1. Konsep Dasar Basis Data
1.1. Data
1.1.1. Fakta mentah atau informasi yang akan disimpan dan dikelola.
1.2. Basis Data
1.2.1. Kumpulan data yang saling terkait dan dikelola secara sistematis.
1.3. Tabel
1.3.1. Struktur utama untuk menyimpan data dalam bentuk baris dan kolom.
1.4. Relasi
1.4.1. Hubungan antar tabel melalui kunci utama (primary key) dan kunci asing (foreign key).
2. Kelemahan Pemrosesan File Tradisional
2.1. Redundansi Data
2.1.1. Data yang sama disimpan di beberapa file, mengakibatkan pemborosan ruang penyimpanan.
2.2. Inkosistensi Data
2.2.1. Karena data duplikat, perubahan di satu file tidak secara otomatis diperbarui di file lain, menyebabkan perbedaan data.
2.3. Kesulitan dalam Akses Data
2.3.1. Pengambilan informasi dari file tradisional seringkali tidak efisien dan memerlukan program khusus.
2.4. Keamanan Terbatas
2.4.1. File tradisional tidak memiliki mekanisme keamanan canggih, membuat data lebih rentan terhadap akses tidak sah.
3. Kelebihan Pendekatan Basis Data
3.1. Pengurangan Redundansi
3.1.1. Database mengelola data secara terpusat sehingga mengurangi pengulangan data.
3.2. Konsistensi Data
3.2.1. Update dilakukan secara otomatis di seluruh tempat yang relevan, mengurangi risiko inkonsistensi.
3.3. Independensi Data
3.3.1. Aplikasi tidak bergantung pada struktur fisik penyimpanan data, sehingga lebih fleksibel.
3.4. Akses Data yang Efisien
3.4.1. DBMS memungkinkan penggunaan query untuk mengambil data dengan cepat dan tepat.
4. Risiko Pendekatan Basis Data
4.1. Kompleksitas Sistem
4.1.1. Implementasi dan pengelolaan DBMS lebih kompleks dan memerlukan keterampilan khusus.
4.2. Biaya
4.2.1. Biaya instalasi, pemeliharaan, dan lisensi DBMS bisa tinggi, terutama untuk skala besar.
4.3. Kegagalan Sistem
4.3.1. Jika DBMS gagal, semua data dapat menjadi tidak tersedia sampai sistem diperbaiki.
4.4. Keamanan
4.4.1. Meski DBMS memiliki keamanan yang baik, sistem ini tetap rentan terhadap serangan siber jika tidak dikelola dengan benar.