
1. Sesudah Kemerdekaan
1.1. 1945-1950
1.1.1. Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri Pendidikan pertama di Indonesia.
1.1.1.1. Tujuan pendidikan pada waktu itu dirumuskan untuk mendidik warga negara yang sejati. Dengan kata lain, tujuan pendidikan pada masa itu ditekankan pada penanaman semangat patriotisme.
1.1.2. Struktur Persekolahan dan Kurikulum masih mengikuti sistem pendidikan zaman Jepang
1.1.2.1. Pendidikan Rendah
1.1.2.1.1. Pendidikan yang terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan yang disebut dengan Sekolah Rakyat (SR) lama pendidikannya semula 3 tahun menjadi 6 tahun
1.1.2.2. Pendidikan SMP
1.1.2.2.1. Sekolah Menengah Pertama (SMP) seperti halnya pada zaman jepang, SMP mempergunakan rencana pelajaran yang sama pula.
1.1.2.3. Pendidikan Guru
1.1.2.3.1. Sekolah guru A (SGA) karena adanya anggapan bahwa pendidikan guru 4 tahun belum menjamin pengetahuan cukup untuk taraf pendidikan guru, maka dibukalah SGA yang memberi pendidikan tiga tahun sesudah SMP.
1.1.2.4. Pendidikan Kejuruan
1.1.2.4.1. Pendidikan ekonomi: pada awal kemerdekaan pemerintah baru dapat membuka sekolah dagang yang lama, pendidikannya tiga tahun sesudah Sekolah Rakyat
1.1.2.4.2. Pendidikan Kewanitaan: sesudah kemerdekaan pemerintah membuka Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan pada tahun 1947 sekolah guru kepandaian putri (SGKP) yang lama pelajaranya empat tahun setelah SMP atau SKP.
1.2. 25 November 1945
1.2.1. Berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
1.2.1.1. 1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia 2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan 3. Membela hak dan nasib buruh pada umumnya dan guru pada khususnya.
1.3. Leer Plan Kurikulum 1947
1.3.1. Kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sitem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang.
1.3.1.1. Sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rencana Pelajaran 1947 dikatakan sebagai pengganti sitem pendidikan kolonial Belanda
2. Sebelum Kemerdekaan
2.1. Zaman Belanda
2.1.1. Hanya untuk bangsawan
2.1.2. Kebutuhan bisnis koloni
2.2. Tahun 1854
2.2.1. Bupati menginisiasi pendirian sekolah kabupaten yang hanya mendidik calon pegawai.
2.2.1.1. Tahun 1866
2.2.1.1.1. Dengan berangsur-angsur dapat didirikan “sekolah-sekolah bumiputera”, yang hanya mempunyai 3 kelas, sedang gurunya seorang dari Kweekschool, dan lain-lainnya (pembantu) berasal dari “sekolah bumiputera” itu juga, sesudah mendapatkan didikan tambahan.
2.3. Tahun 1914
2.3.1. Pendidikan bagi anak di usia enam tahun, ada Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang didirikan di Indonesia.
2.4. Tahun 1922
2.4.1. Lahirlah "Taman Siswa" di Yogyakarta.
2.4.1.1. “Asas Tir-con” yang mengajarkan, bahwa di dalam pertukaran kebudayaan dengan dunia luar harus kontinuitas dengan alam kebudayaannya sendiri, lalu konvergensi dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang ada, dan akhirnya jika kita sudah bersatu dalam alam universal, kita bersama mewujudkan persatuan dunia dan manusia yang konsentris.
2.5. 1945-1950
2.5.1. Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri Pendidikan pertama di Indonesia.