
1. Etiologi
1.1. tone
1.2. tissue
1.3. tears
1.4. thrombin
2. Faktor resiko
2.1. paritas
2.2. peregangan uterus yang berlebih
2.3. partus lama
2.4. umur
2.5. jarak hamil kurang dari 2 tahun
2.6. persalinan yang dilakukan dengan tindakan
2.7. anemia
2.8. riwayat persalinan buruk sebelumnya dan status Gizi Ibu
3. Epidemiologi
4. Diagnosis banding
5. CMD
5.1. Atonia Uteri
5.2. Robekan jalan lahir
5.3. Retensio Plasenta
5.4. Tertinggalnya sebagian plasenta
6. PATOF
6.1. Fisiologi Penghentian Perdarahan pada Persalinan
6.2. Kegagalan Mekanisme Fisiologi
7. Definisi
8. Klasifikasi
8.1. Waktu terjadinya
8.1.1. postpartum prime
8.1.2. secondary post partum haemorrhage
9. Gejala
9.1. penderita pucat
9.2. tekanan darah rendah
9.3. denyut nadi cepat dan kecil
9.4. ekstrimitas dingin
10. Prognosis
11. TATALKASANA
11.1. H
11.1.1. Meminta pertolongan
11.2. A
11.2.1. Akses vena dengan kateter ukuran besar (18G) dan infus kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) serta transfusi
11.3. E
11.3.1. Etiologi dan preparat uterotonik
11.4. M
11.4.1. Masase uterus
11.5. O
11.5.1. Obat-obatan
11.6. S
11.6.1. Persiapan kamar operasi.
11.7. T
11.7.1. Tampon uterus vagina, kondom kateter
11.8. A
11.8.1. Kompresi uterus (bedah), teknik B- Lynch
11.9. S
11.9.1. Devaskularisasi sistem perdarahan pelvis :Lasobudiman, a. Uterina, a. Ovarika, a. Hipogastrika
11.9.2. Gastrula
11.10. I
11.10.1. Embolisasi a.Uteri dengan radiologi intervensi
11.11. S
11.11.1. Histerektomi subtotal/total
12. EMBRIOGENESIS
12.1. Sel tunggal/Zigot
12.2. Morula
12.3. Blastula
12.4. Neurula
12.5. Fetus / Janin
13. EDUKASI
13.1. PENCEGAHAN
13.1.1. manajemen aktif kala III
13.1.1.1. pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir
13.1.1.2. peregangan tali pusat terkendali
13.1.1.3. melahirkan plasenta