1. Definisi
1.1. Kerusakan Insulin
1.1.1. Pankreas Rusak
1.1.2. Timbul Komplikasi
1.1.2.1. Otak
1.1.2.2. Mata
1.1.2.3. Jantung dan Pembuluh Darah
1.1.2.4. Ginjal
1.1.2.5. Ekstremitas Bawah
1.1.2.6. Metabolisme terganggu
1.1.2.6.1. Protein
1.1.2.6.2. Lemak
1.2. Glukosa Darah Naik
1.2.1. Glukosa Darah Sewaktu
1.2.1.1. ≥ 200 mg/dl (11.1 mmol/L)
1.2.1.2. Hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
1.2.1.3. Poliuri
1.2.1.3.1. produksi urin berlebih
1.2.1.3.2. lebih dari 3 liter per hari
1.2.1.4. polifagi
1.2.1.4.1. banyak makan
1.2.1.4.2. ketidakcukupan hormon insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel
1.2.1.4.3. terjadi fatique
1.2.1.5. Polidipsi
1.2.1.5.1. banyak minum
1.2.1.5.2. sering berkemih
1.2.2. Glukosa Darah Puasa
1.2.2.1. ≥ 126 mg/dl (7.0 mmol/L)
1.2.2.2. Biasanya pasien tidak diberi kalori selama 8 jam
1.2.3. Glukosa Darah 2 Jam PP
1.2.3.1. ≥ 200 mg/ dl (11.1 mmol/L)
1.2.3.2. menggunakan TTGO, beban glukosa setara dengan 75 gr glukosa anhidrus
1.2.3.2.1. TGT : 140-199 mg/dl (7,8-11,0 mmol/L)
1.2.3.2.2. GDPT : 100–125 mg/dl (5,6-6,9 mmol/L)
1.3. Tidak dapat disembuhkan
1.3.1. Pengelolaan Diet
1.3.2. Olahraga teratur
1.3.3. dengan menggunakan Obat
1.4. DM Type I
1.4.1. 90% terjadi kerusakan pada pankreas
1.4.2. Gagal Produksi Insulin
1.4.3. Penderitanya hanya 10%
1.4.4. BB turun tanpa sebab
1.4.5. karena Virus dan Gizi tidak bagus
1.5. DM Type II
1.5.1. Tidak tergantung pada insulin
1.5.2. Pankreas tetap menjalankan kerjanya yaitu menghasilkan insulin
1.5.3. tubuh manusia resisten terhadap insulin
1.5.3.1. sensitivitas Insulin turun
1.5.3.2. besarnya insulin = besarnya kadar gula darah normal
1.5.4. umumnya karena pertambahan usia
1.5.5. sebanyak 80%-90% DM 2 menderita obesitas
1.6. DM Gestasional
1.6.1. Perubahan hormon saat mengandung
1.6.2. menurun atau hilang setelah mengandung
2. Etiologi
2.1. DM Type I
2.1.1. Genetik
2.1.1.1. akan berkurang bila menjauhi hal-hal yang memicu diabetes
2.1.1.2. akan timbul bila kita mendekati hal-hal yang memicu
2.1.2. Usia Remaja
2.1.2.1. infeksi virus
2.1.2.2. faktor gizi
2.1.3. Autoimun
2.2. DM Type II
2.2.1. Hiperlipidemia
2.2.1.1. kolesterol dan trigliserida tinggi
2.2.1.2. penumpukan plak lemak di pembuluh darah
2.2.1.3. arteri tersumbat
2.2.1.3.1. kerja jantung meningkat
2.2.1.3.2. hipertensi
2.2.1.3.3. kadar glukosa darah meningkat
2.2.2. Paruh Baya
2.2.2.1. penurunan fungsi fisiologis tubuh
2.2.2.2. permeabilitas di pembuluh darah naik
2.2.2.3. kadar glukosa didalam darah meningkat
2.2.3. Obesitas
2.2.3.1. kadar gula darah naik
2.2.3.2. sensitivitas insulin menurun
2.2.4. Kurang aktivitas
2.2.4.1. makan banyak
2.2.4.1.1. kadar glukosa darah meningkat
2.2.4.2. tidak terjadi produksi insulin
2.2.4.3. sensitivitas insulin menurun
2.3. DM Gestasional
2.3.1. mengandung
2.3.1.1. terjadi perubahan hormon
3. Cara Merawat
3.1. pengendalian penyakit
3.1.1. edukasi
3.1.2. olahraga teratur
3.1.3. terapi nutrisi medis
3.1.4. terapi farmakologi
3.2. pencegahan komplikasi
3.2.1. menyarankan pasien menggunakan alas kaki
3.2.2. menjaga pola makan
3.3. mengenakan gelang DM
3.4. mengikutsertakan pasien dalam beberapa event DM
3.4.1. konsultasi
3.4.2. pemeriksaan lanjutan
3.4.3. mendeteksi dini DM
3.4.4. mengelola komplikasi tahap awal
4. Komplikasi
4.1. akut
4.1.1. hipoglikemia
4.1.2. hiperglikemia
4.1.2.1. glycosuria
4.1.2.1.1. diuresis osmosis
4.1.2.1.2. koma
4.1.2.2. glukoneogenesis
4.1.2.2.1. kerusakan pada mata
4.1.2.2.2. penurunan bb
4.2. kronik
4.2.1. otak
4.2.1.1. penyakit serebrovaskular
4.2.2. mata
4.2.2.1. retinopati
4.2.2.1.1. pembuluh abnormal dan bocor
4.2.2.1.2. cairan menyebar kemana-mana
4.2.2.2. katarak
4.2.2.2.1. kegagalan ginjal dalam sintesa protein
4.2.2.2.2. protein mengumpul diarea mata
4.2.2.2.3. cairan mata bercampur protein
4.2.2.2.4. mata seperti berawan
4.2.2.3. glaukoma
4.2.2.3.1. kelebihan glukosa dalam aliran darah
4.2.2.3.2. lapisan pembuluh darah kecil terkontaminasi
4.2.2.3.3. darah mengandung glukosa tinggi
4.2.2.3.4. tingginya glukosa dalam lensa mata
4.2.3. jantung + pembuluh darah
4.2.3.1. penyakit arteri koroner
4.2.3.2. cardiomegali
4.2.3.2.1. terjadi gangguan metabolisme lemak
4.2.3.2.2. plak di dinding pembuluh darah
4.2.3.2.3. aliran darah ke jantung cepat (hipertensi)
4.2.3.2.4. arteri koroner tersumbat
4.2.3.2.5. ventrikel kiri membesar
4.2.3.2.6. otot jantung melemah
4.2.3.3. hipertensi
4.2.4. ginjal
4.2.4.1. infeksi
4.2.4.1.1. kandung kemih penuh
4.2.4.1.2. tekanan di kandung kemih melukai ginjal
4.2.4.1.3. urin (dengan kadar gula tinggi) berada dikandung kemih terlalu lama
4.2.4.2. gagal ginjal
4.2.4.2.1. kandung kemih penuh
4.2.4.2.2. pembuluh darah ginjal terluka
4.2.4.2.3. ginjal gagal membersihkan darah dengan benar
4.2.4.2.4. tubuh lebih banyak mempertahankan air dan garam
4.2.4.2.5. proteinuria
4.2.4.2.6. limbah tertumpuk di tubuh anda
4.2.5. ekstremitas dan kulit
4.2.5.1. neuropati
4.2.5.1.1. kekurangan insulin
4.2.5.1.2. gangguan jalur polial
4.2.5.2. infeksi vaskulopati
4.2.5.2.1. terbentuknya mikrotrombus
4.2.5.2.2. penyumbatan mikrovaskuler
4.2.6. metabolisme terganggu
4.2.6.1. lemak
4.2.6.1.1. energi dari glukosa habis
4.2.6.1.2. sel mencari sumber energi selain glukosa
4.2.6.1.3. lemak
4.2.6.1.4. lemak habis, protein
4.2.6.1.5. tidak ada sisa cadangan
4.2.6.2. protein
5. Terapi Pengobatan
5.1. makan makanan sehat
5.1.1. menjaga BB
5.1.2. menjaga glukosa darah tetap normal
5.1.3. mencegah penyakit jantung
5.2. olahraga teratur
5.2.1. BB turun
5.2.2. insulin keluar
5.2.3. membantu organ lain bekerja lebih baik
5.2.3.1. jantung
5.2.3.2. paru-paru
5.3. tes glukosa darah setiap hari
5.4. minum obat atau suntik insulin secara teratur
6. Tanda dan Gejala
6.1. sering merasa haus + sering buang air kecil
6.1.1. urine kental
6.1.2. butuh air untuk mengencerkan
6.1.3. air dalam sel tertarik
6.1.4. otak merespon
6.2. kelelahan +sering merasa lapar
6.2.1. sel kekurangan glukosa
6.2.2. sumber energi menurun
6.2.3. otak merespon
6.3. BB menurun
6.3.1. sel mencari sumber energi selain glukosa
6.3.2. lemak
6.3.3. protein
6.4. pandangan kabur
6.4.1. sel kekurangan air
6.4.2. sel lensa mata berkurang
6.5. kulit gatal
6.5.1. merusak sel-sel kecil
6.5.2. sel yang mengontrol keringat hilang
6.6. penyembuhan luka lama
6.6.1. luka butuh O2 dan nutrisi dari darah
6.6.2. darah terhambat di dinding arteri
6.6.2.1. darah mengeras
6.6.2.2. peredaran darah terhambat
6.6.2.3. aliran darah ke jantung terhambat
7. Cara Mencegah
7.1. kurangi makanan berlemak
7.2. kurangi makanan+minuman manis
7.3. kurangi porsi makan
7.3.1. untuk keseimbangan hormon
7.3.2. agar kerja insulin maksimal
7.4. rajin olahraga
7.4.1. BB stabil
7.4.2. kadar glukosa darah menurun
7.4.3. hormon insulin meningkat
7.5. konsumsi makanan sehat
7.5.1. berserat
7.5.2. tidak mudah dihancurkan pencernaan
7.5.3. tidak menambah kalori
7.5.4. kenyang lebih lama
7.6. jauhi stress
7.6.1. ephineprine meningkat
7.6.2. takikardi
7.6.3. meningkatkan pelepasan glukosa
7.6.4. pemecahan glukosa dari asam amino+lemak
7.7. Istirahat cukup
7.7.1. 6-8 jam per hari
7.7.2. mengurangi hormon kirtosol
7.7.3. kerja insulin maksimal
7.7.4. kurang istirahat merangsang lapar
7.7.4.1. makan
7.7.4.2. glukosa darah bertambah
7.8. biasakan sarapan
7.8.1. selama tidur tubuh mengeluarkan berbagai hormon
7.8.2. glukosa darah meningkat
8. Cara Menyelidiki
8.1. Tes GDP
8.1.1. Cek pagi hari
8.1.2. menentukan
8.1.2.1. Diabetes
8.1.2.2. Pre-Diabetes
8.1.3. Hasil
8.1.3.1. Normal : di bawah 100 mg/dl
8.1.3.2. Pre-Diabetes : 100-125 mg/dl
8.1.3.3. Diabetes : diatas 126 mg/dl
8.2. Tes GD2PP
8.2.1. cek 2 jam seteleh makan terakhir
8.2.2. Cek makan pasien secara baik = tidak memburuk
8.2.3. Hasil
8.2.3.1. Normal : dibawah 150 mg/dl
8.2.3.2. Pre Diabetes : 140-199 mg/dl
8.2.3.3. Diabetes : ≥ 200 mg/dl
8.3. Tes GDS
8.3.1. Glukosa darah bisa berubah
8.3.1.1. sebelum makan
8.3.1.2. sesudah makan
8.3.2. dilakukan acak sepanjang hari
8.3.3. hasil
8.3.3.1. normal : dibawah 200 mg/dl
8.3.3.2. diabetes : diatas 200 mg/dl