Konsep Laba dan Akuntansi Penilaian Wajar

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Konsep Laba dan Akuntansi Penilaian Wajar by Mind Map: Konsep Laba dan Akuntansi Penilaian Wajar

1. Diperlukan adopsi pendekatan yg memasukkan semua komponen berulang atau tak berulang

2. Konsep laba

2.1. Konsep laba ekonomi

2.1.1. Peningkatan kekayaan seorang investor dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi seluruh biaya yg berhubungan dengan penanaman modal tsb

2.1.2. Laba muncul setelah modal yang dikeluarkan masih ada atau biaya telah tertutupi atau setelah terjadi pengembalian modal

2.2. Konsep laba akuntansi

2.2.1. Perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tsb

2.2.2. Sifat laba akuntansi

2.2.2.1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi

2.2.2.1.1. Timbulnya pendapatan dan biaya untuk mendapatkan pendapatan

2.2.2.2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat "periodik" laba

2.2.2.2.1. Presentasi perusahaan dalam bidang keuangan pada periode tertentu

2.2.2.3. Laba akintansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan pengukuran dan pengakuan

2.2.2.4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan

2.2.2.5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip "matching"

2.2.2.5.1. Hasil pendapatan dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam periode yg sama

2.2.3. Jenis harga dalam menentukan laba akuntansi

2.2.3.1. Harga historis

2.2.3.2. Harga sekarang

2.2.3.3. Harga nanti

2.2.3.4. Harga diskonto

2.2.4. 2 komponen laba

2.2.4.1. Current oprating profit

2.2.4.1.1. Perhitungan dari pengurangan biaya pengganti dari penghasilan

2.2.4.2. Realized holding gain and loss

2.2.4.2.1. Perhitungan perbedaan antara replacement cost barang yg dijual dengan biaya historis yg sama

2.3. Komponen permanen, sementara dan tidak relevan dengan nilai

2.3.1. Laba permanen

2.3.1.1. Konsep laba akuntansi yg permanen diharapkan akan terjadi sepanjang waktu

2.3.2. Komponen sementara

2.3.2.1. Komponen laba akuntansi yg sementara tidak diharapkan untuk tidak terjadi lagi

2.3.3. Komponen yg tidak relevan dengan nilai

2.3.3.1. Komponen ini timbul karena tidak kesempurnaan akuntansi

2.4. Penyesuaian laba permanen

2.4.1. Laba inti harus mencerminkan kekuatan laba jangka panjang perusahaan

2.5. Penyesuaian laba ekonomi

2.5.1. Menghitung perubahan kekayaan pemegang saham yg berasal dari sumber bukan pemilik

2.5.2. Memberikan pengukuran komprehensif dalam perubahan kekayaan pemegang saham

2.6. Penyesuaian laba operasi

2.6.1. Analisis yg bertugas memulai laba inti, dimana pengeluaran komponen laba non operasi seperti beban bunga

3. Akuntansi Penilaian Wajar

3.1. Pertimbangan dalam mengukur nilai wajar

3.1.1. Mendefinisikan nilai wajar

3.1.1.1. Tanggal pengukuran

3.1.1.1.1. Nilai wajar aset dan kewajiban ditentukan saat tanggal pengukuran bukan tanggal ketika aset tsb pertama diperoleh

3.1.1.2. Transaksi hipotesis

3.1.1.2.1. Penentuan nilai wajar saat aset dijual pada tanggal pengukuran

3.1.1.3. Transaksi berurutan

3.1.1.3.1. Menghapus kemungkinan pertukaran yang terjadi dalam kondisi luar biasa

3.1.1.4. Pengukuran dengan pasar

3.1.1.4.1. Nilai wajar harus mencerminkan berapa yg akan dibayar pelaku pasar terhadap barang tsb

3.1.1.5. Harga keluaran

3.1.1.5.1. Harga hipotesis pada saat aset perusahaan dapat menjual aset tersebut

3.1.2. Hirarki input

3.1.2.1. Memberikan asumsi dasar dan informasi dalam hal mengevaluasi keandalan angka nilai wajar

3.1.2.1.1. Input tingkat 1

3.1.2.1.2. Input tingkat 2

3.1.2.1.3. Input tingkat 3

3.1.3. Teknik valuasi

3.1.3.1. Pendekatan pasar

3.1.3.1.1. Baik langsung maupun tidak langsung menggunakan harga dari transaksi aktual pasar

3.1.3.2. Pendekatan laba

3.1.3.2.1. Nilar wajar diukur dengan mendiskontokan perkiraan arus kas atau laba masa depan pada masa sekarang

3.1.3.3. Pendekatan biasa

3.1.3.3.1. Untuk menentukan biaya penggantian aset periode berjalan

3.2. Model biaya historis vs penilaian wajar

3.2.1. Penilaian transaksi vs penilaian sekarang

3.2.1.1. Model penelitian wajar aset ditentukan dengan harga pasar paling akhir, penilaian tidak didasarkan pada transaksi aktrual

3.2.1.2. Dengan akunfansi biaya historis, nilai aset dan kewajiban sangat bergantung pada transaksi aktual perusahaan masa lalu

3.2.1.3. Model penelitian wajar didasarkan atas harga pasar

3.2.2. Biaya historis vs harga pasar

3.2.2.1. Ditentukan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan

3.2.2.2. Model penilaian wajar didasarkan atas harga pasar

3.3. Pengertian

3.3.1. Nilai aset dan kewajiban ditentukan oleh nilai wajar (biasanya harga pasar) pada saat tanggal pengukuran

3.3.2. Apabila pasar aset dan kewajiban yang bersangkutan dalam rangka memperoleh harga pasarnya tidak ditemukan, maka kita tetap mengestimasi nilai wajar dengan mengambil tujukan pasar turunan

3.4. Kelebihan kekurangan akuntansi penilaian wajar

3.4.1. Kelebihan

3.4.1.1. Merefleksikan informasi sekarang

3.4.1.2. Kriteria pengukuran yang konsisten

3.4.1.3. Komparabilitas

3.4.1.4. Tidak ada bias konservatif

3.4.1.5. Lebih bermanfaat dalam analisis ekuitas

3.4.2. Kekurangan

3.4.2.1. Objektivitas lebih rendah

3.4.2.2. Rentan terhadap manipulasi

3.4.2.3. Penggunaan input tingkat 3

3.4.2.4. Tidak adanya unsur konservatif

3.4.2.5. Fluktuasi laba yang berlebihan