Klasifikasi 5 kingdom

Comienza Ya. Es Gratis
ó regístrate con tu dirección de correo electrónico
Klasifikasi 5 kingdom por Mind Map: Klasifikasi 5 kingdom

1. Animalia

1.1. Ciri-ciri: Organisme Eukariot, Multiseluler, tidak memiliki dinding sel dan klorofil, memperoleh makanan dari organisme lain (heterotrof).

1.1.1. Vertebrata

1.1.1.1. Ciri-ciri: Hewan bertulang belakang

1.1.1.2. hewan berpori (Porifera)

1.1.1.2.1. Berasal dari kata porus (lubang-lubang kecil) dan fera (mengandung), Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori (ostium).

1.1.1.3. hewan berongga (Coelenterata)

1.1.1.3.1. Coelenteron=rongga dan, Cnido=penyengat, Terdapat tentakel di mulut, di tentakel terdapat sel knidosit yang mengandung nematokis.

1.1.1.4. cacing pipih (Platyheminthes)

1.1.1.4.1. Ciri-Ciri: Tubuh bulat pipih, bilateral simetris, Tidak memiliki sistem peredaran darah.

1.1.1.5. cacing gilig (Nemathelminthes)

1.1.1.5.1. Tubuh berbentuk gilig (bulat panjang) yang ujung-ujungnya meruncing, Bersilia, Tertutup lapisan kutikula, Memiliki alat pencernaan.

1.1.1.6. cacing berbuku-buku (Annelida)

1.1.1.6.1. Memiliki segmen seperti cincin, memiliki septa, memiliki seta, Hermafrodit.

1.1.1.7. hewan lunak (Mollusca)

1.1.1.7.1. Tubuh lunak, Simetris bilateral, Triploblastik selomata, Umumnya dioseus.

1.1.1.8. hewan berkulit duri (Echinodermata)

1.1.1.8.1. Tubuh simetri bilateral → larva, Simetri radial → dewasa, Triploblastik selomata, Tubuh: oral & aboral, Rangka luar tersusun dari zat kapur.

1.1.1.9. hewan dengan kaki beruas-ruas (Arthropoda)

1.1.1.9.1. Tubuh beruas-ruas: kaput (kepala), toraks (dada), abdomen (perut), Rangka luar dari zat kitin, Mengalami molting atau ekdisis Darah: hemolimfa yang tidak mengandung hemoglobin. Berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan, Reproduksi aseksual: partenogenesis.

1.1.1.9.2. Crustacea (golongan udang dan kepiting).

1.1.1.9.3. Arachnida (golongan laba-laba).

1.1.1.9.4. Myriapoda (golongan lipan/kaki seribu).

1.1.1.9.5. Insecta (serangga).

1.1.2. Avertebrata

1.1.2.1. Ciri-ciri: Hewan tidak bertulang belakang

1.1.2.2. Pisces (ikan).

1.1.2.2.1. Hidup di air, Pernafasan dengan insang, memiliki sirip untuk, menentukan arah gerak di dalam air, memiliki gurat sisi untuk mengetahui tekanan di air.

1.1.2.3. Amphibia (amfibi).

1.1.2.3.1. Hidup di dua tempat, bernafas dengan insang dan paru–paru, suhu badan poikiloterm, berkembangbiak bertelur dan pembuahan di luar tubuh (eksternal).

1.1.2.4. Reptillia (reptil).

1.1.2.4.1. Berkulit keras, kering dan bersisik. Pada ular sisiknya sering mengelupas. Suhu badan poikiloterm, berkembangbiak dengan bertelur, pembuahan di dalam tubuh betina.

1.1.2.5. Aves (burung).

1.1.2.5.1. Tubuh berbulu untuk terbang dan melindungi tubuh. Tulang berongga supaya ringan, suhu badan homoioterm atau berdarah panas yaitu suhu tubuh tetap.

1.1.2.6. Mammalia (hewan menyusui)

1.1.2.6.1. Memiliki kelenjar susu, berkembang biak, Melahirkan anak ada beberapa yang bertelur.

1.1.3. Contoh: Sapi dagingnya dimanfaatkan untuk dimakan dan susunya untuk diminum.

2. Protista

2.1. Ciri-ciri: Eukariot, Uniseluler atau Multiseluler. Cara makan: Autotrof: Protista Mirip Tumbuhan. Heterotrof: Protista mirip hewan. Saprofit: Protista mirip jamur.

2.2. Hewan (Protozoa)

2.2.1. Ciri-ciri: Uniseluler, Hidup soliter atau berkoloni, Kosmopolit, Memiliki bermacam-macam alat gerak, Dapat membentuk sista. Reproduksi: →aseksual/vegetatif→membelah diri. →seksual/ generatif →konjugasi.

2.2.2. Rhizophoda

2.2.2.1. Berasal dari kata rhizo= akar, dan podos= kaki, Uniseluler, Alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia): penjaluran protoplasma, disebut gerak amoeboid, Pseudopodia sebagai alat gerak dan alat memangsa makanan, Bersifat heterotrof.

2.2.3. Flagellata

2.2.3.1. Berasal dari kata flagellum= bulu cambuk, Fungsi flagel: alat gerak, alat peraba dan penangkap makanan, Bentuk tubuh panjang, bulat, oval dan memiliki bentuk tubuh yang lebih tetap karena memiliki pelikel. Reproduksi : pembelahan biner.

2.2.4. Cilliata

2.2.4.1. Menggunakan silia sebagai alat geraknya, Memiliki 2 nukleus, yaitu makronukleus dan mikronukleus, Memiliki trikosis, Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan sel, sedang reproduksi seksual dengan konjugasi.

2.2.5. Sporozoa

2.2.5.1. Semua sporozoa hidup sebagai parasit, Tidak mempunyai alat gerak, Reproduksi aseksual: skigoni dan sporogoni, Reproduksi seksual: perkawinan sel gamet

2.3. Tumbuhan (Ganggang)

2.3.1. Ciri-ciri: Disebut juga dengan ALGA atau GANGGANG, Ada yang uniseluler atau multiseluler, Tubuh alga multiseluler disebut talus, Hidup ada yang soliter atau berkoloni, Memiliki klorofil, Hidup di perairan (tawar maupun asin), hewan, batu atau pohon, Reproduksi dengan generatif (penyatuan sel kelamin).

2.3.2. Chrysophyta.

2.3.2.1. Bahasa yunani chrysos= emas, Memiliki dinding sel, Pigmen: klorofil a dan c, karoten, dan xantofil, Habitat: air tawar atau air laut, tempat-tempat yang basah, Memiliki pirenoid.

2.3.3. Chlorophyta.

2.3.3.1. Memiliki dinding sel, Memiliki pigmen dominan klorofil, karoten, dan xantofil, Memiliki stigma, Reproduksi aseksual (zoospore) atau seksual (konjugasi), Habitat: Umumnya ditemukan pada perairan tawar, walaupun ada yang di laut.

2.3.4. Phaeophyta.

2.3.4.1. Pigmen dominan fukosantin, namun juga terdapat klorofil dan karoten, Memiliki bentuk talus, Memiliki pirenoid, Dinding sel berupa selulosa dan asam alginat, Melekat di batuan atau mengapung.

2.3.5. Rhodophyta.

2.3.5.1. Pigmen dominan fikoeritrin. Ada klorofil, karoten dan fikosianin, Dinding sel mengandung selulosa dan pektin, Memiliki pirenoid dengan cadangan makanan berupa tepung fluorid, Aseksual: tetraspora, Seksual: pertemuan gamet, Habitat: air tawar dan air laut.

2.4. Jamur

2.4.1. Ciri-ciri: Bersifat eukariotik, Tidak memiliki klorofil, saprofit, pengurai, heterotrof, Dapat menghasilkan spora: alat perkembangbiakan aseksual Ada 3 jenis: Jamur Air (Oomycota), Jamur Lendir Seluler (Acrasiomycota), dan Jamur Lendir Plasmodial (Myxomycota).

2.4.2. Jamur Lendir Plasmodial (Myxomycota)

2.4.2.1. Tubuhnya berbentuk lendir disebut juga Myxomycota (hifa tidak bersekat), Bersifat heterotrof, Mempunyai dua fase dalam daur hidupnya, yaitu: Fase plasmodium (fase lendir), yaitu fase yang bentuknya berupa lendir yang merupakan sitoplasma tidak berdinding dan memiliki inti banyak yang dapat memangsa bakteri, Fase tubuh buah, plasmodium membentuk kuncup-kuncup tubuh buah, Tubuh buah tersebut membentuk sporangium sebagai penghasil spora.

2.4.3. Jamur Air (Oomycota)

2.4.3.1. Memiliki dinding sel dari selulosa, Bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora-spora berflagel (zoospora) dari sporangium, zoospora akan tumbuh menjadi miselium baru: oospora, Reproduksi secara seksual dengan pembuahan sel telur yang menghasilkan zigot resisten (oospora), Hidup secara heterotrof (saproba) dan parasit, Saprolegnia hidup di badan ikan dan membentuk selaput, Beberapa patogen pada buah anggur berupa jamur putih (Plasmopora viticola), busuk layu pada kentang dan tomat (Phytophthora infestans).

2.4.4. Jamur Lendir Seluler (Acrasiomycota)

2.4.4.1. Tubuhnya memiliki tahapan bentuk dari sel-sel soliter menjadi membentuk agregat (koloni) dalam suatu unit, Reproduksi aseksual membentuk tubuh buah. Tubuh buah berisi spora dan batang penyokong, Reproduksi seksual dengan singami sel ameboid.

2.5. Contoh:Chlorella: sumber makanan bergizi tinggi.

3. Monera

3.1. Ciri-ciri: Kelompok mikroorganisme bersel satu yang berkembang biak dengan cara membelah diri, Tidak memiliki inti sel/membran inti (prokariotik), tapi punya bahan inti sel.

3.2. BAKTERI

3.2.1. Ciri-ciri: Bakteri banyak terdapat di sekeliling kita, bahkan di dalam tubuh manusia, Bakteri memiliki bentuk yang bervariasi yaitu basil, kokus, dan spiral, Bakteri yang ada disekitar kita ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan, Dinding sel ada yang mengandung peptidoglikan.

3.2.2. Archaebacteria

3.2.2.1. Ciri-ciri: Prokariotik, Uniseluler, Tidak memiliki klorofil, Mampu hidup di tempat ekstrem (salinitas, suhu dan senyawa kimia tinggi), Dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, Membran plasma mengandung lipid.

3.2.2.2. Metanogen

3.2.2.2.1. Ciri-ciri: Bakteri metanogen ini hidupnya bersifat anaerob atau tidak memerlukan oksigen dan heterotrof. Bakteri ini dapat menghasilkan metana (CH4) dari beberapa senyawa. Contoh: Lachnospira multiparus dan Methanococcus jannaschii

3.2.2.3. Halofil

3.2.2.3.1. Ciri-ciri: Bakteri halofil adalah bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi seperti di danau Great Salt. Contoh: Halobacterium salinarum, Halococcus, dan Natronobacterium

3.2.2.4. Termosidofil

3.2.2.4.1. Bakteri ini hidup di lingkungan ekstrem yang panas dan asam. Contoh: Geogemma, Pyrodictium, Thermoplasma, dan Sulfolobus

3.2.3. Eubacteria

3.2.3.1. Eubacteria berasal dari kata eu yang berarti sejati, dan bacteria yang berarti bakteri, Jadi, eubacteria disebut sebagai bakteri sejati yang sehari-hari kita kenal sebagai bakteri. Bakteri termasuk organisme prokariotik Dinding sel tersusun atas peptidoglikan Pada kondisi tidak menguntungkan dapat endospora

3.3. GANGGANG HIJAU BIRU

3.3.1. Alga hijau-biru telah memiliki klorofil, Sama halnya dengan bakteri, alga hijau-biru belum memiliki membran inti sel, Contoh alga hijau-biru, antara lain spirulina, Chloroococcus, Gloeocapsa, microcystic, Aphanocapsa, Oscillatoria, dan Anabaena azollae. Spirulina memiliki kadar protein yang sangat tinggi dan dapat meningkatkan kesuburan tanah karena mampu mengikat nitrogen bebas dari udara.

3.4. Contoh:Streptococcus lactis (keju) untuk menjadi bahan masakan/ dimakan langsung.

4. Fungi

4.1. Tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu berfotosintesis, Dinding selnya sangat keras karena tersusun dari zat kitin, Jamur (Fungi) mendapatkan nutrien melalui proses absorpsi (Penyerapan). JAmur memiliki sebuah anzymes yang sangat kuat untuk mencerna makanannya diluar tubuhnya, kemudian menyerap nutrien kedalam sel tubuhnya.

4.2. Zygomycota.

4.2.1. Hifa tidak bersekat, Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora.

4.3. Ascomycota.

4.3.1. Memiliki sekat diantara hifa satu dengan hifa yang lainnya, berkembang biak secara seksual dgn peleburan ASKOSpora, yang dihasilkan oleh alat pembentuk spora yang disebut ASKUS.

4.4. Basidiomycota.

4.4.1. Jamur punya basidium, Tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya, Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola atau papan.

4.5. Deuteromycota.

4.5.1. Jamur Deuteromycota sering disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti) karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan secara aseksual dengan membentuk konidia seperti pada jamur Ascomycota.

4.6. Contoh: Saccaharomyces (Ragi) yang berperan dalam pembuatan roti, tape, minuman (Sake, Tuak, dll).

5. Plantae

5.1. Eukariotik, Organisme Autotrof, Multiseluler, Memiliki klorofil, Autotrof, Memiliki dinding sel, Ada yang memiliki pembuluh dan ada yang tidak memiliki jaringan pembuluh.

5.2. Lumut (Bryophyta)

5.2.1. Berklorofil, belum memiliki floem dan xilem, Epifit, Tumbuh di tempat yang lembap, Belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun, Memiliki organ mirip akar (rizoid), Autotrof, Reproduksi seksual dan aseksual, Gametangium terdiri dari Anteridium dan Arkegonium.

5.2.2. Lumut Daun (Musci).

5.2.2.1. Memiliki struktur seperti akar (rizoid), seperti batang dan seperti daun, Habitat di tanah, tembok, tempat terbuka, Berumah satu.

5.2.3. Lumut Hati (Hepaticeae).

5.2.3.1. Berbentuk lembaran (talus), Tidak dapat dibedakan akar, batang, dan daun, Habitat tempat lembab, Reproduksi vegetatif : kuncup/gemma, Reproduksi generatif: membentuk anteridium penghasil sperma dan arkegonium penghasil ovum, Berumah dua.

5.2.4. Lumut Tanduk (Anthocerotaceae).

5.2.4.1. Habitat tempat lembab, Memiliki sporofit dengan kapsul tumbuh memanjang seperti tanduk, Memiliki kloroplas.

5.3. Pteridophyta

5.3.1. Memiliki akar, batang dan daun sejati, Tumbuhan berpembuluh, Daun muda umumnya menggulung (circinatus)→ ciri khas paku sejati, Mengalami metagenesis (Fase sporofit lebih dominan dari fase gametofit).

5.4. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

5.4.1. Merupakan tumbuhan kormus, memiliki akar, batang dan daun sejati, Menghasilkan biji sebagai alat reproduksi generatif, Terjadi polinasi, Berdasarkan letak bakal bijinya dibedakan menjadi 2 golongan : - Gymnospermae (Tumb. Berbiji terbuka) - Angiospermae (Tumb. Berbiji tertutup)

5.4.2. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)

5.4.2.1. Bakal biji tidak tertutup oleh buah, Alat reproduksi= strobilus, Biji terdapat di dalam strobilus, Akar tunggang, berkambium.

5.4.2.2. Cycadinae

5.4.2.3. Ginkgoinae

5.4.2.4. Gnetinae

5.4.2.5. Coniferae

5.4.3. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)

5.4.3.1. Bakal biji tertutup daun buah, Batang berkambium atau tidak, Akar tunggang atau serabut, Terjadi pembuahan ganda, Alat reproduksi berupa bunga, Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu: Monocotyledonae (monokotil) dan, Dicotyledonae (dikotil).

5.4.3.1.1. Monokotil

5.4.3.1.2. Dikotil

5.5. Contoh: Gnetum gnemon (melinjo) untuk dibuat menjadi emping dan menjadi bahan untuk membuat sayur asem.

6. DLL>