Break Event Point ( BEP ) Titik impas
by Dino Wijaya
1. Pengertian
1.1. BEP adalah tingkat produksi di mana total pendapatan sama dengan total pengeluaran.
1.2. Dengan kata lain Break even point adalah titik dimana perusahaan menghasilkan jumlah laba yang sama dengan biaya selama proses manufaktur dalam periode akuntansi.
2. Bagaimana Menerapkan Break Even Point Secara Efektif
2.1. ( Analisis biaya ) Terus tinjau semua biaya tetap, untuk melihat apakah ada yang bisa diimprovisasi. Tinjau juga biaya variabel untuk melihat apakah ada biaya yang dapat dihilangkan, karena hal itu akan meningkatkan marjin dan mengurangi break even point.
2.2. ( Analisis margin ) Perhatikan dengan seksama margin produk, dan dorong penjualan produk dengan margin tertinggi, hal ini juga membantu mengurangi break even point
2.3. ( Outsourcing ) Jika suatu kegiatan melibatkan biaya tetap, pertimbangkan untuk mengalihdayakannya atau menggunakan outsourcing agar mengubahnya menjadi biaya variabel per unit.
2.4. ( Penetapan harga ) Kurangi atau hilangkan penggunaan kupon atau pengurangan harga lainnya, karena hal ini malah meningkatkan break even point. Hal lain yang perlu dilakukan adalah tingkatkan harga secara bertahap selama hal tersebut bisa diterima oleh pelanggan.
3. Fungsi Break Even Point
3.1. Untuk menentukan jumlah kapasitas yang tersisa setelah BEP tercapai, hal ini dapat memberi gambaran kepada Anda tentang jumlah maksimum laba yang dapat dihasilkan.
3.2. Untuk menentukan dampak pada laba jika otomatisasi ( biaya tetap ) menggantikan tenaga kerja ( biaya variabel )
3.3. Untuk menentukan perubahan laba jika harga produk diubah
3.4. Untuk menentukan jumlah kerugian yang bisa diperkecil jika bisnis mengalami penurunan penjualan
4. Rumus Menghitung BEP
4.1. Menghitung BEP per – unit produk : BEP = Fixed Cost / (Price – Variable Cost)
4.2. Menghitung BEP perdasarkan nilai penjualan : BEP = Fixed Cost / (1 – (Variable Cost /Price))
5. Cara Menghitung BEP
5.1. ( Fixed Cost ) Komponen ini merupakan biaya tetap atau konstan. Biaya ini tidak mempengaruhi kegiatan produksi secara langsung.
5.2. ( Variable cost ) Komponen biaya yang satu ini bersifat dinamis. Variabel cost disebut juga sebagai biaya per unit yang tergantung pada tingkat volume produksi. Apabila produksi meningkat, maka variabel cost juga akan meningkat. Contohnya seperti biaya bahan baku, biaya upah tenaga kerja, biaya listrik dan lain sebagainya.
5.3. ( Selling Price ) Merupakan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi dan siap untuk dijual.