmin mengambil agama dari tuhan-Nya. Sungguh, orang mukmin itu diketahuinya pada amalnya sedangkan orang kafir diketahui kekafirannya dengan keingkarannya”

6. NAMA DAN PENGERTIAN ISLAM MENURUT BAHASA DAN ISTILAH

6.1. Dari segi kebahasaan, kata Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata aslama-yuslimu-islaman yang mempunya arti semantik sebagai berikut: - Tunduk dan patuh (khadha'a-khudhu'an wa istaslama-istislaam) - Berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama-tasliim) - Mengikuti (atba'a-itba') - Menunaikan, menambahkan (adda-ta'diyah) Masuk dalam keselamatan, keselamatan atau kemurnian.

7. MAKNA ISLAM DALAM AL QURAN

7.1. Al-Islam berarti penyerahdiarian, Firman Allah Swt. dalam QS Ali Imran/3: 83

7.2. Al-Islam berarti tunduk dan patuh. Firman Allah 'Azza wa Jall dalam QS. Al-Nisa/4: 125

7.3. Al-Islam berarti keselamatan dan kesejahteraan.. Firman Allah 'Azza wa Jall dalam QS. Al Maidah/5:16

7.4. Al-Islam berarti perdamaian, firman Allah 'Azza wa Jall dalam QS. Yunus/10: 9-10)

7.5. Al-Islam berarti kesucian atau kebersihan. Firman Allah 'Azza wa Jall dalam QS. Al-Anfal, 8: 61,

8. Islam sebagai Agama Para Nabi

8.1. Islam pada hakikatnya adalah penyebutan bagi agama-agama yang Allah SWT turunkan melalui para nabi dan Rasulnya sejak nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Hal ini telah ditegaskan bahwa agama di hadirat Allah SWT hanyalah Islam dan Dia tidak akan menerima kecuali Agama Islam. Banyaknya nabi yang diutus Allah SWT umat-umat yang berbeda-beda itu berarti bahwa agama Allah SWT itu banyak adanya karena seluruh agama (millah, sebutan untuk agama-agama sebelum nabi ) atau ajaran yang dibawa semua nabi dan rasul-Nya berada di bawah satu panji, yakni Islam. Memang secara syariat setiap nabi dan rasul-Nya berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan tingkatan umat dan kondisi jamannya namun pada dasarnya semua syariat tersebut berdiri di atas fondasi yang sama yaitu akidah keesaan Allah SWT ('aqaidah at-Tauhid). Dengan demikian pada hakikatnya Islam adalah agama yang dibawa oleh nabi dan rasulnya sejak nabi Adam as hingga risalah Muhammad SAW

9. ISLAM, Satu-satunya Hidayah Agama dari Allah swt.

9.1. Untuk membimbing manusia dalam memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat, Allah SWT menurunkan agama Islam sebagai pedoman yang memandu kehidupan sekaligus menghindarkan manusia dari tipuan syaitan dan jalan kesesatan. Oleh karena itu agama Islam, dapat berperan dan berfungsi bagi manusia, yang dapat dikembangkan oleh setiap individu, sebagai berikut:

9.1.1. Pemberi makna bagi perbuatan manusia

9.1.2. Alat kontrol bagi perasaan dan emosi

9.1.3. Pengendali bagi hawa nafsu yang terus berkembang.

9.1.4. Pemberi reinforcement (dorongan penguat) terhadap kecenderungan berbuat baik pada manusia

9.1.5. Penyeimbang bagi kondisi psikis yang sedang berkembang.