
1. Cabang-cabang Ilmu Hadist
1.1. Ilmu Rijâlal-Hadîts
1.1.1. lmu yang membahas para perawi Hadîts, baik dari sahabat, dari tabi’in, mau-pun dari angkatan-angkatan sesudahnya.
1.2. Ilmu Jarh wa at-ta’dil
1.2.1. mu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan para perawi dan tentang penta’dilannya (meman-dang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu.
1.3. Ilmu Fann al-Mubhamat
1.3.1. lmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam sanad.
1.4. Ilmu Tashhif wa at-Tahrif
1.4.1. lmu yang menerangkan Hadîts-Hadîts yang sudah diubah titiknya (yang dinamai Mushahaf) dan bentuknya yang dinamai Muharraf.”
1.5. Ilmu ‘Ilalal-Hadîts
1.5.1. Ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat merusak Hadîts.”
1.6. Ilmu Gharib al-Hadîts
1.6.1. Ilmu yang menerangkan makna kalimat-kalimat yang terdapat dalam matan Hadîts yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
1.7. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh
1.7.1. lmu yang menerangkan Hadîts-Hadîts yang sudah di mansuhkan dan yang menashihkannya.”
1.8. Ilmu Asbab Wurudal-Hadîts
1.8.1. lmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menuturkan sabdanya dan masa-masanya nabi menuturkan itu.
1.9. Ilmu Talfiqal-Hadîts
1.9.1. lmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara Hadîts-Hadîts yang berlawanan zhahirnya.
1.10. Ilmu Musthalah Ahli Hadîts
1.10.1. Ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli Hadîts)”
2. KESIMPULAN
3. Ulūmul Hadis adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan Hadis Nabi SAW. Ilmu Hadis Riwâyah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan Hadis Nabi SAW. Objek kajiannya adalah Hadis Nabi SAW. dari segi periwayatan dan pemeliharaannya.Ilmu Hadis Dirâyah adalah ilmu yang mempelajari tentang kumpulan kaidah-kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawi dan marwi dari segi di terima atau di tolaknya. Rawi adalah orang yang menyampaikan Hadis dari satu Jurnal Hikmah, Volume 14, No. 1, Januari – Juni 2017, ISSN :1829-8419Dairina Yusri|47orang kepada yang lainnya; Marwi adalah segala sesuatu. Cabang-cabang Ulūmul Hadis diantaranya adalah: Ilmu Rijal al-Hadis, Ilmu al-Jarh wa al-Ta`di, Ilmu Fannil Mubhamat, Ilmu Mukhtalif al-Hadis, Ilmu `Ilalil Hadîts, Ilmu Gharibul-Hadîts, Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadis, Ilmu Asbab Wurud al-Hadîts, Ilmu Mushthalah Ahli Hadîts. Ada banyak Ulama` yang mengarang kitab tentang masing-masing cabang dari cabang-cabang Ulūmul Hadis. Pada mula-nya, Ilmu Hadîts merupakan beberapa ilmu yang masing-masing berdiri sendiri, ilmu-ilmu yang terpisah dan bersifat parsial ter-sebut disebut dengan Ulūmul Hadîts, karena masing-masing membicarakan tentang Hadîts dan para perawinya. Akan tetapi pada masa berikutnya ilmu-ilmu itu digabungkan dan dijadikan satu serta tetap menggunakan nama Ulūmul Hadîts.
4. sejarah perkembangan hadits
4.1. Sunnah atau Hadîts sebagai dasar tasyri’ yang kedua setelah Al-Qur’an dalam sejarahnya
4.2. yakni masa Rasulullah SAW. sahabat, tabi’in, dan masa kodifikasi (tadwin Hadîts).
4.3. berdiri sendiri,
4.4. berbicara ten-tang Hadîts Nabi SAW. dan para perawinya
4.4.1. Ilmu Hadîts al-Shahih, Ilmu al-Mursal, Ilmu al-Asma’ wa al-Kuna
4.5. Penulisan Ilmu-Ilmu Hadîts secara parsial dilakukan, khususnya oleh para ulama abad ke-3 H.
4.6. Ulūmul Hadîts, sebagai-mana halnya sebelum disatukan. Jadi peng-gunaan lafaz jama’ Ulūmul Hadîts, setelah keadaannya menjadi satu, adalah mengan-dung makna mufrad atau tunggal, yaitu Ulūmul Hadîts,
5. Ilmu hadits riwayah
5.1. ibn nal-Akfani,
5.1.1. pemindahan (periwayatan) perkata-an Nabi SAW. dan perbuatannya, pen-catatannya, serta periwayatannya, dan penguraian lafaz-lafznya.
5.2. Muhammad `Ajjaj al-Khathib,
5.2.1. segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW. berupa perkataan, perbuatan, taqrir (kete-tapan atau pengakuan), sifat jasmaniah, atau tingkah laku (akhlak) dengan cara yang teliti dan terperinci.
5.3. Zhafar Ahmad ibn lathif al-`Utsmani al-Tahanawi
5.3.1. ilmu yang me-nukilkan segala apa yang disandarkan kepada Nabi SAW. baik perkataan, per-buatan, taqrir, ataupun sifat tubuh anggota ataupun sifat Perangai. Maudhu’nya (obyeknya) adalah pribadi Nabi SAW.
6. Guide
6.1. Big Value Post
6.1.1. Numbered Lists
6.1.2. Resource Compilation
6.1.3. Serialized Articles
6.1.4. Product Review/Comparison
6.2. Social Med
6.2.1. Image
6.2.2. Graphic
6.2.3. Video
6.2.4. Gif
7. Ilmu hadits dirayah
7.1. ilmu yang bertujuan untuk mengetahui hakikat riwayat, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat mereka, jenis yang diriwayat-kan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
7.2. Syarat-syarat riwayat
7.2.1. Sama’ (perawi mendengarkan lang-sung bacaan Hadis dari seorang guru)
7.2.2. Qira’ah (murid membacakan catatan Hadis dari gurunya di hadapan guru tersebut),
7.2.3. Ijazah (memberi izin kepada sese-orang untuk meriwayatkan suatu Hadis dari seorang ulama tanpa di-bacakan sebelumnya kepada seorang untuk diriwayatkan)
7.2.4. Kitabah (menuliskan Hadis untuk seseorang)
7.2.5. Munawalah, (menyerahkan suatu hadis yang tertulis kepada seseorang untuk diriwayatkan
7.2.6. I’lam (memberitahu seseorang bahwa Hadis-Hadis tertentu adalah koleksi-nya),
7.2.7. Washiyyat (mewasiatkan kepada se-seorang koleksi hadis yang dikoleksi-nya), dan
7.2.8. Wajadah (mendapatkan koleksi ter-tentu tentang Hadis dari seorang guru)
7.3. Objek kajian
7.3.1. persambungan sanad (ittishal al-sanad),
7.3.2. kepercayaan sanad (tsiqat al-sanad),
7.3.3. Segi keselamatan dan kejanggalan (syadz)
7.3.4. Segi keselamatan dan kejanggalan (syadz)
7.3.5. Pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-shahih-an atau ke dhaifan-nya.
7.3.6. Dari kejanggalan redaksi (rakakat al-faz);
7.3.7. Dari cacat atau kejanggalan dari maknanya (fasad al-ma’na),
7.3.8. Dari kata-kata asing (gharib),
7.3.9. Keselamatan dan cacat (‘illat)