Kepemimpinan/IMAMAH dalam ISLAM

Iniziamo. È gratuito!
o registrati con il tuo indirizzo email
Kepemimpinan/IMAMAH dalam ISLAM da Mind Map: Kepemimpinan/IMAMAH dalam ISLAM

1. PENGERTIAN Kepemimpinan

1.1. Kepemimpinan/Leadership berasal dari "kata Pemimpin" Leader dalam islam disebut dengan imamah yang artinya Seseorang yang memiliki wewenang untuk mempengaruhi,mengarahkan, mendorong orang/individu untuk melakukan sesuatu , memerintah sekelompok orang dalam satu oraganisasi .

1.1.1. Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang/individu pemimpin untuk memepengaruhi sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Setiap seseorang bisa menjadi pemimpin tetapi setiap seseorang belum tentu mampu menjankan kepemimpinan .

2. Gaya Kepemimpinan dalam Islam

2.1. Dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah (STAF): (1) Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya; (2) Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi; (3) Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya; (4) Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya. Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah bersabda: “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut.” Oleh sebab itu, pemimpin hendaklah ia melayani dan bukan dilayani, serta menolong orang lain untuk maju. Dr. Hisham Yahya Altalib (1991 : 55), mengatakan ada beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan Islam yaitu : Pertama, Setia kepada Allah. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat dengan kesetiaan kepada Allah; Kedua, Tujuan Islam secara menyeluruh. Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup kepentingan Islam yang lebih luas; Ketiga, Berpegang pada syariat dan akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang teguh pada perintah syariah. Dalam mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham; Keempat, Pengemban amanat. Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah Swt., yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Al-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap yang baik kepada pengikut atau bawahannya.

3. Sejarah Kepemimpinan dalam Islam

3.1. Dalam konteks ajaran Islam, kepemimpinan berarti bahwa suatu kegiatan membimbing, memimpin, mengarahkan, dan menunjukkan kejalan Allah SWT. Kepemimpinan Islam dasar, yaitu: (1) fondasi Tahid, (2) fondasi kesetaraan manusia, (3) fondasi persatuan Islam, (4) fondasi nasehat tentang konsensus atau kedaulatan rakyat. (5) Dasar keadilan dan kesejahteraan untuk semua

3.2. Konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar-dasar yang sangat kuat dan kokoh yang bukan saja dibangun dari nilai-nilai ajaran Islam, namun telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para Shahabat dan al-Khulafa' al-Rosyidin. Bersumber dari al-Qur'an dan al-Sunnah, Berkembang dinamis karena dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya. Ketika di Madinah Nabi Muhammad SAW mempunyai peran ganda, sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai hakim yang merupakan manifestasi beliau sebagai Rasul utusan Allah SWT. Syari’at Islam menjadi dasar tata pemerintahan pada waktu itu, yang selanjutnya sistem khilafah Islam dipegang oleh seorang Khālifah, termasuk di dalamnya yang dikenal sebagai al-Khulafa al- Rasyidin. Masa khilafah Islam ini berakhir bersamaan dengan runtuhnya system kekhalifahan yang dihapus oleh Majelis Nasional Turki (1924 M) yang pada waktu itu dipegang oleh Kemal at-Taturk.

3.3. Jika dilihat dalam kaitannya dengan ajaran Islam, kepemimpinan berarti kegiatan memimpin, mengarahkan, dan menunjukkan jalan kepada Allah SWT. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kemampuan mereka sendiri ke dalam lingkungan orang-orang yang memimpin dalam upaya untuk mencapai Allah SWT dalam hidupnya di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi" (surat Al-Baqarah ayat 30) dalam hadist Rasulullah SAW, sabdanya:ْ "Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang Amir adalah pemimpin. Seorang suami juga pemimpin atas keluarganya. Seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari)

3.4. Menurut imam Al-Mawardi di dalam kitabnya Al-Ahkam Al-Sulthoniyah mengatakan bahwa membangun kepemimpinan di mata Islam adalah suatu keharusan dalam kehidupan masyarakat untuk menggantikan misi kenabian dengan melindungi agama dan membimbing atau menilai urusan dunia. Selain itu, Likhilafati an-Nubuwwah Fi-Harosati ad-Din, sebuah alternatif untuk misi kenabian perlindungan agama dan Wa Siyasati ad-Dun-yaa, untuk bimbingannya atau aturan urusan dunia.