PERKEMBANGAN KOGNITIF: PENDEKATAN BARU

Kom i gang. Det er Gratis
eller tilmeld med din email adresse
PERKEMBANGAN KOGNITIF: PENDEKATAN BARU af Mind Map: PERKEMBANGAN KOGNITIF: PENDEKATAN BARU

1. Pendekatan Neurosains Kognitif

1.1. Penelitian terhadap orang dewasa normal dengan yang mengalami kerusakan otak mengarahkan ada dua sistem ingatan jangka panjang yang terpisah, yaitu eksplisit dan implisit yang memperoleh dan menyimpan jenis informasi yang berbeda

1.1.1. Ingatan eksplisit (explicit memory) bersifat sadar atau ingat yang disengaja

1.1.1.1. terdiri berbagai fakta, nama, peristiwa, dan hal lain yang seseorang daat utarakan, dan nyatakan

1.1.2. Ingatan implisit (implicit memory) mengacu kepada ingatan yang terjadi tanpa usaha atau bahkan kesadaran

1.1.2.1. secara umum menyimpan informasi tentang berbagai kebiasaan dan keterampilan

1.2. Matangnya hipokampus, sejalan dengan berkembangnya struktur kortikal yang dikoordinasikan oleh formasi hipokampal, memungkinkan ingatan bertahan dalam jangka waktu yang lama

1.3. Korteks prefrontal (PFC) bagian dari lobus frontal yang terletak langsung dibalik dahi, dipercaya mengatur berbagai aspek kognisi

1.3.1. Selama setengah tahun pertama, korteks prefrontal dan jaringan sirkuit yang berkaitan dengannya mengembangkan ingatan kerja (working memory) penyimpanan jangka pendek terhadap informasi yang diolah, atau kerjakan, secara aktif oleh otak

1.4. Pemunculan ingatan yang kerja yang relatif telat bisa jadi menjadi penyebab perkembangan yang lambat dari permanensi objek, yang sepertinya berada di arah belakang korteks prefrontal

2. Pendekatan sosial-kontekstual

2.1. penelitian yang dipengaruhi oleh teori sosial budaya Vygotsky

2.1.1. mengkaji bagaimana konteks budaya memengaruhi interaksi sosial yang mungkin mendorong perkembangan kompetensi kognitif

2.2. Guided participation merujuk kepada interaksi timbal balik dengan orang dewasa yang membantu membentuk berbagai aktivitas anak dan menjembatani jurang antara pemahaman anak dan orang dewasa

2.3. Konteks budaya memengaruhi cara pengasuh memberikan kontribusi terhadap perkembangan kognitif

3. Pendekatan Pemrosesan Informasi

3.1. teori pemrosesan informasi memperhatikan perbedaan individual pada tingkah laku cerdas

3.2. Penelitian pemrosesan informasi menggunakan metode-metode baru untuk menguji berbagai ide tentang perkembangan kognitif yang muncul dari pendekatan-pendekatan sebelumnya

3.3. a. Habituasi

3.3.1. suatu jenis pembelajaran di mana pemaparan berulang atau terus-menerus dari suatu stimulus mengurangi perhatian pada stimulus tersebut. Dengan kata lain, familiaritas melahirkan hilangnya ketertarikan.

3.3.2. Dishabituasi

3.3.2.1. setelah suara atau sight diberikan lagi dan lagi, stimulus tersebut akan kehilangan kebaruannya dan tidak lagi membuat bayi berhenti mengisap

3.4. b. Kemampuan Perseptual serta Pemrosesan Visual dan Auditori

3.4.1. preferensi visual

3.4.1.1. Banyaknya waktu yang bayi habiskan menatap berbagai pemandangan

3.4.2. Ingatan pengenalan visual

3.4.2.1. dapat diukur dengan menunjukkan dua stimulus bersebelahan kepada bayi, yang satu familiar dan lainnya baru

3.5. c. Pemrosesan Informasi sebagai Prediktor Kecerdasan

3.5.1. Pada banyak penelitian longitudinal, habituasi dan kemampuan memulihkan atensi pada 6 bulan hingga 1 tahun pertama masa hidup cukup berguna dalam memprediksi IQ masa kanak-kanak

3.5.2. Waktu-reaksi visual dan antisipasi visual dapat diukur menggunakan paradigma ekspektansi visual

3.5.2.1. Pada desain penelitian ini, serangkaian gambar yang diatur oleh komputer muncul sekilas, beberapa di bagian kanan dan beberapa di bagian kiri dari bidang visual periferal bayi. Urutan gambar yang sama diulang beberapa kali

3.5.2.1.1. . Gerakan mata bayi diukur untuk melihat seberapa cepat tatapan anak berpindah ke gambar yang baru saja muncul (waktu reaksi) atau ke tempat di mana bayi menduga gambar berikutnya muncul (antisipasi).

3.6. d. Pemrosesan Informasi dan Perkembangan Kemampuan Piagetian

3.6.1. Kategorisasi

3.6.1.1. Kategorisasi merupakan suatu kemampuan yang penting untuk dimiliki seseorang. Kemampuan mengkategorikan adalah pondasi dalam berbahasa, dalam kemampuan penalaran, memecahkan masalah, dan ingatan (Rakison dalam Papalia, Martorell, Feldman, 2014)

3.6.2. Kausalitas

3.6.2.1. Pemahaman kausalitas adalah prinsip bahwa satu kejadian menyebabkan kejadian lain. Kausalitas penting karena “memungkinkan seseorang untuk meramalkan dan mengendalikan dunianya” (L. B. Cohen, Rundell, Spellman, dan Cashon, 1999).