Kerajaan Samudera Pasai

1. Perekonomian

1.1. Kehidupan ekonomi Kerajaan Samudra Pasai utamanya adalah perdagangan, yang dibantu oleh lokasinya yang strategis, di ujung pulau Sumatera dan di tepi selat Malaka. Selat Malaka saat itu adalah jalur perdagangan laut yang sangat penting yang menghubungkan India, Semenanjung Arab dan Persia, dengan China di timur.

2. Kehidupan Sosial Masyarakat

2.1. Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan–aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab.

3. Kehidupan Budaya

3.1. Dari catatan Ma Huan dan Tomé Pires, telah membandingkan dan menyebutkan bahwa sosial budaya masyarakat Pasai mirip dengan Malaka. Kerajaan Samudera Pasai juga berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

4. Sejarah

4.1. Samudra Pasai (atau Samudra Darussalam) adalah kerajaan pertama di Nusantara yang menganut agama Islam.

5. Kehidupan Politik dan Pemerintahan

5.1. Politik=Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan dan Pasai. Dalam rangka islamisasi, Sultan Malik al Saleh menikah dengan Putri Raja Perlak.

5.2. Pemerintahan=KERAJAAN ISLAM dengan pemimpin yang disebut dengan istilah SULTAN (nama lain dari Raja/Penguasa). Istilah modern yang menggambarkan sistem pemerintahan Samudera Pasai adalah MONARKI di mana Sultan atau Raja dipilih berdasarkan garis keturunan.