Pertempuran Ambarawa

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Pertempuran Ambarawa by Mind Map: Pertempuran Ambarawa

1. Tokoh-tokoh terkenal

1.1. Letkol Isdiman (gugur medan pertempuran ambarawa)

1.2. Kolonel Sudirman (pemimpin pasukan Indonesia)

1.3. M. Sarbini(pemimpin TKR Resimen Magelang)

1.4. Brigadir Bethel (pemimpin tentara inggris)

2. Akhir Pertempuran Ambarawa

2.1. Pada tanggal 26 November 1945, pimpinan pasukan dari Purwokerto Letnan Kolonel Isdiman (Indonesia) gugur maka sejak saat itu Kolonel Sudirman Panglima Divisi V di Purwokerto mengambil alih pimpinan pasukan.

2.2. Pada akhirnya Sekutu terusir dari Banyubiru pada tanggal 5 Desember 1945.

2.3. Setelah mempelajari situasi medan pertempuran, pada tanggal 11 Desember 1945 Kolonel Sudirman mengambil prakarsa untuk mengumpulkan setiap komandan sektor

2.4. Dalam kesimpulannya dinyatakan bahwa sekutu telah terdesak sehingga perlu dilaksanakan serangan yang terakhir.

2.5. tanggal 12 Desember 1945 dini hari, pasukan TKR Indonesia bergerak menuju pos-posnya masing-masing.

2.5.1. Dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung pasukan musuh yang ada di dalam kota

2.6. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Musuh yang merasa kedudukannya semakin terdesak berusaha keras untuk mundur dari medan pertempuran.

2.7. tanggal 15 Desember 1945, musuh meninggalkan kota Ambarawa dan mundur kekota Semarang

3. Masalah

3.1. pasukan sekutu yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa pada tanggal 21 November dengan perlindungan pesawat tempur untuk memperkuat pertahanan di ambarawa

3.2. Pasukan sekutu mengebom kampung-kampung di sekitar Ambarawa

3.2.1. pasukan TKR bersama pasukan pemuda dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura bertahan di kuburan Belanda dan membentuk garis pertempuran di sepanjang rel kereta yang membelah Ambarawa

3.3. dari arah magelang datang pasukan TKR Divisi V/Purwokerto pimpinan Imam Androngi yang melakukan serangan fajar pada 21 November yang bertujuan untuk memukul mundur pasukan inggris yang ada di desa pingit.

3.3.1. Mereka berhasil menduduki desa Pngit dan merebut desa-desa sekitarnya

3.4. Kemudian meneruskan mengejar sekutu dan mendapatkan tambahan tiga batalion dari Yogyakarta, yaitu Batalion Sugeng 10 dipimpin Mayor Soeharto dan Batalion 8 dipimpin Mayor Sardjono

3.5. Sekutu kemudian terkepung dan mencoba menerobos kepungan dengan menggunakan tank dari arah belakang.

3.6. Pasukan TKR kemudian mundur ke Bedono untuk mencegah jatuhnya korban jiwa. Tanggal 21 November 1945 sekutu diam-diam mundur ke Ambarawa dan dikejar oleh resimen Kedu Tengah yang dipimpin Kolonel M. Sarbini.

3.7. Sekutu tertahan di Desa Jambu karena kembali dihadang oleh pasukan Angkatan Muda pimpinan Oni Sastrofihardjo yang diperkuat oleh tambahan pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta

3.8. Di Ngipik, Batalyon I Sorjosoempeno kembali menghadang sekutu.

3.9. Para komandan pasukan kemudian melakukan rapat koordinasi dengan pimpinan Kolonel Holland Iskandar yang menghasilkan pembentukan komando bernama Markas Pimpinan Pertempuran di kota Magelang.

3.10. Ambarawa kemudian dibagi menjadi empat sektor yaitu utara, selatan, timur dan barat. Kekuatan pasukan tempur akan disiagakan secara bergantian.

4. Terjadi pada

4.1. 20 November 1945 sampai 15 Desember 1945

5. Dilatarbelakangi oleh

5.1. Mendaratnya pasukan inggris dari divisi india ke-23 di kota Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945

5.1.1. Kedatangan pasukan Inggris diikuti oleh pasukan NICA

5.2. Pemerintah Indonesia memperkenankan sekutu untuk mengurus tawanan perang yang saat itu berada di penjara Magelang dan Ambarawa.

6. Kronologis

6.1. Sekutu mempersenjatai para bekas tawanan perang Eropa tersebut, sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadi sebuah insiden di kota Magelang.

6.2. Insiden tersebut bisa reda setelah Ir. Soekarno (Indonesia) dan Brigadir Jendral Bethell (sekutu) datang ke magelang (tanggal 2 November)

6.3. Mereka mengadakan perundingan gencatan senjata dan memperoleh kata sepakat antara kedua pihak yang dituangkan dalam 12 pasal.

6.4. Pertempuran kembali terjadi pada 20 November antara TKR dipimpin Mayor Sumarto, rakyat, dan tentara inggris karena perjanjian yang tidak disepakati.

6.5. Perjanjian tersebut justru dimanfaatkan untuk memperkuat posisi sekutu dan mendatangkan bala bantuan