Pendekatan terhadap Penanganan dan Terapi

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Pendekatan terhadap Penanganan dan Terapi by Mind Map: Pendekatan terhadap Penanganan dan Terapi

1. Penanganan Biologis untuk Gangguan Mental

1.1. Beberapa Hal Mengenai Obat-Obatan

1.1.1. Obat-obatan antipsikosis. Obat-obatan yang umumnya digunakan pada penanganan skizofrenia dan gangguan psikosis lainnya; mereka sering kali digunakan tanpa resep dan secara tidak sesuai untuk gangguan-gangguan lain seperti demensia dan agresi impulsif. Efek samping: kekakuan otot, tangan gemetar, dan gerakan otot tak sadar lainnya, yang dapat berkembang menjadi gangguan neurologis yang disebut tardive (muncul belakangan) dyskinesia.

1.1.2. Obat-obatan antidepresan (antidepressant drugs) terutama digunakan untuk menangani kasus gangguan depresi, kecemasan, dan gangguan obsesifkompulsif. Efek samping: mulut yang kering, sakit kepala, sembelit, rasa mual, kesulitan untuk beristirahat, masalah-masalah gastrointestinal, penambahan berat badan, dan, pada sekitar sepertiga pasien, obat-obatan tersebut juga berdampak pada penurunan gairah seksual serta ketidakmampuan atau keterlambatan orgasme

1.1.3. Obat antikecemasan (penenang) (anti-anxiety drugs [tranquilizer]), seperti Aktivan, Klonopin, Valium, dan Xanax, dapat meningkatkan aktivitas saraf penghantar gamma-aminobutyric acid (GABA). Obat penenang dapat membantu mereka yang menderita gangguan panik serta mereka yang menderita serangan kecemasan akut, tetapi penggunaan obat penenang tidak dianggap sebagai suatu pilihan bagi perawatan jangka panjang.

1.1.4. Litium karbonat (lithium carbonate), sering kali digunakan untuk membantu para penderita gangguan bipolar meskipun cara litium karbonat menghasilkan pengaruhnya belum dapat diketahui. Efek samping: jangka pendek (gemetar) dan masalah jangka panjang (gagal ginjal).

1.2. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Mengenai Penanganan Menggunakan Obat-Obatan.

1.2.1. Efek plasebo (placebo effect) dapat menyebabkan banyak orang merasakan dampak yang positif dari suatu jenis obat-obatan yang baru hanya karena antusiasme terhadap obat-obatan tersebut dan karena harapan mereka sendiri bahwa obat tersebut dapat membuat diri mereka merasa lebih baik

1.2.2. Kemungkinan kambuh yang tinggi dan tingginya jumlah orang yang menghentikan penggunaan obat. Penggunaan obat-obatan tersebut memiliki efek samping yang tidak menyenangkan, maka sekitar setengah hingga dua pertiga dari mereka kemudian menghentikan penggunaan obat-obatan tersebut.

1.2.3. Pengabaian perawatan nonmedis yang efektif dan mungkin lebih baik. Iklan menjanjikan hasil yang indah, pengobatan sering kali dilihat sebagai cara terbaik untuk menangani masalah emosi atau perilaku; padahal bisa jadi perawatan nonmedis dapat bekerja sama baiknya atau bahkan lebih baik.

1.2.4. Risiko-risiko yang tidak diketahui dari interaksi antara waktu dan obat. Efek-efek mengonsumsi antidepresan secara tak terbatas belumlah diketahui, terutama pada kelompok yang rentan, seperti anak-anak, wanita hamil, dan orang tua—atau pada generasi dewasa muda yang telah mengonsumsinya sejak masa kanak-kanak atau remaja, ketika otak mereka masih berkembang.

1.2.5. Penggunaan obat off-label yang belum teruji. Sebagian besar konsumen tidak menyadari bahwa apabila suatu obat telah mendapatkan izin dari FDA, para dokter juga akan mendapatkan izin untuk meresepkan obat tersebut untuk kondisi dan populasi yang berbeda dengan kondisi dan populasi di mana obat tersebut diuji coba pada awalnya.

2. Aliran-Aliran Utama Psikoterapi

2.1. Terapi Psikodinamika

2.1.1. Metode psikonalisis (psychoanalysis) adalah sebuah teori kepribadian dan metode psikoterapi yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis menekankan eksplorasi motivasi-motivasi tidak sadar dan konflik; terapi psikodinamika modern memiliki penekanan yang serupa dengan analisis Freud dengan berbagai cara.

2.2. Terapi Perilaku dan Kognitif

2.2.1. Pemaparan (exposure)

2.2.2. Desensitisasi Sistematis

2.2.3. Behavioral self-monitoring

2.2.4. Pelatihan Keterampilan (skills training)

2.3. Terapi Humanis dan Eksistensial

2.3.1. Terapi humanis (humanist therapy), seperti halnya filosofi humanisme yang melandasinya, terapi ini didasarkan pada asumsi yang menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah baik dan bahwa orang hanya akan mengeluarkan perilaku yang buruk atau membuat masalah apabila mereka dipaksa oleh keterbatasan yang mengganggu.

2.3.2. Terapi yang berorientasi pada klien (nondirektif) (client-centered (nondirective) therapy) yang dikembangkan oleh Carl Rogers, peran yang dimiliki terapis adalah mendengarkan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh klien dengan suatu cara yang bersifat menerima, tidak memberikan penilaian, dan menawarkan apa yang oleh Rogers disebut sebagai pandangan positif yang tidak bersyarat

3. Mengevaluasi Psikoterapi

3.1. BUDAYA dan Psikoterapi

3.2. Kesenjangan antara Ilmuwan dan Praktisi

3.3. BIOLOGI dan Psikoterapi

3.4. Saat Terapi dapat Membahayakan

3.4.1. Penggunaan teknik-teknik yang tidak didukung secara empiris dan memiliki potensi membahayakan klien.

3.4.2. Pengaruh yang tidak sesuai, atau pengaruh koersif dapat menimbulkan masalah baru pada diri klien.

3.4.3. Prasangka atau ketidakpedulian kebudayaan yang dimiliki oleh terapis.

3.4.4. Keintiman seksual dan perilaku tidak etis lainnya yang dilakukan oleh para terapis.

4. Nilai-Nilai dalam Psikoterapi

4.1. Di tangan seorang praktisi yang berempati dan berpengetahuan, psikoterapi dapat membantu Anda membuat keputusan dan memperjelas nilai-nilai serta tujuan Anda.

4.2. Psikoterapi dapat mengajarkan Anda keterampilan dan cara berpikir yang baru.

4.3. Psikoterapi juga dapat membantu Anda bergaul lebih baik dengan keluarga Anda dan keluar dari pola keluarga destruktif.

4.4. Psikoterapi dapat membantu Anda melalui masa-masa buruk ketika tak seorang pun tampaknya peduli atau memahami apa yang Anda rasakan. Psikoterapi dapat mengajarkan Anda bagaimana mengelola depresi, kecemasan, dan kemarahan.

5. Psikologi dalam Hidup Anda

5.1. Menjadi Konsumen Penanganan Psikologis yang Cerdas

5.1.1. Jangan telan semua iklan dan promosi di Internet mengenai obat-obatan bulat-bulat: Bersikaplah skeptis! Berkonsultasilah kepada apoteker atau bukalah website BPOM dan periksa setiap obat yang akan Anda minum; mintalah saran dari pihak yang tidak dibiayai oleh industri farmasi.

5.1.2. Pastikan Anda sudah mengetahui informasi yang Anda butuhkan sebelum Anda membuat keputusan untuk memilih seorang terapis. Pastikan Anda bekerja sama dengan individu dengan reputasi baik dengan kredensial dan pelatihan yang sesuai.

5.1.3. Pilih terapi atau penanganan yang sepertinya paling dapat membantu Anda.

5.1.4. Pertimbangkan, tetapi tetaplah waspada, terapi online yang disampaikan melalui video, ponsel pintar, atau surel. jika Anda memulai terapi apapun dengan seorang terapis profesional melalui surel, ponsel pintar, atau video, maka pastikan terapis Anda menggunakan metode “HIPAA compliant”, yaitu mengikuti panduan yang ditetapkan pemerintah untuk melindungi data-data pribadi Anda.

5.1.5. Pertimbangkan kelompok self-help. Kelompok self-help dapat meyakinkan dan memberikan dukungan yang terkadang tidak dapat diberikan oleh keluarga, teman, dan psikoterapis.

5.1.6. Pilih buku self-help yang memiliki dasar ilmiah dan mempromosikan tujuan-tujuan yang realistis. Buku yang benar-benar membantu adalah buku yang didasarkan kepada teori teori pseudoilmiah penulis, pengamatan yang didasarkan pada asumsi, atau pendapat pribadi penulis. Sebaliknya, jika buku self-help menawarkan program yang didukung dengan fakta dan tahapan empiris spesifik untuk diikuti oleh pembacanya, buku-buku ini sebenarnya bisa sama efektif dengan penanganan yang dilakukan oleh terapis—jika pembaca mengikuti tahapan-tahapan yang ada di sepanjang program (Rosen, Glasgow, & Moore, 2003).