1. B.Pengertian Identitas Nasional
1.1. Identitas
1.1.1. Sosial
1.1.1.1. Membedakan seseorang dengan yang lainnya berdasarkan identitas nasionalnya.
1.1.2. Personal
1.1.2.1. Karakteristik yang melekat pada seseorang
1.1.3. Teoritik secara garis besar
1.1.3.1. Penanda yang membedakan seseorang dengan seseorang lain atau sekelompok orang dengan sekelompok orang lainnya.
1.2. Nasional
1.2.1. Menggambarkan berbagai elemen dan kolektivitas dam dapat di kombinasi (Multidimensi).
1.3. Identitas nasional
1.3.1. Bloom
1.3.1.1. Berdasarkan asas kesamaan dari masyarakat.
1.3.2. Ruth
1.3.2.1. Individu-individu yang merasa diri mereka memiliki kolekvitas nasional yang dimanifestasikan dalam praktek-praktek sosial sehari-hari .
1.3.3. Smith
1.3.3.1. Pola-pola budaya,simbol-simbol,ingatan, dan mitos.
2. G.Simbol-Simbol Nasional
2.1. Lagu kebangsaan : Indonesia Raya
2.2. Bendera Nasional : Merah Putih
2.3. Simbol Negara : Burung Garuda
2.4. Bahasa Nasional : Bahasa Indonesia
3. A. Pendahuluan
3.1. Identitas nasional merupakan hal yang penting bagi suatu masyarakat negara tersebut,untuk menentukan darimana mereka berasal di mana tempat mereka di dunia ini, dan mereka akan pergi di masa mendatang.
4. F. Peran Identitas Nasional
4.1. Menandari ikatan solidaritas antara anggota komunitas yang disatukan oleh kenangan,mitos,tradisi yang sama.
4.2. Suatu ruang pasti yang didalamnya semua anggota harus hidup,bekerja,berdoa
4.3. Memilih personal politikm mengatur aturan-aturan politik dan pemerintahan.
4.3.1. Memiliki perna untuk memenuhi tindakan-tindakan, interaksi yang lebih intim dari semua individu dalam komunitas.
4.4. Melegitimasi hak-hak dan kewajiban warga negara.
4.5. Menyediakan ikatan sosial antara individu dan kelas dengan menyediakan berbagai macam hal (nilai,tradisi,simbol,lagu,bahasa).Melalui acara ini anggota diingatkan warisan dan hubugan budaya mereka bersama.
4.6. Menyediakan sebuah sarana yang kuat bagi setiap anggota warga bangsa untuk menempatkan diri mereka di dunia melalui keunikan merekan sebagai satu bangsa.
4.7. Mengontrol sumber daya ekonomi ,mengelaborasi pembagian kerja , mendorong mobilitas barang dan tenaga kerja.
5. E. Dimensi-Dimensi Identitas Nasional
5.1. Psikologis
5.1.1. Muncul dari kesadaran pemebentukan sebuah kelompok berdasarkan kedekatan yang menyatukan semua orang yang merasa memiliki bangsa.
5.2. Budaya
5.2.1. Bedasarkan nilai-nilai adat istiadat,kesepakatan,kebiasaan,bahasa.
5.3. Historis
5.3.1. Berkaitan dengan akar-akar sejarah bangsa tersebut.
5.4. Teritori
5.4.1. Berkaitan dengan wilayah yang menjadi tanah tumpah darah bagi semua warga bangsa.
5.5. Politik
5.5.1. Berkaitan dengan bagaimana para penyelenggara negara dipilih,kemudian memerintah.
6. H. Penutup
6.1. Identitas nasional dibentuk oleh berbagai elemen (teritori,sejarah,budaya,politik,ekonomi, dan sejarah ).Elemen ini bersifat unik yang menandai perbedaan antara suatu bangsa.Melalui identitas nasiona semua warga negara memiliki persaan kesamaan dan membagun solidaritas.
7. D. Indentitas sebagai suatu konstruksi
7.1. Identitas pada dasarnya adala suatu konstruksi sosial,politik,dan sejarah.Fungsi lainnya adalah sebagai resistensi terhadap pengaruh luar komunitas. Contoh : penerapan P4 pada jaman orde baru.
8. 2. Ingatan sejarah dan mitos yang sama
9. C.Karakteristik Identitas Nasional
9.1. Smith
9.1.1. 1.Sejarah wilayah dan tanah air
9.1.2. 3.Sebuah kebersamaan (common) budaya massa publik
9.1.3. 4. Adabta gak-hak dan kewajiban yang sama bagi semua anggota.
9.1.4. 5. Ekonomi bersama dengan mobilitas teritorial bagi semua anggota.
9.2. Kolakowski
9.2.1. 1.National Spirit
9.2.2. 2. Historical Memory
9.2.3. 3. Anticipation and future orientation
9.2.4. 4.National body
9.2.5. 5.Nameable beginnings
9.3. Rubert de Ventos
9.3.1. 1. Primary factors (teritori,bahasa,agama)
9.3.2. 2. Generative factors (kemajuan iptek)
9.3.3. 3. Included factors (birokrasi dan sistem pendidikan nasional)
9.3.4. 4. Reactive factors (identitas yang ditekan dari institusi atau kelompok yang dominan)
10. INTEGRASI NASIONAL
10.1. Pengertian
10.1.1. Faktor Penghambat
10.1.1.1. Masyarakat Indonesia yang heterogen
10.1.1.2. Wilayah yang luas
10.1.1.3. Kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan yang merongrong persatuan
10.1.1.4. Ketimpangan pembangunan
10.1.1.5. Paham etnosentris
10.1.2. Permasalahan
10.1.2.1. Pembauran bangsa
10.1.2.2. Kerukunan antar umat beragama
10.1.2.3. Perubahan nilai-nilai
10.2. Faktor Pendukung
10.2.1. Faktor sejarah yang menimbulkan perasaan senasib seperjuangan
10.2.2. Keinginan untuk bersatu
10.2.3. Rasa cinta tanah air
10.2.4. Rasa rela berkorban
10.2.5. Konsensus/kesepakatan nasional
10.3. Faktor Penghambat
10.3.1. Masyarakat Indonesia yang heterogen
10.3.2. Wilayah yang luas
10.3.3. Kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan yang merongrong persatuan
10.3.4. Ketimpangan pembangunan
10.3.5. Paham etnosentris
10.4. Permasalahan
10.4.1. Pembauran bangsa
10.4.2. Kerukunan antar umat beragama
10.4.3. Perubahan nilai-nilai
10.5. Upaya Peningkatan Integrasi Nasional
10.5.1. Vertikal (pemerintah dengan masyarakat)
10.5.1.1. Menerapkan rezim terbaik sesuai UUD 1945 dan Pancasila
10.5.1.2. Membiasakan kompromi dan kesepakatan
10.5.1.3. Merumuskan kebijakan yang konkret, tegas, dan tepat yang mencerminkan keadilan
10.5.1.4. Kepemimpinan yang arif dan efektif
10.5.1.5. Meningkatkan integrasi wilayah (membentuk kewenangan nasional pusat terhadap wilayah yang lebih kecil)
10.5.2. Horizontal (antar masyarakat)
10.5.2.1. Membangun dan menghidupkan komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu
10.5.2.2. Membangun pranata masyarakat yang berakar pada nilai persatuan
10.5.2.3. Meningkatkan integrasi bangsa (penyatuan berbagai kelompok sosial menjadi satu wilayah beridentitas nasional)
10.5.2.4. Mengembangkan perilaku integratif (bekerja sama demi mencapai tujuan bersama)
10.5.2.5. Meningkatkan integrasi nilai antar masyarakat
10.6. Strategi Integrasi Nasional
10.6.1. Policy Assimilations
10.6.1.1. Penghapusan sifat kultural utama dari komunitas kecil menjadi kebudayaan nasional
10.6.2. Policy Bhinneka Tunggal Ika
10.6.2.1. Penciptaan kesetiaan nasional tanpa menghapus kebudayaan lokal