1. Perlawanan Terhadap VOC
1.1. Perlawanan Rakyat Maluku
1.2. New Topic
1.3. New Topic
1.4. New Topic
2. Perlawan terhadap Portugis
2.1. Perlawanan Rakyat Aceh
2.1.1. Latar belakang
2.1.1.1. Hubungan antara Kesultanan Aceh dan bangsa Eropa (VOC/Belanda dan Inggris) yang dianggap mengancam keberadaan bangsa Portugis di Malaka
2.1.1.2. Sikap Kerajaan Aceh di bawah Sultan Ali Mughayat Syah (1514—1528) yang menentang kehadiran bangsa Portugis di Malaka
2.1.2. Strategi
2.1.2.1. Melengkapi kapal-kapal dagang dengan senjata, prajurit, dan meriam.
2.1.2.2. Mendatangkan bantuan persenjataan, pasukan, dan ahli perang dari Turki.
2.1.2.3. Melakukan kerja sama dengan kerajaan-kerajaan lain seperti Demak dan Kalikut.
2.2. Perlawanan Rakyat Maluku
2.2.1. Latar Belakang
2.2.1.1. Upaya monopoli perdagangan yang dilakukan Portugis
2.2.1.2. Portugis mencampuri urusan dalam negeri Kerajaan Ternate.
2.2.1.3. Penyebaran agama Katolik di tengah masyarakat Maluku yang beragama Islam
2.2.2. Strategi
2.2.2.1. rakyat Ternate Bahkan, seluruh rakyat Maluku bersatu melawan Portugis karena terbunuhnya sultan hairun
2.2.2.2. Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun) melanjutkan perlawanan rakyat Ternate terhadap Portugis. Benteng Sao Paulo dikepung selama lima tahun
2.3. Perlawanan Rakyat Demak
2.3.1. Latar Belakang
2.3.1.1. Monopoli bangsa Portugis di Malaka
2.3.1.2. Kerja sama antara bangsa Portugis dan Pajajaran
2.3.1.3. Perebutan Pelabuhan Sunda Kelapa
2.3.2. Strategi
2.3.2.1. masa pemerintahan Raden Patah yang mengutus anaknya, Pati Unus, menyerang bangsa Portugis di Malaka pada tahun 1512 dan 1513 namun gagal
2.3.2.2. Pada 22 Juni 1527, Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa dan mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta