Get Started. It's Free
or sign up with your email address
muamalah by Mind Map: muamalah

1. pengertian muamalah

1.1. etimologi

1.1.1. "muamalah" berasal dari kata aamala, yuamitu, muamalat yang berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan.

1.2. istilah

1.2.1. luas

1.2.1.1. hanya tentang ekonomi (iqtishadiyah).

1.2.2. sempit

1.2.2.1. mencakup munahakat, warisan, politik, pidana, dan lain sebagainya.

1.3. hukum

1.3.1. fardhu ai bagi setiap orang muslim.

1.3.2. fardhu kifayah bagi orang yang ahli dalam bidang muamalah

2. 5 aspek

2.1. jual beli

2.1.1. dalil

2.1.1.1. "Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba" (QS. Al-Baqarah: 275).

2.1.2. pengertian

2.1.2.1. bahasa: tukar menukar.

2.1.2.2. istilah: 1. tukar barang dengan uang. 2. melepaskan hak kepemilikan. 3. saling rela.

2.1.3. rukun

2.1.3.1. pelaku: 1. penjual 2. pembeli

2.1.3.2. barang: suci, bermanfaat, dimiliki, bisa diserahkan, terukur.

2.1.3.3. akad: suatau perkataan antar ijab dan qabul dengan cara yang dibenarkan syara' yang menetapkan adanya akibat-akibat hukum pada objeknya.

2.2. syirkah

2.2.1. pengertian

2.2.1.1. bahasa: perseruan/persekutuan kerjasama.

2.2.1.2. istilah islam: kerjasama antara dua orang atau lebih dalam bidang ekonomi untuk memperoleh keuntungan bersama.

2.2.2. landasan hukum

2.2.2.1. al qur'an : "maka mereka berserikat pada segitiga" (QS An Nisaa (4):12).

2.2.2.2. al hadist : Dari Abu Hurairah, "Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman, "aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya." (HR. Abu Dawud).

2.2.3. macam-macam

2.2.3.1. syirkah inan

2.2.3.2. syirkah abdan

2.2.3.3. syirkah mudharabah

2.2.3.4. syirkah wujud

2.2.3.5. syirkah muwafadhah

2.3. riba

2.3.1. pengertian

2.3.1.1. bahasa: tambahan (al-ziyadah), berkembangan (an-nuwuw), meningkat (al-irtifa'), dan membesar (al-'uluw).

2.3.1.2. riba: tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis atau utang piutang tanpa adanya padanan ('iwad) yang dibenarkan syari'ah atas penambahan tersebut.

2.3.2. dalil

2.3.2.1. "Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (QS. Al-Baqarah: 276)

2.3.3. pembagian riba

2.3.3.1. sebab jual beli: 1. fadhl (pertukaran sejenis namun beda ukuran). 2. nasi'ah (pinjaman alat tukar: uang-emas, dengan charge, dan apapun namanya).

2.3.3.2. sebab utang piutang: 1. qardhi (meminjam sesuatu dengan syarat dikembalikan dengan uang tambahan). 2. jahiliyah (utang dibayar dengan uang lebih karena sudah melewati tanggal bayaran).

2.4. bank

2.4.1. pengertian

2.4.1.1. syariah adalah jalan Allah seperti yang ditunjukkan oleh Al-qur'an dan as-Sunnah/Hadits.

2.4.2. bank islam (bank syariah)

2.4.2.1. bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam.

2.4.3. produk pembiayaan bank syariah

2.4.3.1. pembiyaan wajar : 1. mudharabah (bagi hasil) 2. musyarakah (kerjasama)

2.4.3.2. pembiayaan utang : 1. barang-barang 2. barang-uang 3. uang-barang 4. uang-uang

2.5. asuransi

2.5.1. pengertian

2.5.1.1. asuransi adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung untuk memberi penggantian kepada tertanggung jika terjadi kerugian, kerusakan, dll.

2.5.1.2. asuransi syariah

2.5.1.2.1. asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tahattu' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai syariah.

2.5.1.2.2. dalam bahasa arab, asuransi disebut At-Tamin yang berarti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, bebas dari rasa takut.

2.5.2. manfaat

2.5.2.1. 1. mengurangi beban keuangan akibat timbulnya kerugian. 2. mengurangi ketidakpastian resiko. 3. memperoleh informasi/saran untuk meminimalisir resiko. 4. menciptakan ketenangan untuk bekerja.

2.5.3. landasan hukun

2.5.3.1. "...dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa atau pelangaran..." (QS. Al-Maidah (5):2)