
1. Pengertian
1.1. Upaya pematangan gonad kelamin untuk ovulasi dan memijah dengan penyuntikan ekstrak hipofisa dari ikan pendonor ke ikan yang akan dibiakkan.
2. Penggunaannya
2.1. Kelebihan
2.1.1. Memacu pertumbuhan dan pematangan gonad yang cepat
2.1.2. Kelenjar hipofisa dapat diawetkan dalam waktu lama hingga 2 tahun
2.1.3. Mampu perkirakan dosis dengan ukuran berat pendono dan resipient
2.1.4. Penggunaan lebih aman karena secara alami dibandingkan hormon dari bahan kimia (Chumaidi, 2002).
2.2. Kekurangan
2.2.1. Ikan pendonor akan mati
2.2.2. Penularan penyakit ikan pendonor
2.2.3. Terdapat hormon yang menghilangkan pengaruh gonadotropin
2.2.4. Penolakan karena reaksi imunitas saat digunakan ikan pendonor beda jenis ikan
2.2.5. Penggunaan dosis yang tidak sesuai mempengaruhi rendahnya peningkatan TKG
3. Letak Sumbernya
3.1. Dienchepalon
3.1.1. Terletak pada daerah di bawah otak pada bagian sebelah kanan
3.1.2. Berada di lekukan atau sela tursica
3.1.3. Lobus anterior menghasilkan hormon gonadotropin
3.2. Berdasarkan organismenya
3.2.1. Homoplastik yaitu ikan donor dan ikan resipien satu jenis
3.2.2. Heteroplastik yaitu ikan donor dan ikan resipien beda jenis
3.2.3. Tidak memerlukan refrigerator untuk penyimpanannya
4. Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
5. Teknik Hipofisasi
5.1. Penyuntikan kelenjar hipofisa ikan pendonor ke ikan penerima
5.1.1. tahapannya
5.1.1.1. Pemilihan Induk
5.1.1.1.1. syarat indukan
5.1.1.2. Mengambil dan mengekstrak Kelenjar Hipofisa
5.1.1.3. Penyuntikan pada ikan penerima
5.1.1.4. Pemijahan ikan
6. Hormon gonadotropin
6.1. Merupakan hormon yang dihasilkan oleh ovarium dan testis
6.1.1. dibagi menjadi dua yang dihasilkan adenohipofisis
6.1.1.1. Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang terhadap folikel melalui sekresi estradiol-17β pada ovarium
6.1.1.2. Luteinizing Hormone (LH) digunakan dalam pematangan tingkat akhir pada oosit. Adanya pematangan gonad karena merangsang sintesa Maturation Inducing Steroid dari sel theca folikel yang menciptakan kematangan gonad dan fertilitas telur yang besar (Goetz, (1983) dan Stacy (1984)).
6.1.2. Thyroid stimulating hormone (TSH)
6.1.3. Melanocyte-Stimulating hormone (MSH)
6.1.4. Somatotropin
6.1.5. Prolaktin
6.1.6. Vasoperin
6.1.7. Oksitosin
7. Manfaat
7.1. Mampu mempercepat pertumbuhan dan pematangan gonad dan peningkatan daya tetas telur
7.2. Memenuhi kebutuhan gonadotropin yang tidak terpenuhi secara alami
7.3. Meransang pemijahan ikan karena mensekresikan gonadotropin hormone
7.3.1. Jumlah GnRH dan antidopamin yang lebih banyak menghasilkan sekresi GtH lebih tinggi (Novianto, 2004).