1. Bidang Kebudayaan
1.1. pengaruh kebudayaan barat semakin luas dan merusak kehidupan tradisional Indonesia
1.2. tradisi kerajaan mulai memudar
1.3. tradisi keagamaan rakyat mulai terancam
2. Pengaruh Perluasan Kekuasaan Kolonial
2.1. Bidang Politik
2.1.1. kekuasaan tradisional pribumi semakin lemah
2.2. Bidang Ekonomi
2.2.1. rakyat semakin tertekan karena penghasilannya menjadi kecil
2.2.1.1. pengaruh pemerintah kolonial Belanda semakin kuat
2.2.2. Belanda menerapkan Politik Drainage yaitu pengambilan kekayaan sampai keuntungannya besar
2.2.3. rakyat yang tidak mempunyai tanah, bekerja sebagai buruh dengan upah sangat rendah
2.3. Bidang Sosial
2.3.1. Belanda menerapkan diskriminasi berdasarkan golongan dalam masyarakat dan suku bangsa
2.3.1.1. Pejabat biokrasi kerajaan
2.3.1.2. Tuan tanah
2.3.1.3. Rakyat biasa
2.3.2. penjajah Belanda berkulit putih sebagai golongan minoritas mempunyai hak-hak istimewa
2.3.3. penduduk pribumi sebagai golongan mayoritas tidak mempunyai hak yang layak tetapi kewajibannya sangat berat
2.3.4. berkembang pendidikan model barat dan jabatan administrasi dibatasi
3. Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908 (Sebelum Organisasi Budi Utomo Berdiri)
3.1. masih bersifat kedaerahan
3.2. tidak dilakukan secara serentak
3.3. sangat tergantung pada seorang pemimpin
3.4. belum ada koordinasi antardaerah
3.5. mudah diadu domba oleh penjajah dengan politik devide et impera
4. Sekolah-sekolah yang Didirikan Belanda di Indonesia
4.1. Pendidikan rendah setingkat SD
4.2. Pendidikan Menengah Setingkat SMP/SMA
4.3. Pendidikan Menengah Setingkat SMP/SMK
4.4. Pendidikan Tinggi
4.5. Sekolah Zending (untuk agama kristen protestan)
5. Organisasi-Organisasi Pada Masa Pergerakan Nasional di Indonesia Ada 3 Periode
5.1. Organisasi-organisasi pada Masa Pembentukan (Masa Awal ) tahun 1908 – 1920
5.1.1. Budi Utomo
5.1.2. Sarekat Dagang Islam (SDI) dan Sarekat Islam (SI)
5.1.3. Indische Partij (IP)
5.1.4. Perkumpulan-perkumpulan kedaerahan
5.1.4.1. Pasundan
5.1.4.2. Sarekat Sumatra
5.1.4.3. Sarekat Ambon
5.1.4.4. Rukun Minahasa
5.1.4.5. Kaum Betawi
5.1.4.6. Perkumpulan Madura
5.1.4.7. Timor Verbond
5.1.5. Organisasi Keagamaan
5.1.5.1. Muhammadiyah
5.1.5.2. Nahdatul Ulama (NU)
5.1.5.3. Persatuan Muslim Indonesia (PERMI)
5.1.5.4. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)
5.1.5.5. Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI)
5.1.6. Organisasi Pemuda Kedaerahan
5.1.6.1. Tri Koro Dharmo
5.1.6.2. Jong Sumatranen Bond
5.1.6.3. Jong Ambon (1918)
5.1.6.4. Jong Minahasa dan Jong Celebes (1919)
5.1.7. Organisasi Pemuda Keagamaan
5.1.7.1. Organisasi Muda Kristen Djawi (MKD)
5.1.7.2. Jong Islamieten Bond (1 Januari 1925)
5.1.7.3. Persatuan Murid-murid Diniyah School (PMDS)
5.1.7.4. Anshor NU
5.1.7.5. Pemuda Muhammadiyah
5.1.7.6. Persatuan Pemuda Kristen
5.1.7.7. Persatuan Pemuda Katolik
5.2. Organisasi-organisasi pada masa radikal (Non Kooperasi) tahun 1920 - 1930
5.2.1. Partai Komunis Indonesia (PKI)
5.2.2. Perhimpunan Indonesia (PI)
5.2.3. Partai Nasional Indonesia (PNI)
5.2.4. Partai Indonesia (Partindo)
5.2.5. Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru)
5.3. Organisasi-organisasi pada masa Moderat (Kooperasi) tahun 1930 - 1942
5.3.1. Partai Indonesia Raya (Parindra)
5.3.2. Gerakan Rakyat Indonesia (GERINDO)
5.3.3. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
6. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat
6.1. Belanda Menerapkan Politik Etis atau Politik balas budi (1900)
6.1.1. Irigasi (pengairan), tujuannya mengairi sebagian besar perkebunan milik Belanda dan sebagian kecil mengairi tanah pertanian penduduk Indonesia
6.1.2. Emigrasi (pemindahan penduduk), tujuannya memindahkan penduduk Pulau Jawa keluar Pulau Jawa untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja perkebunan milik Belanda
6.1.3. Edukasi (pendidikan), tujuannya memenuhi tenaga kerja terdidik dan terampil dengan upah murah
6.2. Orang-orang Belanda yang mengkritik pemerintah Belanda
6.2.1. Baron Van Hoevell, melalui parlemen Belanda meminta agar nasib rakyat jajahan diperbaiki sebagai tindakan balas budi kepada rakyat jajahan
6.2.2. Mr.C.Th. Van Deventer, mengecam politik keuangan Belanda dan harus mengembalikan kekayaan Indonesia dengan menyusun programTrias politika Van Deventer
6.3. Pengaruh Politik Etis terhadap perkembangan pendidikan
6.3.1. Belanda menerapkan pendidikan di Indonesia sejak tahun 1848 dengan mendirikan sekolah-sekolah Bumiputera
6.3.1.1. Tujuan
6.3.1.1.1. menghasilkan pegawai administrasi Belanda yang terampil, murah, dan terdidik
6.3.1.2. Manfaat
6.3.1.2.1. untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perkebunan pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan pemerintah
6.3.1.3. Ciri-ciri
6.3.1.3.1. menerapkan prinsip gradualisme (berangsur-angsur, lambat, dan bertahap) dalam menyediakan pendidikan anak-anak bumiputera
6.3.1.3.2. menerapkan sistem dualisme pendidikan yaitu diskriminasi pendidikan bagi anak Belanda dan anak bumiputera
6.3.1.3.3. bertujuan menghasilkan pegawai administrasi rendahan
6.3.1.3.4. pendidikan anak bumiputera tidak dirancang secara sistematis
6.3.2. bangsa Indonesia mengetahui perkembangan yang terjadi di negara-negara Eropa, karena sekolah dan mempelajari bahasa asing
6.3.3. muncul kesadaran adanya keterbelakangan tanah air dan bangsa dalam mencapai kemajuan dan bebas dari penjajahan