1. 1. KEBIJAKAN MONETER
1.1. TUJUAN
1.2. JENIS-JENIS
1.2.1. LANGSUNG
1.2.1.1. MENCETAK UANG
1.2.1.2. MORAL SUASSION (HIMBAUAN MORAL)
1.2.1.3. SANERING
1.2.1.4. REDENOMINASI
1.2.2. TIDAK LANGSUNG
1.2.2.1. 1. OPEN MARKET OPERATION
1.2.2.1.1. JUAL SBI (TIGHT MONEY POLICY)
1.2.2.1.2. BELI SBI (EXPANSIVE MONEY POLICY)
1.2.2.2. 2. POLITIK DISKONTO
1.2.2.2.1. MENAIKAN SUKU BUNGA (TIGHT MONEY POLICY)
1.2.2.2.2. MENURUNKAN SUKU BUNGA (EXPANSIVE MONEY POLICY)
1.2.2.3. 3. CADANGAN KAS
1.2.2.3.1. MENAIKAN RESERVE RATIO (TIGHT MONEY POLICY)
1.2.2.3.2. MENURUNKAN SUKU BUNGA (EXPANSIVE MONEY POLICY
1.2.2.4. 4. PAGU KREDIT
1.2.2.4.1. KETAT/ DIPERSULIT (TIGHT MONEY POLICY)
1.2.2.4.2. LONGGAR / DIPERMUDAH ( EXPANSIVE MONEY POLICY)
2. 3. CROWDING OUT EFFECT VS MULTIPLIER EFFECT
2.1. MULTIPLIER EFFECT
2.1.1. Tambahan dalam permintaan agregat yang terjadi ketika kebijakan fiskal ekspansif meningkatkan pendapatan dan dengan demikian meningkatkan belanja konsumen
2.2. CROWDING OUT
2.2.1. Efek penurunan investasi dari sektor swasta akibat kebijakan fiskal ekspansif
2.2.2. akibatnya target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai
3. 2. KEBIJAKAN FISKAL
3.1. A. KEBIJAKAN FISKAL EKSPANSIF
3.1.1. 1. MENINGKATKAN BELANJA ATAU PENGELUARAN APBN/APBD
3.1.2. 2. PEMBERIAN SUBSIDI
3.1.3. 3. PENURUNAN TARIF PAJAK
3.2. B. KEBIJAKAN FISKAL KONTRAKTIF
3.2.1. 1. MENGURANGI BELANJA ATAU PENGELUARAN APBN/APBD
3.2.2. 2. PENGURANGAN PEMBERIAN SUBSIDI
3.2.3. 3. KENAIKAN TARIF PAJAK