Psikologi Konseling
por Alfiyah Rohmaniyah
1. Tingkah Laku Memperhatikan
1.1. PENGERTIAN suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
1.2. Tingkah laku mempunyai beberapa dimensi, yaitu: fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan intensitasnya.ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana perilaku itu waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa yang akan datang
1.3. Pendekatan Psikologi Tingkah Laku Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi dijelaskan beberapa cara pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan Neurobiologis Pendekatan ini mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi) menjadi proses biologis. 2. Pendekatan Perilaku (Behaviorisme) Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S – R atau suatu kaitan Stimulus – Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali 3. Pendekatan Kognitif Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. 4. Pendekatan Psikoanalisa Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan 5. Pendekatan Fenomenologi Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya 6. Pendekatan Humanistik Dalam pendekatan ini, manusia dipandang sebagai Homo Ludes (manusia bermain).
1.4. Cara Mempelajari Psikologi Tingkah Laku Psikologi Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara, diantaranya dengan memperhatikan, mengayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwaan.
2. Pendekatan Behavioristik
2.1. PENGERTIAN pendekatan behavioristik adalah salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu untuk perubahan tingkah laku melalui proses belajar .
2.2. aliran behavioristik memiliki asumsi-asumsi dasar terhadap perilaku manusia sebagai berikut: 1. Manusia memiliki potensi untuk segala jenis perilaku 2. Manusia mampu mengkonsepsikan dan mengendalikan perilakunya 3. Manusia yang mampu mendapatkan perilaku baru 4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain yang melewati perilakunya juga terlihat oleh orang lain.
2.3. CIRI-CIRI konseling behavioral sebagai berikut: o Berfokus pada perilaku yang tampak dan spesifik o Mengembangkan perlakuan khusus sesuai masalah klien
2.4. anyi bahwa Konseling perilaku Beroperasi konsisten menaruh Perhatian PADA Perilaku Yang Tampak. Perilaku yang tidak tampak dan bersifat umum harus dirumuskan menjadi lebih spesifik. Secara khusus, perilaku perilaku yang mengubah perilaku salah dalam perilaku perilaku yang tidak diharapkan serta membantu menemukan cara berperilaku yang tepat (Latipun, 2010). Dari penjelasan di atas dapat menyatakan bahwa proses dan tujuan pendekatan behavioristik adalah mengembangkan hubungan kehangatan, empati serta membatasi perilaku sebagai faktor interaksi antara faktor bawaan dengan lingkungannya dengan perilaku salah dalam melaporkan perilaku yang tidak diharapkan agar dapat menemukan perilaku yang tepat. Teknik-teknik yang digunakan dalam proses Pendekatan Behavioristik Berikut dikemukakan beberapa tehnik konseling behavioristik : Desensitisasi Sistematik Desensitiasi sistematik adalah salah satu teknik yang paling luas digunakan dalam terapi tingkah laku. Desensitiasi sistematik digunakan untuk menghapus tingkah laku secara negatif, dan ia menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang telah dihapuskan itu (Corey, 2009). Terapi Implosif ATAU Pembanjiran Dalam terapi yang implosif, konselor memunculkan stimulusstimulus penghasil kecemasan , Klien membayangkan situasi, Dan konselor berusaha mempertahankan kecemasan Klien. Yang digunakan oleh teknik ini adalah bahwa jika seseorang secara berulang-ulang membayangkan stimulus sumber dan alasan yang diharapkan tidak muncul, akhirnya stimulus yang tidak memiliki kekuatan dan neurotiknya menjadi hilang (Latipun, 2008). Latihan Asertif Pendekatan perilaku yang dengan cepat mencapai popularitas adalah latihan asertif yang biasa diterapkan pada situasi-situasi antarpribadi dimana individu mengalami kesulitan untuk menerima bahwa menyatakan dan bertindak diri adalah tindakan yang layak atau benar. Latihan asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Terapi Aversi Teknik aversi dilakukan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan rangsangan yang tidak menyenangkan (menyakitkan) sehingga perilaku yang tidak dikehendaki (simptomatik) terhambat kemunculannya. Teknik aversi digunakan secara luas sebagai metode untuk membawa seseorang kepada tingkah laku yang diinginkan seseorang. Operasi Pengondisian Tingkah laku operan yaitu tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme aktif
3. Pendekatan psikoanalisis
3.1. Pengertian Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi, berorientasi untuk berusaha membantu individu untuk mengatasi ketegangan psikis yang bersumber pada rasa cemas dan rasa terancam yang berlebih-lebihan .
3.2. KELEMAHAN PENDEKATAN PSIKONALISA Kelemahan dari pendekatan ini adalah: 1. Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan. 2. Terlalu banyak menekankan kepada masa kanak-kanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab individu berkurang. 3. Cenderung meminimalkan rasionalitas. 4. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya
3.2.1. Kelebihan dari pendekatan ini adalah: 1. Penggunaan terapi wicara 2. Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk meredakan penderitaan manusia. 3. Pendekatan ini dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi, resistensi-resistensi dan transferensi-trasnferensi. 4. Pendekatan ini memberikan kepada konselor suatu kerangka konseptual untuk melihat tingkah laku serta untuk memahami sumber-sumber dan fungsi simptomatologi.