DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN REKLAMASI PULAU I BAGIAN BARAT SELUAS 202,5 HA

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN REKLAMASI PULAU I BAGIAN BARAT SELUAS 202,5 HA by Mind Map: DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN REKLAMASI PULAU I BAGIAN BARAT   SELUAS 202,5 HA

1. PEMANTAUAN DAMPAK PENTING

1.1. TAHAP PRA REKLAMASI

1.1.1. PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT

1.1.1.1. Perubahan persepsi terjadi dari tidak tahu menjadi tahu, dan tahu timbul kekhawatiran bahwa kegiatan reklamasi Pulau I akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar

1.2. TAHAP REKLAMASI

1.2.1. PENURUNAN KUALITAS UDARA

1.2.1.1. Kegiatan mobilisasi alat dan bahan atau material reklamasi membuat tingginya tingkat penurunan kualitas udara. Dalam pengelolaan akan dilakukan berbagai cara untuk meminimalisir tingkat polusi yang ada. salah satunya menutup bak truk pengangkut material dengan terpal

1.2.2. PENURUNAN KUALITAS AIR LAUT

1.2.2.1. Dampak terutama disebabkan adanya galian atau pengerukan seabed pada saat pembuatan sandkey. Pengerukan direncanakan menggunakan CSD yang menggerus lumpur, menghisap dan kemudian menempatkannya ke dalam tongkang/barge. Pengelolaannya berupa Hopper barge dilengkapi dengan anti turbidity overflow system (ATOS)

1.2.3. PERUBAHAN POLA GELOMBANG

1.2.3.1. Sumber dampak terhadap perubahan pola gelombang adalah pembangunan tanggul. Kegiatan pembangunan tanggul akan menimbun sebagian perairan di pantai utara Jakarta sehingga menghalangi penjalaran gelombang. Pengelolaannya berupa apabila terjadi sedimentasi akibat perlambatan arus maka dilakukan pengerukan. Volume dan tata cara pengerukan pengerukan akan dikaji nanti setelah ada indikasi pendangkalan perairan.

1.2.4. GANGGUAN UTILITAS

1.2.4.1. Sumber dampak gangguan terhadap utilitas adalah pengerukan sandkey. Utilitas terganggu yang dimaksud dalam kajian ini adalah jaringan sarana umum yaitu jaringan telepon. Pengelolaannya berkoordinasi dengan pemilik / pengelola utilitas sebelum pengerukan sandkey.

1.2.5. GANGGUAN TERHADAP BIOTA LAUT

1.2.5.1. Pengerukan sandkey akan memberikan dampak terhadap biota laut baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Permasalahan terjadi karena dalam pemindahan ini menggunakan cutter suction dan pompa hisap dengan daya hisap yang kuat. Hal ini menyebabkan biota laut mengalami luka, pecah cangkang hingga kematian. Pengelolaannya melakukan pengelolaan terhadap dampak primer (kualitas air laut).

1.2.6. TERBUKANYA KESEMPATAN KERJA

1.2.6.1. Peningkatan kesempatan kerja bertambah dengan adanya penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan reklamasi Pulau I Bagian Barat. Dengan demikian jika kegiatan reklamasi dapat menyerap 30 orang tenaga kerja, maka secara langsung telah mengurangi pengangguran sebesar 2,13% di wilayah studi. Pengelolaannya memprioritaskan masyarakat lokal (Kelurahan Ancol) yang memenuhi kualifikasi sebagai tenaga terja konstruksi.

1.2.7. PERUBAHAN PERSEPSI MASYARAKAT

1.2.7.1. Kegiatan rekrutmetn tenaga kerja, pembangunan tanggul, pengurugan dan aktivitas tenaga kerja diprakirakan akan menimbulkan perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan reklamasi pembangunan pulau I. Pengelolaannya memberikan sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat sekitar sebelum reklamasi dimulai.

1.2.8. GANGGUAN TRANSPORTASI DARAT

1.2.8.1. Sumber dampak dari gangguan transportasi darat adalah mobilisasi alat dan material reklamasi melalui darat. Kegiatan pengangkutan material reklamasi dapat mencapai 19 rit dump truck per jam atau 57 smp/jam. Dengan demikian terjadi peningkatan kepadatan lalu lintas pada pagi dan sore hari dan pada masing-masing arah. Pengelolaan mengatur kedatangan dan keberangkatan mobil pengangkut yaitu mulai pukul 22:00 – 05:00. Penjadwalan ini dilakukan guna menghindari jam-jam sibuk di jalur pengangkutan material reklamasi

1.2.9. GANGGUAN TRANSPORTASI LAUT

1.2.9.1. Sumber dampak terhadap transportasi laut adalah kegiatan mobilisasi material reklamasi dan pembangunan tanggul. Mobilisasi alat dan material reklamasi lewat laut menggunakan kapal TSHD, barge dan transportation boat serta hopper barge. Kapal TSHD memiliki badan yang besar dan lamban dalam pergerakannya. Dalam pembangunan tanggul sebagian perairan yang saat ini bebas dan dapat dilewati oleh kapal akan terhalang dengan adanya tanggul. Oleh karena itu, tanggul ini akan menambah obstacle dalam pelayaran kapal-kapal di perairan Teluk Jakarta. Pengelolaannya membuat rambu-rambu kerja di sekitar areal reklamasi

1.3. TAHAP PASCA REKLAMASI

1.3.1. PERUBAHAN POLA GELOMBANG

1.3.1.1. Perubahan pola gelombang pada tahap pasca reklamasi disebabkan oleh keberadaan tanggul dan lahan reklamasi. Dampak ini merupakan keberlanjutan dari dampak pembangunan tanggul yang telah diuraikan pada dampak tahap reklamasi. Pengelolaannya berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya seperti Pelabuhan Sunda Kelapa dalam hal kemungkinan terjadinya sedimentasi

2. PEMANTAUAN DAMPAK LAINNYA

2.1. TAHAP REKLAMASI

2.1.1. PENURUNAN KUALITAS AIR LAUT

2.1.1.1. Pengurugan atau reklamasi adalah proses pengisian perairan yang sudah dibatasi oleh tanggul / revetment dengan pasir laut hingga mencapai ketinggian rencana (+7,5 sampai +8,5 mLWS). Penurunan kualitas air laut terjadi karena ketika pengisian areal reklamasi dengan pasir yang ditimbunkan akan menyebabkan resuspensi di perairan. Resuspensi ini menyebabkan kekeruhan air. Pengelolaannya reklamasi dilakukan dengan metode rainbow dan pump booster, sehingga tidak mengakibatkan kekeruhan terhadap areal diluar lahan reklamasi.

2.1.2. PERUBAHAN POLA ARUS

2.1.2.1. Sumber dampak terhadap perubahan pola arus adalah pembangunan tanggul. Pembangunan tanggul tipe revetment, akan menghalangi pergerakan massa air. Tanggul dapat dianggap sebagai struktur atau halangan yang tidak dapat ditembus oleh massa air sehingga keberadaan tanggul akan menyebabkan perubahan pola arus di sekitar lahan reklamasi. Pengelolaannya apabila terjadi sedimentasi akibat perlambatan arus maka dilakukan pengerukan. Volume dan tata cara pengerukan akan dikaji nanti setelah ada indikasi pendangkalan perairan.

2.1.3. PENINGKATAN VOLUME SAMPAH

2.1.3.1. Sumber peningkatan sampah padat adalah aktivitas tenaga kerja. Seperti diuraikan pada rencana kegiatan, tenaga kerja yang terserap akan berada di kapal dan di mess / basecamp. Sampah yang ditimbulkan oleh tenaga kerja yang dikapal akan mengikuti aturan dari IMO . Salah satu aturan ini adalah, pelarangan semua jenis limbah plastik ke perairan. Pengelolaannya membuat tempat penampungan sampah sementara (TPS) di mess / basecamp. Sampah yang terkumpul kemudian di kirim ke TPA. Pengangkutan ke TPA dilakukan maksimal 2 hari sekali dengan bekoordinasi dengan pengurus lingkungan setempat.

2.1.4. TIMBULAN LIMBAH B3

2.1.4.1. Sumber dampak timbulan limbah B3 adalah pengoperasian alat berat. Alat berat menggunakan bahan bakar yang menghasilkan limbah B3. Pengelolaannya limbah B3 dari alat berat seperti oli dikumpulkan dalam drum-drum kosong dan kemudian dikirim ke pengumpul oli bekas yang sudah berizin.

2.1.5. TERBUKANYA KESEMPATAN BERUSAHA

2.1.5.1. Sumber dampak terbukanya peluang atau kesempatan berusaha adalah mobilisasi alat dan material reklamasi. Terbukanya kesempatan berusaha ini merupakan dampak positif yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat sekitar terutama oleh masyarakat yang memilliki alat dan kemampuan dalam penyediaan alat dan material tersebut. Pengelolaannya memprioritaskan masyarakat nelayan setempat dalam memasok kebutuhan ikan untuk makan para pekerja.

2.2. TAHAP PASCA REKLAMASI

2.2.1. PERUBAHAN POLA ARUS

2.2.1.1. Perubahan pola arus pada tahap pasca reklamasi disebabkan oleh keberadaan lahan hasil reklamasi. Dampak ini merupakan keberlanjutan dari dampak pembangunan tanggul yang telah diuraikan pada dampak tahap reklamasi. Pada tahap pasca reklamasi hanya bersifat kelanjutan dari dampak. Pengelolaannya berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya seperti Pelabuhan Sunda Kelapa dalam hal kemungkinan terjadinya sedimentasi