
1. Penatalaksanaan
1.1. Diet
1.2. Latihan
1.3. Terapi Farmakologis
1.3.1. Oral agents
1.3.2. Insulin therapy
2. Pemeriksaan Diagnostik
2.1. Fasting plasma glucose (FPG)
2.2. Hemoglobin A1c (HbA1c)
2.3. Random plasma glucose (RPG)
2.4. Oral glucose tolerance test (OGTT)
3. Manifestasi klinis
3.1. Poliuria
3.2. Polidipsia
3.3. Infeksi berulang
3.4. Neuropati / sakit saraf
3.5. Perubahan Visual
3.6. Penurunan atau peningkatan berat badan
3.7. Kelelahan
3.8. Pandangan kabur
3.9. Penyembuhan luka lama
3.10. Sering lapar dan haus
4. Detail Genetik
4.1. TCF7L2
4.1.1. Terlibat dalam sekresi insulin
4.2. PPAR-γ
4.2.1. Terlibat dalam diferensiasi aiposit dan metabolisme glukosa
4.3. KCNJ11
4.3.1. Saluran kalium untuk stimulasi glukosa sekresi insulin
5. Etiologi & Patofisiologi
5.1. Resistensi insulin
5.1.1. Gangguan respon jaringan sensitif insulin (masalah hati, otot dan adiposa) menjadi insulin
5.1.1.1. glucose remains in the bloodstream
5.1.2. Obesitas
5.1.2.1. Adipokin
5.1.2.2. Peningkatan asam lemak bebas
5.1.2.3. Sitokin inflamasi
5.1.2.3.1. Toksik terhadap sel beta
5.2. Disfungsi sel Beta
5.2.1. Amylin
5.2.1.1. Menurun
5.2.1.1.1. Tidak dapat menekan pelepasan glukagon dari sel alfa
5.2.2. Sel alfa pankreas
5.2.2.1. Kurang responsive
5.2.2.1.1. Peningkatan sekresi glukagon
5.2.2.1.2. Peningkatan produksi glukosa oleh hati
5.2.2.1.3. Hiperglikemia
6. Jantung & pembuluh darah
6.1. cardiomegali
6.2. Penyakit arteri koroner
6.3. hipertensi
7. Etiologi
7.1. Hiperlipidemia
7.1.1. Kolestrol dan trigliserida tinggi
7.1.2. Penumpukan plak lemak di pembuluh darah
7.1.3. Arteri tersumbat
7.1.3.1. Kerja jantung meningkat
7.1.3.2. Hipertensi
7.1.3.3. Kadar glukosa darah meningkat
7.2. Paruh baya
7.2.1. Penurunan fungsi fisiologis tubuh
7.2.2. Permeabilitas di pembuluh darah naik
7.2.3. Kadar glukosa di dalam darah meningkat
7.3. Obesitas
7.3.1. Kadar gula darah naik
7.3.2. Sensitivitas insulin menurun
7.4. Kurang aktivitas
7.4.1. Makan banyak
7.4.1.1. Kadar Glukosa darah meningkat
7.4.2. Tidak terjadi produksi insulin
7.4.3. Sensitivitas insulin menurun
8. Cara Mencegah
8.1. Rajin olahraga
8.2. Kurangi makanan berlemak
8.3. Konsumsi makanan sehat
8.4. Kurangi makanan + minuman manis
8.5. Istirahat cukup
8.6. Biasakan sarapan
8.7. Jauhi stress
9. Faktor Resiko
9.1. Usia
9.2. Obesitas
9.3. Hipertensi
9.4. Ketidakaktifan fisik
9.5. Riwayat Keluarga
10. Komplikasi
10.1. Akut
10.1.1. Hipoglikemia
10.1.2. Hiperglikemia
10.1.2.1. Glycosuria
10.1.2.1.1. koma
10.1.2.1.2. diuresis osmosis
10.2. Kronis
10.2.1. Otak
10.2.1.1. penyakit srebrovaskular
10.2.2. Mata
10.2.2.1. Retinopati
10.2.2.2. katarak
10.2.2.3. glaukoma
10.2.3. Ginjal
10.2.3.1. Infeksi
10.2.3.2. Gagal ginjal
10.2.4. Ekstremitas & Kulit
10.2.4.1. Neuropati
10.2.4.2. infeksi vaskulopati
10.2.5. Metabolisme terganggu
10.2.5.1. lemak
10.2.5.2. protein
11. Asuhan Keperawatan
11.1. Diagnosa Keperawatan
11.1.1. 1. Nyeri akut
11.1.2. 2. Gangguan integritas kulit
11.1.3. 3. Ketidakstabilan kadar Glukosa darah (Hiperglikemia)
11.2. Luaran
11.2.1. 1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam diharapkan masalah nyeri dapat teratasi, dengan kriteria hasil : Keluhan nyeri menurun, tingkat nyeri menurun.
11.2.2. 2. Setelah dilakukan tindakan 3x 24 jam diharapkan masalah gangguan integritas kulit dapat teratasi, dengan kriteria hasil : integritas kulit baik dan perfusi jaringan baik.
11.2.3. 3. Setelah dilakukan tindakan 3x 24 jam diharapkan kadar glukosa darah stabil, dengan kriteria hasil : kadar glukosa darah pasien membaik, tingkat kesadaran meningkat.
11.3. Intervensi
11.3.1. 1. Manajemen Nyeri (I.08238)
11.3.2. 2. Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
11.3.3. 3. Manajemen Hiperglikemia (I.03115)