
1. FUNGSI
1.1. Pemahaman
1.1.1. Terkait diri dan lingkungan
1.1.2. Lingkungan: pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma agama
1.2. Fasilitasi
1.2.1. Pencapaian tugas perkembangan
1.2.2. Kemudahan bagi konseli
1.3. Penyesuaian
1.3.1. Antara konseli dengan lingkungan
1.3.2. Tercipta lingkungan dinamis dan konstruktif
1.4. Penyaluran
1.4.1. Tentang perencanaan masa depan
1.4.2. Berdasarkan kemampuan, minat bakat dll
1.5. Adaptasi
1.5.1. Antara pengajar dan tenaga pengajar terhadap program pendidikan
1.5.2. Agar menyesuaikan kebutuhan konseli
1.6. Pencegahan
1.6.1. Antisipasi datangnya masalah
1.6.2. Agar konseli minim menerima masalah
1.7. Perbaikan dan penyembuhan
1.7.1. Membantu konseli bermasalah
1.7.2. Meluruskan kekeliruan konseli
1.8. Pemeliharaan
1.8.1. Menjaga kondisi supaya kondusif
1.8.2. Mempertahankan kondisi sehat-normal
1.9. Pengembangan
1.9.1. Menciptakan lingkungan kondusif
1.9.2. Memfasilitasi perkembangan konseli
1.10. Advokasi
1.10.1. Pembelaan terhadap konseli
1.10.2. Konseli dihadapkan sikap diskriminatif
2. ASAS
2.1. Kerahasiaan (data konseli dirahasiakan konselor)
2.2. Kesukarelaan (konseli mengikuti konseling sukarela)
2.3. Keterbukaan (tidak ada rahasia)
2.4. Keaktifan (kedua belah pihak saling aktif)
2.5. Kemandirian (konseli mandiri mengambil keputusan)
2.6. Kekinian (konselor berorientasi pada kondisi saat itu)
2.7. Kedinamisan (berkelanjutan dalam memandang hakikat manusia)
2.8. Keterpaduan (tujuan konseling, pendidikan, dan nilai luhur selaras)
2.9. Keharmonisan (linear dengan visi sekolah dan nilai luhur masyarakat)
2.10. Keahlian (konseling hanya dengan konselor/guru BK)
2.11. Tut wuri handayani (mendorong dan memfasilitasi supaya utuh)
3. PRINSIP
3.1. UMUM
3.1.1. Tidak diskriminatif
3.1.2. Proses individuasi
3.1.3. Fokus pada hal positif
3.1.4. Tanggung jawab bersama
3.1.5. Pengambilan keputusan
3.1.6. Berlangsung dalam banyak sesi kehidupan
3.1.7. Bagian integral pendidikan
3.1.8. Dalam bingkai budaya nasional
3.1.9. Fleksibel, adaptif, berkelanjutan
3.1.10. Diselenggarakan oleh profesional
3.1.11. Disusun atas hasil analisis kebutuhan
3.1.12. Evaluasi
3.2. PADA SASARAN LAYANAN
3.2.1. Melayani semua individu
3.2.2. Berhadapan secara pribadi
3.2.3. Memperhatikan tahap perkembangan
3.2.4. Memperhatikan perbedaan individual
3.3. PADA PERMASALAHAN INDIVIDU
3.3.1. Berkaitan dengan pengaruh kondisi
3.3.2. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan menjadi perhatian
3.4. PADA PROGRAM LAYANAN
3.4.1. Integral dengan upaya pendidikan dan pengembangan individu
3.4.2. Disesuaikan kebutuhan
3.4.3. Disusun berkelanjutan
3.4.4. Penilaian terhadap isi dan pelaksanaan
3.5. PADA TUJUAN PELAKSANAAN LAYANAN
3.5.1. Orientasi pada individu
3.5.2. Pengambilan keputusan secara sukarela
3.5.3. Ditangani tenaga ahli
3.5.4. Kolaborasi guru BK, guru mapel, dan orang tua
3.5.5. Pengembangan program secara maksimal
4. SEJARAH
4.1. LUAR NEGERI
4.1.1. Amerika 1908, Frank Persons mendirikan klinik pelatihan pemuda dan guru
4.1.2. Perancis 1905, Alfred Binet menyelenggarakan tes kecerdasan
4.1.3. Inggris 1916, Lewis M. Terman mengadakan tes kepribadian
4.1.4. Amerika akhir PD II, Carl Rogers mengembangkan client centered therapy
4.2. DALAM NEGERI
4.2.1. Konferensi FKIP Malang 1960,kesadaran pentingnya program BK di sekolah
4.2.2. Program bimbingan dan penyuluhan dibuka di Bandung (1963) dan Malang (1964)
4.2.3. 1964-sekarang bimbingan dan konseling mengalami perkembangan hingga menjadi kesatuan integral pendidikan
4.2.4. Program BK di Indonesia mengadopsi dari luar negeri dengan penyesuaian
5. PENGERTIAN
5.1. Kesatuan dari pendidikan sebagai upaya memfasilitasi peserta didik dalam tugas perkembangannya
5.2. Layanan berkelanjuran yang dilakukan konselor atau guru BK melalui tatap muka maupun media
5.3. Layanan dapat berupa individu, kelompok, klasikal, dan kelas besar atau lintas kelas
6. TUJUAN
6.1. TUJUAN UMUM
6.1.1. Membantu konseli mencapai kematangan dan menjalankan tugas perkembangan secara utuh dan optimal
6.1.1.1. pribadi
6.1.1.2. sosial
6.1.1.3. belajar
6.1.1.4. karir
6.2. TUJUAN KHUSUS
6.2.1. Penerimaan diri dan lingkungan
6.2.2. Perencanaan studi, karir, masa depan
6.2.3. Pengembangan potensi
6.2.4. Penyesuaian diri dengan lingkungan
6.2.5. Pengentasan hambatan
6.2.6. Pengaktualisasi diri