Teori Portofolio Analisis Investasi

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Teori Portofolio Analisis Investasi by Mind Map: Teori Portofolio Analisis Investasi

1. Investasi

1.1. Langsung

1.1.1. Pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain

1.2. Tidak Langsung

1.2.1. Pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofoilo aktiva aktiva keuangan dari perusahaan perusahaan lain

2. Prospektus Perusahaan

2.1. Prospektus perusahaan adalah Setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek

2.1.1. Analisis Prospektus

2.1.1.1. Jumlah saham yang ditawarkan,Semakin banyak jumlah saham yang ditawarkan, maka perdagangan saham tersebut akan semakin likuid di Bursa.

2.1.1.2. Nilai nominal saham dan harga penawaran Nilai nominal adalah nilai yang tertera pada surat saham yang akan dicantumkan pada setiap saham yang yang diterbitkan oleh perusahaan Anisa

2.1.1.3. Bidang Usaha

2.1.1.4. Riwayat Singkat Perusahaan

2.1.1.5. Tujuan Go Public

2.1.1.6. Kegiatan dan Prospek Usaha

2.1.1.7. Resiko Usaha

2.1.1.8. Kebijakan Dividen Perusahaan

2.1.1.9. Agen-agen Penjual

3. Analisis

3.1. Pemilihan Protofolio

3.1.1. Portofolio dengan dua aktiva

3.1.1.1. Return

3.1.1.1.1. Return Realisasian (Realized Return)

3.1.1.1.2. Return Ekspektasi (Expected Return)

3.1.1.1.3. CAPM

3.1.1.2. Resiko

3.1.1.2.1. Merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan tingkat imbal hasil yang di capai secara nyata

3.1.1.2.2. Macam-Macam Resiko

3.1.1.2.3. Pengukuran Resiko

3.1.1.3. Koevisien Variasi

3.1.1.3.1. Koefisien variasi digunakan untuk mempertimbangkan dua faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis investasi yaitu return ekspektasian dan rasio aktiva secara bersamaan

3.2. Analisis Fundamental

3.2.1. Merupakan penelitian dalam bentuk fundamental atau basic dalam menentukan nilai sekuritas

3.2.1.1. Analisis Makro

3.2.1.1.1. PDB Ukuran produksi barang dan jasa total suatu negara

3.2.1.1.2. Tingkat Pengangguran

3.2.1.1.3. Inflasi

3.2.1.1.4. Tingkat Suku bunga

3.2.1.2. Analisis sektoral (industri)

3.2.1.2.1. Estimasi EPS suatu Industri

3.2.1.2.2. Estimasi PER suatu Industri

3.2.1.3. Analisis Mikro

3.2.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

3.2.2.1. Earning Per Share (EPS)

3.2.2.1.1. EPS/laba bersih per lembar saham Peningkatan rasio EPS (penjualan serta laba terus tumbuh) menunjukkan kinerja perusahaan semakin membaik. Pertumbuhan rasio +/ 10% - 20%

3.2.2.2. Price Earning Ratio (PER)

3.2.2.2.1. perbandingan antara harga saham dan laba bersih perusahaan. dengan rasio ini dapat mengetahui lama waktu dibutuhkan untuk mendapat return dari modal yang telah dikeluarkan.

3.2.2.3. Return On Equity (ROE)

3.2.2.3.1. perbandingan antara laba bersih dengan total ekuitas . ROE menunjukkan kemampuan modal yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba bersih, laba setelah bunga dan pajak. rasio ROE tersebut mencerminkan kemampuan perusahaan atau emiten dalam mengelola ekuitasnya dan menunjukkan seberapa efisien sebuah perusahaan yang dijalankan. Semakin tinggi rasio ROE semakin baik

3.2.2.4. Debt To Equity Ratio (DER)

3.2.2.4.1. membandingkan jumlah seluruh utang perusahaan pada modal perusahaan. DER berfungsi mengukur resiko keuangan suatu perusahaan atau emiten . semakin tinggi besaran rasio DER semakin meningkat level risiko perusahaan.

3.2.3. Nilai Saham

3.2.3.1. Nilai Nominal

3.2.3.2. Nilai Buku

3.2.3.3. Nilai Pasar

3.2.3.4. Nilai Intrinsik

3.2.3.4.1. Over Valued

3.2.3.4.2. Under Valued

3.3. Analisis Teknikal

3.3.1. Penggunaan data historis mengenai perubahan harga saham, volume perdagangan, dan indikator pasar lainnya

3.3.2. Merupakan studi terhadap suatu sekuritas atau pasar secara keseluruhan berdasarkan permintaan dan penawaran

3.3.3. Teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume

3.3.3.1. The dow theory

3.3.3.2. Moving Average

3.3.3.3. Relative Strength

4. Pasar Modal

4.1. Pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.

4.1.1. Otoritas Jasa Keuangan

4.1.1.1. OJK berperan dalam melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan di pasar modal Indonesia, sehingga kegiatan di bidang pasar modal dapat berjalan secara teratur dan transparan dan mencegah adanya tindak kecurangan yang dilakukan oleh pelaku pasar modal yang dapat merugikan investor.

4.1.2. Bursa Efek Indonesia

4.1.2.1. BEI adalah lembaga yang berperan dalam menyelenggarakan dan menyediakan fasilitas sistem perdagangan efek di pasar modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia adalah pasar di mana efek/ surat berharga jangka panjang diperdagangkan.

4.1.3. Kliring Penjaminan Efek Indonesia

4.1.3.1. KPEI sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO) dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diberi kewenangan untuk membuat dan menerapkan peraturan terkait fungsinya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan ( di pasar modal Indonesia.

4.1.4. Kustodian Sentral Efek Indonesia

4.1.4.1. KSEI merupakan anggota SRO yang memberikan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek, meliputi: penyimpanan Efek dalam bentuk elektronik, penyelesaian transaksi Efek, administrasi Rekening Efek, distribusi hasil Corporate Action, dan jasa jasa terkait lainnya.

4.1.5. Emiten

4.1.5.1. Emiten adalah perusahaan baik swasta maupun BUMN yang mencari modal di Bursa Efek Indonesia dengan cara menerbitkan efek (bisa saham, obligasi, right issue, warrant, atau jenis efek lainnya).

4.1.6. Bank Kustodian

4.1.6.1. Bank Kustodian adalah Bank Umum yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Anisa

4.2. Produk Pasar Modal

4.2.1. Saham

4.2.1.1. tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas

4.2.2. Surat Utang (Obligasi)

4.2.2.1. surat utang jangka menengah panjang yang dapat dipindahtangankan , yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut

4.2.3. Reksadana

4.2.3.1. Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi

4.2.4. Deviratif

4.2.4.1. kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain

4.3. Macam MAcam Pasar Modal

4.3.1. Pasar Primer

4.3.1.1. Perdagangan Surat berharga yang dijual pada penawaran perdana

4.3.1.1.1. Macam Penjualan Saham Baru

4.3.1.2. Berupa penawaran perdana ke publik (IPO/initial public offering)

4.3.1.3. Tambah surat berharga baru jika sudah go public

4.3.2. Pasar Skunder

4.3.2.1. Perdagangan surat berharga yang sudah beredar

4.3.3. Pasar Ketiga

4.3.3.1. Pasar perdagangan surat berharga pada saat kedua tertutup

4.3.3.2. Dijalankan broker, mempertemukan penjual dan pembeli saat pasar kedua tutup

4.3.4. Pasar Keempat

4.3.4.1. Pasar perdagangan dilakukan diantara institusi berkapasitas besar, menghindari komisi untuk broker

4.3.4.2. Menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan sahamdalam jumlah blok besar

4.4. Mekanisme Pasar Modal

4.4.1. Jakarta Trading System (JATS)

4.4.1.1. Jakarta Trading system (JATS): Sistem otomisasi menggunakan jaringan komputer yang digunakan oleh broker untuk perdagangan sekuritas di Bursa Efek Jakarta

4.4.1.1.1. Komponen Utama

4.4.1.1.2. Sasaran Penerapan Sistem JATS

4.4.2. Pre-Opening

4.4.2.1. Pre opening merupakan pasar untuk menentukan harga yang paling pantas bagisaham tertentu setelah penutupan sehari sebelumnya itu.

4.4.3. T+2

4.4.3.1. Merupakan Penyelesaian dimana penyerahan efek oleh pihak penjual dan penyerahan dana oleh pihak pembeli dilakukan pada Hari Bursa ke-2 setelah terjadinya Transaksi Bursa

5. Efisiensi Pasar

5.1. Secara Informasi

5.1.1. Weak Form

5.1.1.1. Jika harga dari sekuritas tercermin secara penuh informasi masalalu. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak

5.1.2. Semi Strong Form

5.1.2.1. Jika harga dari sekuritas tercermin secara penuh informasi yang di publikasikan termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten

5.1.3. Strong Form

5.1.3.1. Jika harga dari sekuritas tercermin secara penuh informasi masalalu termasuk informasi privat

5.2. Secara Keputusan

5.2.1. ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia