1. Wakaf
1.1. Pengertian
1.1.1. wakaf menurut istilah fikih adalah menahan sesuatu benda yang tetap (permanen) zatnya serta dapat diambil manfaatnya untuk kepentingan umum.
1.2. Syarat Wakaf
1.2.1. -Diwakafkan untuk selama-lamanya, tidak terbatas waktu tertentu (takbid). -Tunai tanpa menggantungkan pada suatu peristiwa di masa yang akan datang. -Jelas mauquf ‘alaihnya (orang yang diberi wakaf) dan dapat dimiliki barang yang diwakafkan (mauquf
1.3. Rukun Wakaf
1.3.1. -Orang yang berwakaf (wakif). -Adanya harta yang diwakafkan (mauquf). -Tempat berwakaf (yang berhak menerima hasil wakaf). -Akad wakaf.
1.4. Harta yang Diwakafkan
1.4.1. harta yang diwakafkan harus berwujud sebidang tanah, pepohonan untuk diambil manfaat atau hasilnya, bangunan masjid, madrasah, atau jembatan yang semuanya dinilai bermanfaat, dan bukan barang sekali pakai
1.5. Dalil
1.5.1. Apabila manusia (anak Adam) meninggal, terputuslah kesempatan (memperoleh pahala) amaliahnya, kecuali dari tiga macam, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang senantiasa mendoakannya. (HR Muslim dari Abu Hurairah : 3084)
1.6. Landasan
1.6.1. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977
1.6.2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 1977
1.6.3. Peraturan Menteri Agama No. 1 Tahun 1978
1.7. Tata Cara Perwakafan Tanah Milik
1.7.1. -Calon wakif dari pihak yang hendak mewakafkan tanah miliknya harus datang di hadapan Pejabat Pembantu Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk melaksanakan ikrar wakaf. -Calon wakif harus mengikrarkan secara lisan, jelas, dan tegas kepada nadir yang telah disahkan di hadapan PPAIW yang mewilayahi tanah wakaf. Calon wakif yang tidak dapat datang dihadapan PPAIW membuat ikrar wakaf secara tertulis. -Tanah yang diwakafkan baik sebagian atau seluruhnya harus merupakan tanah milik. -Saksi ikrar wakaf sekurang-kurangnya dua orang yang telah dewasa dan sehat akalnya.
1.8. Undang-Undang Pengelolaan Wakaf
1.8.1. Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004
1.9. Lembaga Pengelolaan Wak
1.9.1. Pemerintah
1.9.2. Swasta
2. Zakat
2.1. Pengertian
2.1.1. Zakat menurut bahasa artinya bersih, tumbuh, atau bertambah.
2.1.2. zakat menurut hukum syara ialah memberikan sebagian rezeki kepada yang berhak menerima dengan cara-cara yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan hadis.
2.2. Pihak yang Berhak Menerima Zakat
2.2.1. Fakir, Miskin, 'Amil
2.3. Macam-macam Zakat
2.3.1. Zakat Fitrah
2.3.2. Zakat Mal
2.4. Undang-Undang tentang Pengelolaan Zakat
2.4.1. Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999
2.5. Lembaga Pengelolaan Zakat
2.5.1. KUA,DSUQ, Rumah Zakat Indonesia, Dompet Duafa,
3. Haji
3.1. Pengertian
3.1.1. Pengertian haji menurut ahli fikih adalah mengunjungi Baitullah (Kabah) untuk mengerjakan amal-amalan tertentu pada tempat dan waktu yang telah ditentukan.
3.2. Syarat Haji
3.2.1. -Islam, orang non-Islam tidak boleh mengerjakan haji. -Berakal, orang yang gila tidak sah hajinya. -Balig atau dewasa, anak kecil yang sudah berhaji maka ketika dewasa ia hendaknya mengerjakan haji lagi. -Merdeka, hamba sahaya tidak boleh mengerjakan haji. -Kuasa atau mampu. Arti mampu tersebut adalah mampu dari segi jasmani, rohani, ekonomi, dan keamanan.
3.3. Rukun Haji
3.3.1. Ihram,Wukuf di Arafah,Tawaf,Sai Tahalul ,tertib
3.4. Wajib Haji
3.4.1. -Memulai ihram dari miqat. -Mabit (bermalam) di Muzdalifah. -Mabit (bermalan) di Mina. -Melontar jamrah Ula, Wusta, dan Aqabah. -Menghindari perbuatan yang terlarang dalam keadaan berihram. -Tawaf wadak (perpisahan) bagi mereka yang akan meninggalkan Makkah.
3.5. Larangan bagi Orang yang Sedang Ihram Haji
3.5.1. Memakai pakaian yang berjahit bagi laki-laki. Memakai tutup kepala bagi laki-laki. Menutup muka dan kedua telapak tangan bagi wanita. Memakai wangi-wangian bagi laki-laki dan perempuan.
3.6. Sunah Haji
3.6.1. Membaca talbiyah. Membaca salawat kepada nabi dan berdoa sesudahnya. Melaksanakan tawaf qudum. Memasuki Baitullah melalui pintu Hijir Ismail.
3.7. Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Haji
3.7.1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 1999.
3.8. Lembaga Haji
3.8.1. Pemerintah
3.8.2. Swasta