Psikologi Konseling

Comienza Ya. Es Gratis
ó regístrate con tu dirección de correo electrónico
Psikologi Konseling por Mind Map: Psikologi Konseling

1. Tingkah Laku Memperhatikan

1.1. PENGERTIAN suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. 

1.2. Tingkah laku mempunyai beberapa dimensi, yaitu: fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan intensitasnya.ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana perilaku itu waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa yang akan datang

1.3. Pendekatan Psikologi Tingkah Laku Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi dijelaskan beberapa cara pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan Neurobiologis Pendekatan ini mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi) menjadi proses biologis. 2. Pendekatan Perilaku (Behaviorisme) Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S – R atau suatu kaitan Stimulus – Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali 3. Pendekatan Kognitif Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. 4. Pendekatan Psikoanalisa Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan 5. Pendekatan Fenomenologi Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya 6. Pendekatan Humanistik Dalam pendekatan ini, manusia dipandang sebagai Homo Ludes (manusia bermain).

1.4. Cara Mempelajari Psikologi Tingkah Laku Psikologi Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan memperhatikan, mengayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwaan. 

2. Pendekatan Behavioristik

2.1. PENGERTIAN pendekatan behavioristik adalah salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu untuk perubahan tingkah laku melalui proses belajar .

2.2. aliran behavioristik memiliki asumsi-asumsi dasar terhadap perilaku manusia sebagai berikut: 1. Manusia memiliki potensi untuk segala jenis perilaku 2. Manusia mampu mengkonsepsikan dan mengendalikan perilakunya 3. Manusia yang mampu mendapatkan perilaku baru 4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain yang melewati perilakunya juga terlihat oleh orang lain.

2.3. CIRI-CIRI konseling behavioral sebagai berikut: o Berfokus pada perilaku yang tampak dan spesifik o Mengembangkan perlakuan khusus sesuai masalah klien

2.4. anyi bahwa Konseling perilaku Beroperasi konsisten menaruh Perhatian PADA Perilaku Yang Tampak. Perilaku yang tidak tampak dan bersifat umum harus dirumuskan menjadi lebih spesifik. Secara khusus, perilaku perilaku yang mengubah perilaku salah dalam perilaku perilaku yang tidak diharapkan serta membantu menemukan cara berperilaku yang tepat (Latipun, 2010). Dari penjelasan di atas dapat menyatakan bahwa proses dan tujuan pendekatan behavioristik adalah mengembangkan hubungan kehangatan, empati serta membatasi perilaku sebagai faktor interaksi antara faktor bawaan dengan lingkungannya dengan perilaku salah dalam melaporkan perilaku yang tidak diharapkan agar dapat menemukan perilaku yang tepat. Teknik-teknik yang digunakan dalam proses Pendekatan Behavioristik Berikut dikemukakan beberapa tehnik konseling behavioristik : Desensitisasi Sistematik Desensitiasi sistematik adalah salah satu teknik yang paling luas digunakan dalam terapi tingkah laku. Desensitiasi sistematik digunakan untuk menghapus tingkah laku secara negatif, dan ia menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang telah dihapuskan itu (Corey, 2009). Terapi Implosif ATAU Pembanjiran Dalam terapi yang implosif, konselor memunculkan stimulusstimulus penghasil kecemasan , Klien membayangkan situasi, Dan konselor berusaha mempertahankan kecemasan Klien. Yang digunakan oleh teknik ini adalah bahwa jika seseorang secara berulang-ulang membayangkan stimulus sumber dan alasan yang diharapkan tidak muncul, akhirnya stimulus yang tidak memiliki kekuatan dan neurotiknya menjadi hilang (Latipun, 2008). Latihan Asertif Pendekatan perilaku yang dengan cepat mencapai popularitas adalah latihan asertif yang biasa diterapkan pada situasi-situasi antarpribadi dimana individu mengalami kesulitan untuk menerima bahwa menyatakan dan bertindak diri adalah tindakan yang layak atau benar. Latihan asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Terapi Aversi Teknik aversi dilakukan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan rangsangan yang tidak menyenangkan (menyakitkan) sehingga perilaku yang tidak dikehendaki (simptomatik) terhambat kemunculannya. Teknik aversi digunakan secara luas sebagai metode untuk membawa seseorang kepada tingkah laku yang diinginkan seseorang. Operasi Pengondisian Tingkah laku operan yaitu tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme aktif

3. Pendekatan psikoanalisis

3.1. Pengertian Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi, berorientasi untuk berusaha  membantu  individu untuk mengatasi ketegangan psikis  yang bersumber  pada  rasa  cemas dan rasa terancam yang berlebih-lebihan .

3.2. KELEMAHAN PENDEKATAN PSIKONALISA Kelemahan dari pendekatan ini adalah: 1.       Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan. 2.      Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh  masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah  tanggung jawab individu berkurang. 3.      Cenderung meminimalkan rasionalitas. 4.      Kurang efisien dari segi waktu dan biaya

3.2.1. Kelebihan dari pendekatan ini adalah: 1.      Penggunaan terapi wicara 2.      Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk meredakan penderitaan manusia. 3.      Pendekatan ini dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi, resistensi-resistensi dan transferensi-trasnferensi. 4.      Pendekatan ini memberikan kepada konselor suatu kerangka konseptual untuk melihat tingkah laku serta untuk memahami sumber-sumber dan fungsi simptomatologi.

3.3. Kelebihan dari pendekatan ini adalah: 1.      Penggunaan terapi wicara 2.      Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk meredakan penderitaan manusia. 3.      Pendekatan ini dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi, resistensi-resistensi dan transferensi-trasnferensi. 4.      Pendekatan ini memberikan kepada konselor suatu kerangka konseptual untuk melihat tingkah laku serta untuk memahami sumber-sumber dan fungsi simptomatologi.

3.4. Teknik- teknik konseling psikoanalis 1.      Asosiasi Bebas Yaitu klien diupayakan untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari alam pengalaman dan pemikirannya sehari-hari, sehingga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya. 2.      Interpretasi Yaitu teknik yang digunakan oleh konselor untuk menganalisis asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. 3.      Analisis Mimpi Yaitu suatu teknik untuk membuka hal-hal yang tak disadari dan memberi kesempatan klien untuk menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan. 4.      Analisis Resistensi Analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya resistensi. 5.      Analisis Transferensi Konselor mengusahakan agar klien mengembangkan transferensinya agar terungkap neurosisnya terutama pada usia selama lima tahun pertama hidupnya.

3.5. Situasi Hubungan a.       Aliansi  yaitu  sikap klien kepada konselor yang relatif rasional, realistik, dan tidak neurosis (merupakan prakondisi untuk terwujudnya keberhasilan konseling). b.      Transferensi, pengalihan segenap pengalaman klien di masa lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya, yang ditujukan kepada konselor, merupakan bagian dari hubungan yang sangat penting untuk dianalisis, membantu klien untuk mencapai pemahaman tentang  bagaimana dirinya telah salah dalam menerima,  menginterpretasikan, dan merespon pengalamannya pada saat ini dalam kaitannya dengan masa lalunya. c.        Kontratransferensi, Yaitu kondisi dimana konselor mengembangkan pandangan-pandangan yang tidak selaras dan berasal dari konflik-konfliknya sendiri. Kontratransferensi bisa terdiri dari perasaan tidak suka, atau justru keterikatan atau  keterlibatan yang berlebihan, kondisi ini dapat menghambat kemajuan proses konseling karena konselor akan lebih terfokus pada masalahnya sendiri. 

4. The art of counseling

4.1. Peranannya Peranan psikologi konseling terkait pada keilmuan psikologi dimana menggabungkan antara jiwa dan perilaku manusia. Konseling dalam psikologi diharapkan mampu membantu individu yang bermasalah sehingga melegakan jiwanya dan juga membantu mengambil suatu keputusan atau perilaku sebagai proses penyelesaian masalahnya.

4.2. Pengertian kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor dengan kliennya untuk menggali tentang persepsi, perasaan, pemikiran, pengalaman, dan lainnya untuk mempelajari dan menyelesaikan masalah klien yang sedang dihadapi.

5. Pendekatan Humanistik, Interpersonal dan etika konselor

5.1. PENGERTIAN Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. 

5.2. Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu, pertama psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia. Kedua, ia menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia. Ketiga, ia menawarkan metode yang lebih luas akan kaedah-kaedah yang lebih efektif dalam pelaksanaan psikoterapi. 

5.3. konsep dasar pendekatan Humanistik terdiri dari tiga aspek yaitu : Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan sendiri apa yang ia kerjakan dn yang tidak ia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya.Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu manusia mesti berani menghancurkan pola-pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri.Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah pada seluruh bentuk self expression.  

5.4. ASUMSI PERILAKU BERMASALAH Adapun Asumsi perilaku bermasalah Konseling Humanistik dipengaruhi oleh tidak terpenuhinya aspek-aspek sebagai berikut: Kesadaran Diri Berhubungan dengan kemampuan manusia untuk menyadari diri dan menjadikan dirinya mampu melampaui situasi sekarang dan membentuk aktivitas-aktivitas berpikir. Dengan demikian, meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia. Tidak jarang manusia yang tidak memiliki kesadaran akan dirinya akan mengalami masalah-masalah dalam kehidupannya. Kebebasan dan tanggung jawab Manusia adalah makhluk yang menentukan diri dn memiliki kebebasan untuk memilih diantara alternatif-alternatif. Masalah akan timbul jika manusia tidak bisa mengatur kebebasannya dan mengarahkan hidupnya. Keterpusatan dan kebutuhan akan orang lain Meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan dari luar dirinya sendiri, yaitu untuk berhubungan dengan orang lain dan alam. Kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain dan dengan alam menyebabkan manusia kesepian, mengalami aliensi, keterasingan, dan depersonalisasi. Pencarian makna HidupKecemasan sebagai syarat hidupKesadaran atas kematian dan Non-ada

5.5. PERAN KONSELOR DALAM PENDEKATAN HUMANISTIKMemahami dunia klien dan membantu klien untuk berfikir dan mengambil keputusan atas pilihannya yang sesuai dengan keadaan sekarang.Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri.Konselor sebagai fasilitator memberi dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality.Membentuk kesempatan seluas luasnya kepada klien bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien.  

5.6. DESKRIPSI PROSES KONSELING HUMANISTIK Pada dasarnya tujuan konseling humanistik adalah meluaskan kesadaran diri klien dan meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya. Proses konseling adalah membantu klien agar menyadari keberadaannya dan potensinya Adanya hubungan yang akrab antara konselor dan klien

5.7. prinsip kerja teknik humanistik antara lain : Membina hubungan baik (good rapport).Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya.Merangsang kepekaan emosi klien.Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.Mengembangkan potensi dan emosi positif klien.Membuat klien menjadi adequate.

5.8. PENGERTIAN Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia.