Pengantar Ilmu Dakwah

시작하기. 무료입니다
또는 회원 가입 e메일 주소
Pengantar Ilmu Dakwah 저자: Mind Map: Pengantar Ilmu Dakwah

1. 8.      Istimdaad / sumber pengambilan ilmu. Misalnya sumber pengambilan ilmu manthiq adalah akal. Contoh lain, sumber pengambilan ilmu ushul fiqh adalah ilmu kalam, bahasa Arab dan tasawwur hukum.

2. Sejarah Dakwah

2.1. Sebelu Nabi Muhammad.SAW

2.1.1. Dakwah Nabi Musa As. Nabi Musa diutus oleh Allah untuk bani Israil.Ia tumbuh di rumah Fir,aun,dan setelah dewasa ia diangkat oleh Allah menjadi Nabi danditurunkan kepadanya Taurat.

2.1.2. Dakwah Nabi Isa AS. Kelahirah Nabi Isa adalah salah sat di antara kekuasaan Allah.Allah menurunkan kepada Isa Kitab Injil dan berdakwah kepada umatnya untuk menauhidkan Allah.

2.1.3. Dakwah Nabi Daud Nabi Naud dlam berdakwah dibekal oleh Allah dengan kitab Zabur, beliau juga memiliku suara yang indah dapat menundukan besi, Allah tundukan gunung sehingga bertasbilah bersama Daud,begitujuga burung, Allah kukuhkan kerajaannya dan Allah berikan kepadanya hikmah yang berbentuk kesempurnaan lmu dan ketelitian amal perbuatan.

2.2. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah

2.2.1. DAKWAH SEMBUNYI-SEMBUNYI hanya dilakukan nabi Muhammad SAW pada orang-orang terdekatnya saja. Orang orang yang memeluk islam pada dakwah sembunyi-sembunyi ini kemudian dikenal sebagai golongan assabiqunal awwalun. Beberapa di antara mereka adalah Khadijah, Ali Bin Abu Thalib, Abu Bakar Ash-Siddiq dan lain lain.

2.2.2. DAKWAH TERANG-TERANGAN diawali Rasulullah SAW dengan mengumpulkan penduduk Mekkah di bukit Shafa dan mengajak mereka menyembah Allah SWT dan meninggalkan berhala. Pada dakwah ini, Rasulullah SAW mendapat penolakan keras yang salah satunya datang dari paman kandungnya sendiri yakni ABU LAHAB.

2.3. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah

2.3.1. Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode Madinah. Adapun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.

3. Manahij ad-Dakwah

3.1. 1.      Ta’rif/definisi sesuatu adalah lafazh yang dengan sebab mengenalnya akan mengenal sesuatu

3.2. 2.      Mauzhu’ / objek ilmu. Muhammad bin Ali ash-Shabban mengatakan, mauzhu’ ilmu adalah sesuatu yang dibahas di dalamnya dari aspek ‘awarizhnya yang bersifat zatiyah.

3.3. 3.      Manfaat / faedahnya. Misalnya manfaat ilmu manthiq adalah memelihara berpikir dari kesalahan.

3.4. 4.      Nisbah/hubungan dengan ilmu-ilmu lain. Misalnya ilmu manthiq dengan i’tibar mauzhu’nya merupakan kulliy bagi ilmu-ilmu lain, karena setiap ilmu ada tasawwur dan tashdiq, sedangkan mauzhu’ ilmu manthiq adalah tasawwur dan tashdiq.

3.5. 5.      Fadhilahnya. Misalnya fadhilah ilmu manthiq tinggi dan melebihi di atas ilmu lain. Karena ilmu manthiq mencakup manfaatnya bagi ilmu-ilmu lainnya.

3.6. 6.      Waazhi’/pencetusnya. Misalnya pencetus ilmu manthiq adalah Aristoteles. Pencetus ilmu Ushul Fiqh adalah Imam Syafi’i.

3.7. 7.      Nama ilmu. Misalnya nama ilmu manthiq. Dinamakan juga dengan al-mizan atau mi’yar al-‘ulum.

3.8. 9.      Hukum mempelajarinya. Misalnya hukum mempelajari fiqh adalah fardhu ‘ain sebatas dapat mengetahui sah, batal, haram dan halal dalam ibadah dan lainnya yang dhahir. Selebihnya, hukumnya fardhu kifayah.

3.9. 10.  Masail /masalah-masalah pokok. Zakariya al-Anshari menjelaskan, masail ilmu adalah sesuatu yang dituntut menisbahkan mahmul (keterangan) kepada mauzhu’ (subjek) pada sebuah disiplin ilmu.

4. 2. Al- Muidzah al-hasanah Al- Muidzah al-hasanah, menurut bebrapa ahli bahasa dan pakar tafsir, memiliki pengertian sebagai berikut: a) pembelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari perbuatan jelek melelui tarhib dan targhib (dorongan dan motivasi); penjelasan, keterangan, gaya bahasa, peringatan, penuturan, contoh teladan, pengarahan, dan pencegahan dengan cara halus. b) Nasihat, bimbingan, dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan dengan baik dan penuh tangguang jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna, dan terkesan di hati sanubari mad’u. c) suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang terpatri dalam kalbu, penuh kelembutan sehingga terkesan dalam jiwa, tidak melalui cara pelangaran dan pencegahan, sikap mengejek, melecehkan, menyudutkan atau menyalahkan, meluluhkan hati yang keras, menjinakan kalbu yang liar. d) tutur kata lemah lemah lembut, perlahan-lahan, bertahap dan sikap kasih sayang dalam konteks dakwah, dapat membuat seseorang merasa dihargai rasa kemanusiaan dan mendapat

5. Pengetrian Dakwah

5.1. Dakwah dalam Pengertian al-Qur'an • kegiatan mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah serta berjuang bersama meninggikan agama-Nya

5.1.1. Toha Yahya Oemar: “mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat."

5.2. Syekh Ali Makhfudh : “Mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan dunia akhirat".

5.3. HSM. Nasarudin Latif : “setiap usaha aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah swt seseuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak Islamiyah

5.4. Muhammad Khidr Husain dalam bukunya "ad-Dakwah ila al-Ishlah" mengatakan, dakwah adalah upaya untuk memotivasi agar orang berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amar maʼruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat

5.5. Quraish Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah sesuatu yang tidak baik kepada sesuatu yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat (1992: 194).

6. Pokok-Pokok Dakwah

6.1. Pokok-pokok dakwah Rasulullah

6.1.1. 1. AKIDAH, di mana Rasulullah SAW diutus Allah SWT untuk menyampaikan ajaran tauhid yakni hanya menjadikan Allah SWT satu-satunya Tuhan yang patut untuk disembah. Nabi Muhammad SAW di Mekkah menyeru agar meninggalkan perbuatan menyembah berhala.

6.1.2. 2. AKHLAK MULIA, selain tauhid maka pokok dakwah Rasulullah SAW adalah akhlak yang mulia yang terlihat dari diri pribadi beliau. Di Mekkah, Nabi mengajak untuk meninggalkan segala perbuatan keji yang dilakukan masyarakat arab.

6.2. Rukun dakwah

6.2.1. 1. Da'i yaitu orang yang mengajak atau menyeru ke jalan allah.

6.2.2. 2.Mad'u adalah orang yang diajak atau diseru ke jalan allah.

6.2.3. 3.Manhaj Dakwah adalah metode dalam menyampaikan dakwah

6.2.4. 4.Wasaa'il adalah sarana atau media dalam menghantarkan dakwah kepada seseorang.

7. AsalibAd-Dakwah(MetodeDakwah)

7.1. Uslub al-Dakwah ) adalah salah satu cara dalam melaksankan dakwah, agar mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efesien. Dengan kata lain, segala cara dalam menegakan syariat islam untuk mecapai tujuan dakwah yang telah ditentukan, yaitu tercapainya kondisi kehidupan mad’u yang selamat dan sejahtera ( bahagia ) baik di dunia maupun di akhirat kelak.

7.2. 1. Uslub Al-Hikmah Kata al-hikmah mempunyai banyak penegrtian,. Dalam beberapa kamus, kata al-himah ( kesabaran dan ketabahan ), al- adl ( keadilan ), al-hilm ( ilmu pengatuhan ), al-quran, falsafah, kebijakan, pemikiran atau penndapat yang baik, al-haqq ( kebenaran ), meletakan sesuatu pada tempatnya, keberan sesuatu, mengtahui sesuatu yang paling utama.

7.3. Pemabagian

7.3.1. 2. Al- Muidzah al-hasanah Al- Muidzah al-hasanah, menurut bebrapa ahli bahasa dan pakar tafsir, memiliki pengertian sebagai berikut: a) pembelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari perbuatan jelek melelui tarhib dan targhib (dorongan dan motivasi); penjelasan, keterangan, gaya bahasa, peringatan, penuturan, contoh teladan, pengarahan, dan pencegahan dengan cara halus. b) Nasihat, bimbingan, dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan dengan baik dan penuh tangguang jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna, dan terkesan di hati sanubari mad’u. c) suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang terpatri dalam kalbu, penuh kelembutan sehingga terkesan dalam jiwa, tidak melalui cara pelangaran dan pencegahan, sikap mengejek, melecehkan, menyudutkan atau menyalahkan, meluluhkan hati yang keras, menjinakan kalbu yang liar. d) tutur kata lemah lemah lembut, perlahan-lahan, bertahap dan sikap kasih sayang dalam konteks dakwah, dapat membuat seseorang merasa dihargai rasa kemanusiaan dan mendapat