马上开始. 它是免费的哦
注册 使用您的电邮地址
BIMBINGAN KONSELING 作者: Mind Map: BIMBINGAN KONSELING

1. SEJARAH

1.1. • Lahir di Amerika, awal abad XX (1908) • Frank Persons membuka klinik “Boston Vocational Beereau” Informasi dan pelatihan bagi pemuda yang ingin bekerja. • Melatih guru yang membantu siswa

1.2. • Psikiatri – Psikiater • Psikologi – Psikolog • Konseling - Konselor

1.3. Kurikulum 1984 – Bimbingan Karir

1.4. Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989.

1.5. 1994 – Guru BP menjadi Guru Pembimbing

1.6. 2021 – IPBI menjadi ABKIN dan Guru Pembimbing menjadi Guru BK atau Konselor.

1.7. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 – Konselor.

1.8. KTSP 2006 masuk dalam struktur kurikulum “Pengembangan Diri”

1.9. Kurikulum 2013 – Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, bukan mata pelajaran + peminatan

1.10. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 – Bimbingan dan Konseling lebih mengacu pada BK Komprehensif (Perkembangan).

2. Perkembangan di Indonesia

2.1. • Guidance and Counseling (GC) • Bimbingan dan Penyuluhan (BP) • Bimbingan dan Konseling (makna sendiri-sendiri) • Pelayanan Konseling • Bimbingan dan Konseling (makna sebagai satu kesatuan utuh)

3. PENGERTIAN

3.1. Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.

3.1.1. Layanan bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan.

4. PELAKSANA

4.1. Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan pendidikan dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling.

5. TUJUAN BK

5.1. UMUM

5.1.1. membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.

5.2. KHUSUS

5.2.1. 1. memahami dan menerima diri dan lingkungannya;

5.2.2. 2. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang;

5.2.3. 3. mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;

5.2.4. 4. menyesuaikan diri dengan lingkungannya;

5.2.5. 5. mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya, dan

5.2.6. 6. mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab

6. FUNGSI

6.1. Pemahaman

6.2. Fasilitasi

6.3. Penyesuaian

6.4. Penyaluran

6.5. Adaptasi

6.6. Pencegahan

6.7. Perbaikan dan Penyembuhan

6.8. Pemeliharaan

6.9. Pengembangan

6.10. Advokasi

7. ASAS-ASAS

7.1. Kerahasiaan

7.2. Kesukarelaan

7.3. Keterbukaan

7.4. Keaktifan

7.5. Kemandirian

7.6. Kekinian

7.7. Kedinamisan

7.8. Keterpaduan

7.9. Keharmonisan

7.10. Keahlian

7.11. Tut wuri handayani

8. PRINSIP-PRINSIP

8.1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik/konseli dan tidak diskriminatif.

8.2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi.

8.3. Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif.

8.4. Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama.

8.5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling.

8.6. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.

8.7. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan.

8.8. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia.

8.9. Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan.

8.10. Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional dan kompeten.

8.11. Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan

8.12. Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.

9. Prinsip yang Berkenaan dengan Sasaran Layanan

9.1. melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi;

9.2. berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis;

9.3. memperhatikan sepenuhnya tahap dan sebagai aspek perkembangan individu;

9.4. memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

10. Prinsip yang Berkenaan dengan Permasalahan Individu

10.1. berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi;

10.2. kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling

11. Prinsip yang Berkenaan dengan Permasalahan Individu

11.1. berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi;

11.2. kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling

12. Prinsip yang Berkenaan dengan Program Layanan

12.1. merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik;

12.2. fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga;

12.3. disusun secara berkelanjutan dari jenjang terendah sampai tertinggi;

12.4. isi dan pelaksaanaan perlu diadakan penilaian yang teratur dan terarah.

13. Prinsip yang Berkenaan dengan Tujuan Pelaksanaan Layanan

13.1. diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendri dalam menghadapi permasalahan;

13.2. keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari guru bimbingan dan konseling/konselor;

13.3. ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi;

13.4. kerjasama antara guru bimbingan dan konseling/konselor, guru mata pelajaran, dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan dan konseling;

13.5. Pengembangan program ditempuh melalui pemanfatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.