马上开始. 它是免费的哦
注册 使用您的电邮地址
GLOSSIER 作者: Mind Map: GLOSSIER

1. Optimization

1.1. Konten pada web menggunakan tajuk ringkas yang memberikan manfaat telegraf dan teks yang mengidentifikasi masalah

1.2. Ulasan disajikan dalam kronologis terbalik dan menggunakan sistem penilaian evaluasi bintang lima

1.3. Penggunaan filter berdasarkan jenis kulit, rentang usia dan warna kulit

1.4. Penggunaan tag di media sosial yang digabungkan dengan UGC pada channel Glossier

1.5. Penggunaan UX yang optimal bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pertumbuhan penjualan

2. Praktek SEO

2.1. Penggunaan UGC telah terbukti meningkatkan peringkat pada halaman hasil mesin pencari (SERP)pada merk Glossier

2.2. Dalam pemasaran produknya, Glossier menggunakan metode peer to peer dimana mereka memanfaatkan micro influencer

2.2.1. Menghemat biaya

2.2.2. Memberikan tingkat keterlibatan yang jauh lebih tinggi

2.3. Penggunaan kata kunci dalam struktur URL

2.3.1. URL Glossier lebih jelas, ringkas dan rapi

2.3.2. file terkompresi yang lebih kecil untuk membuat foto dimuat lebih cepat

2.4. Glossier menggunakan relcanonical tag, yang dapat menggabungkan beberapa tautan ke halaman, tetapi menghitung semua versi yang berbeda sebagai tautan, meningkatkan relevansi SEO

2.5. Menggunakan channel lain seperti YouTube

2.5.1. mengupload video dan review produk dan memberikan edukasi mengenai penggunaan produk Glossier

2.6. Menggunakan metadata untuk meningkatkan relevansi hasil pencarian

3. Improvement

3.1. Pertama Glossier menggunakan cookie untuk melacak pengguna yang tidak memberikan komentar secara aktif

3.1.1. Karena adanya masalah, akhirnya Glossier menggunakan segmentasi platform data pelanggan serta analytics untuk menghubungkan pergerakan Glossier dan blog Into the Gloss

3.2. Pembuatan UX baru untuk menemukan ide produk dan mengoptimalkan situs web

3.3. Membuat sistem point-of-sales sendiri untuk sinkronisasi metode pembayaran dari pembelian online dan di dalam toko

4. Business Growth

4.1. Lahir dari sebuah blog lulusan seni Universitas New York yaitu Into the Gloss (intothegloss.com)

4.2. Tahun 2014 meluncurkan 4 produk (balm, mist, skin tone and moisturizer) dan melayani 953 pesanan konsumen

4.3. Tahun 2019 mempunyai 30 produk, melayani pembelian dari 3 juta pelanggan dan berada di peringkat ke -23 untuk SEO di sektor kecantikan

5. D2C Business Model

5.1. Penggunaan promosi "masstige" (mass market + prestige)

5.1.1. Menawarkan produk kosmetik yang berkualitas melalui web-enabled, nyaman, layanan pengiriman cepat dan lebih terjangkau

5.2. Menggunakan pengeluaran pemasaran sederhana

5.2.1. Berfokus pada situs web, kemasan produk, dan influencer mikro

5.3. Glossier memanfaatkan serta mempromosikan konten yang dibuat oleh konsumennya, dan juga influencer

5.4. Glossier memanfaatkan jaringan paid dan non-paid influencer untuk memperkuat posisi produknya di pasaran dan terbukti efektif

5.5. Rekomendasi dari teman dekat

5.5.1. Mempengaruhi keputusan pembelian sebanyak 86%

6. Ancaman

6.1. Model bisnis D2C yang serupa

6.2. Brand kecantikan baru

6.3. Influencer yang dikenal secara global

7. People-powered ecosystem

7.1. Tim editor staf (gTeam) bertugas untuk mengumpulkan pendapat pelanggan dan memberikan masukan suara pelanggan

7.2. Tim gTeam mampu mengidentifikasi perspektif pemangku kepentingan pelanggan seperti mengidentifikasikan kekurangan deskripsi pada item

7.3. Dengan menggunakan User Generated Content Glossier dapat mengembangkan portofolio abadi dari sekitar 30 produk dengan harga terjangkau