ICTERUS NEONATRUM

Iniziamo. È gratuito!
o registrati con il tuo indirizzo email
ICTERUS NEONATRUM da Mind Map: ICTERUS NEONATRUM

1. ETIOLOGI

1.1. sering

1.1.1. hiperbilirubinemia fisiologik

1.1.2. Inkompabilitas golongan darah ABO dan Rhesus

1.1.3. breast milk jaundice

1.1.4. infeksi

1.1.5. bayi dari ibu penyandang diabetes melitus

1.1.6. polisitemia/hiperviskositas.

1.2. Jarang

1.2.1. Etiologi yang defisiensi G6PD

1.2.2. sferositosis kongenital

1.2.3. defisiensi piruvat kinase

1.2.4. sindrom Lucey- Driscoll

1.2.5. penyakit Crigler-Najjar

1.2.6. hipo- tiroid

1.2.7. hemoglobinopati

2. FS

2.1. ASI yang kurang

2.2. Peningkatan jumlah sel darah merah

2.3. Infeksi/ inkompabilitas ABO-Rh

3. DD

3.1. atresia bilier

3.2. breast milk jaundice.

3.3. kolestasis

3.4. anemia hemolitik pada bayi baru lahir

3.5. hepatitis B

3.6. hipotiroid

4. TATALKSANA

4.1. terapi sinar

4.1.1. Sinar biru

4.1.2. Mata ditutup

4.1.3. Anak dalam keadaan telanjang, posisi diganti setiap 3 jam: terlentang, tengkurap, miring kanan, miring kiri

4.1.4. Kebutuhan cairan: rumatan sesuai usia bayi +10%

5. EDUKASI

5.1. Menyusui Bayi dengan ASI

5.2. PENCEGAHAN

5.2.1. Pengawasan antenatal yang baik

5.2.2. Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus

5.2.3. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus

5.2.4. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus

5.2.5. Iluminasi yang baik pada bangsal bayi baru lahir.

5.2.6. Pemberian makanan yang dini

5.2.7. Pencegahan infeksi

6. DEFINISI

7. KLASIFIKASI

7.1. patologis

7.1.1. Kuning terjadi sebelum/dalam 24 jam pertama

7.1.2. Setiap peningkatan bilirubin serum memerlukan foto terapi.

7.1.3. Peningkatan kadar bilirubin total serum > 0,5 mg/dl/jam.

7.1.4. Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi (muntah,letargi, malas menetek, BB turun cepat, apnea, tahipnea, suhu labil).

7.1.5. Terdapat faktor resiko.

7.1.6. Bilirubin direk >2mg/dL.

7.2. fisiologis

7.2.1. Bilirubin ensefalopati

7.2.1.1. Bilirubin ensefalopati akut:

7.2.1.2. Bilirubin ensefalopati kronis:

8. CMD

8.1. Ikterus bertahan setelah 8 hari pada BCB, setelah 14 hari BKB.

8.2. ANAMNESIS

8.2.1. APGAR

8.2.2. BALLARD

8.2.3. bilirubin direk yang tinggi

8.2.3.1. pembesaran hati.

8.2.3.2. berak bayi menjadi putih seperti dempul

8.2.3.3. bayi tampak kuning yang menetap (cholestatic joundice)

8.2.4. bilirubin indirek tinggi

8.2.4.1. kencing dan berak bayi akan berwarna kuning.

8.2.4.2. warna kuning pada kulit mukosa dan sklera yang akan menyebar secara sefalo caudal

8.3. PEMERIKSAAN FISIK

8.4. PENUNJANG

8.4.1. darah tepi

8.4.2. gol darah

8.4.3. Rh

8.4.4. coombs tes direk indirek

8.4.5. bil total dan direk

8.4.6. enzim G6PD

8.4.7. kultur darah

8.4.8. TORCH

8.4.9. USG abdomen.

9. KOMPLIKASI

9.1. Kernikterus (ensefalopati biliaris)

10. PATOFISIOLOGI