1. Struktur
1.1. Glikon
1.2. Aglikon
1.2.1. Steroid
1.2.2. Substituen (R)
1.2.2.1. Lakton
1.2.2.1.1. Cardenolide
1.2.2.2. Piron
1.2.2.2.1. Bufadienolide
2. Sumber
2.1. Digitalis purpurea
2.1.1. Taksonomi
2.1.1.1. Kingdom : Plantae
2.1.1.2. Subkingdom : Viridiplantae
2.1.1.3. Infrakingdom : Streptophyta
2.1.1.4. Superdivison : Embryophyta
2.1.1.5. Division : Tracheophyta
2.1.1.6. Subdivision : Sprematophytina
2.1.1.7. Class : Magnoliopsida
2.1.1.8. Superorder : Asteranae
2.1.1.9. Order : Lamiales
2.1.1.10. Family : Scrophulariaceae
2.1.1.11. Genus : Digitalis L
2.1.1.12. Spesies : Digitalis purpurea
2.1.2. Persebaran
2.1.2.1. Eropa Barat
2.1.3. Kandungan kimia
2.1.3.1. Digitoxin
2.1.3.2. Gitoxin
2.1.3.3. Gitalin
2.1.3.4. Saponin
2.1.3.5. Antakuinon
2.1.3.6. Flavonoid
2.1.4. Simplisia
2.1.4.1. Digitalis purpurea Folium
2.1.5. Cara mendapatkan simplisia
2.1.5.1. Daun digitalis dipetik dengan tangan
2.1.5.2. Dikumpulkan dan dikeringkan pada suhu ± 60°C
2.1.6. Kultivasi
2.1.6.1. Mudah ditanam di tanah taman biasa
2.1.6.2. Menyukai tanah kering ringan di tempat semi-teduh
2.1.6.3. Tumbuh dengan baik di tanah asam
2.1.6.4. Penanaman dilakukan di musim gugur dan awal musim semi
2.1.6.5. Persiapan bibit - persiapan lahan - penanaman bibit - pemeliharaan tanaman
2.1.7. Pemanfaatan
2.1.7.1. Obat herbal untuk mengobati penyakit jantung
2.1.7.2. Digunakan pada pengobatan allopathic dalam pengobatan keluhan jantung.
2.2. Strophanthus kombe
2.2.1. Taksonomi
2.2.1.1. Kingdom : Plantae
2.2.1.2. Subkingdom : Tracheobionta
2.2.1.3. Superdivison : Spermatophyta
2.2.1.4. Division : Magnoliophyta
2.2.1.5. Class : Magnoliopsida
2.2.1.6. Subclass : Asteridae
2.2.1.7. Order : Gentianales
2.2.1.8. Family : Apocynaceae
2.2.1.9. Genus : Strophanthus
2.2.1.10. Spesies : Strophanthus kombe Oliv.
2.2.2. Persebaran
2.2.2.1. Afrika Timur - Kenya
2.2.3. Kandungan kimia
2.2.3.1. Strophantin K
2.2.3.2. Asam Kombik
2.2.3.3. Taghinin
2.2.4. Simplisia
2.2.4.1. Strophanthus kombe Semen
2.2.4.2. Strophanthi Herba
2.2.4.3. Strophanthi Radix
2.2.5. Campuran glikosida dari biji digunakan sebagai obat perangsang jantung
2.2.6. Cara memperoleh simplisia
2.2.6.1. Rambut-rambut pada biji dihilangkan dengan cara pengadukan atau dibakar
2.2.6.2. Dipanggang untuk mempertahankan sifat kimia
2.2.6.3. Menghancurkan enzim yang dapat mengubah glikosida menjadi senyawa biologis aktif
2.2.7. Kultivasi
2.2.7.1. Pembungaan Strophanthus kombe terjadi menjelang akhir musim kemarau dan awal musim hujan
2.2.7.2. Buah matang pada musim kemarau
2.2.7.3. Benih disebarkan oleh angin dan dapat terjadi penyerbukan silang
2.2.7.4. Pematangan buah membutuhkan waktu sekitar 1 tahun
2.2.8. Pemanfaatan
2.2.8.1. Benih dan akarnya digunakan dalam pembuatan racun panah sejak zaman prasejarah
2.3. Urginea maritima
2.3.1. Taksonomi
2.3.1.1. Kingdom : Plantae
2.3.1.2. Division : Angiosperms
2.3.1.3. Subdivision : Monocots
2.3.1.4. Order : Asparagales
2.3.1.5. Family : Asparagaceae
2.3.1.6. Subfamily : Scilloideae
2.3.1.7. Genus : Drimia
2.3.1.8. Spesies : Drimia maritima / Urginea maritima
2.3.2. Persebaran
2.3.2.1. Eropa - Mediterania
2.3.3. Kandungan kimia
2.3.3.1. Scillaren A
2.3.3.2. Scillaren B
2.3.3.3. Scillirosida
2.3.3.4. Musilago
2.3.3.5. (sedikit) Minyak atsiri
2.3.3.6. Kalsium oksalat
2.3.4. Cara memperoleh simplisia
2.3.4.1. Umbi dipanen ketika diameter 12-15 cm dan tinggi 18-20 cm
2.3.4.2. Akar dan lapisan luar yang bersisik dipisahkan
2.3.4.3. Simplisia
2.3.4.3.1. Urginea maritima Bulbus
2.3.4.4. Bagian dalamnya dipotong melintang
2.3.4.5. Dikeringkan dengan sinar matahari atau alat pengering artificial
2.3.5. Kultivasi
2.3.5.1. Melepas sisik luar umbi, kemudian disterilisasi dengan 70% etanol selama 10 menit dan dicuci
2.3.5.2. Umbi dipotong secara vertikal menjadi 6-8 segmen
2.3.5.3. Segmen tersebut disterilisasi dengan 10% larutan diamin C dan dicuci empat kali dengan air suling steril
2.3.5.4. Segmen ditanam
2.3.6. Pemanfaatan
2.3.6.1. Digunakan sebagai obat jantung
2.3.6.2. Memiliki sifat merangsang ekspektoran dan diuretik
2.3.6.3. Digunakan secara internal dalam pengobatan bronkitis, asma bronkitik, batuk rejan dan edema
2.3.6.4. Secara eksternal, digunakan dalam pengobatan ketombe dan seborrhoea
3. Contoh Produk
3.1. Digoxin
3.2. Lanoxin
3.3. Fargoxin
3.4. Ekstrak Digitalis
4. Ultra Performance Liquid Chromatography
4.1. fase gerak
4.1.1. asetonitril : air
4.1.1.1. 28 : 72
4.2. laju alir
4.2.1. 0,5 mL/menit
4.3. suhu kolom
4.3.1. off
4.4. lamda pada absorbansi max
4.4.1. 218 nm
5. Ekspektoran
6. Digitoxigenin
7. Penggolongan
7.1. Cardenolide
7.1.1. Digoxigenin
7.1.2. Strophanthidin
7.1.3. Gitoxigenin
7.1.4. Ouabagenin
7.2. Bufadienolide
7.2.1. Daigremontianin
7.2.2. Bufotalin
7.2.3. Arenobufagin
7.2.4. Marinobufagenin
7.2.5. Proscillaridin
8. Kegunaan Glikosida Jantung
8.1. Antimikroba
8.2. Agen Kardiotonik
8.3. Sedatif
8.4. Efek diuretik
8.5. Anti-kanker
8.6. Meningkatkan kontraktilitas miokardial
8.7. Menurunkan Edema
9. Analisis Kuantitatif
9.1. Kromatografi Lapis Tipis
9.1.1. fase gerak
9.1.1.1. silica gel G 60F254
9.1.2. pelarut
9.1.2.1. etil asetat : metanol : air
9.1.2.1.1. 81 : 11 : 8
9.1.3. reagen
9.1.3.1. vanilin
9.1.3.2. asam sulfat
9.2. Reversed Phase-Thin Layer Chromatography
9.2.1. ekstraksi
9.2.1.1. filtrasi
9.2.1.1.1. filtrat
9.2.1.1.2. residu
9.2.2. RP-TLC
9.2.2.1. plat
9.2.2.1.1. Whatman KC18 0.2 m
9.2.2.2. fase gerak
9.2.2.2.1. Acetonitril/MeOH/0.5 M NaCl = 12:7:9 (s)
9.2.2.2.2. Acetonitril/MeOH/0.5 M NaCl = 1:1:1 (p)
9.3. Immunoassay
9.3.1. Digoxin
9.3.1.1. Sentrifugasi
9.3.1.2. Sensitivitas
9.3.1.2.1. 0.25 nmol/L (0.2 ng/mL
9.3.2. Digitoxin
9.3.2.1. Sentrifugasi
9.3.2.2. Sensivitas
9.3.2.2.1. 2.6 nmol/L (2 ng/mL
9.4. Fluorimetri
9.4.1. ekstraksi
9.4.2. elusi dan dicuci oleh berbagai pelarut
9.4.3. residu masul TLC
9.4.4. kuantifikasi digoxin
10. Pengertian
10.1. senyawa metabolit sekunder dalam tanaman
10.2. sebagai obat aritmia dan gagal jantung
10.3. disebut juga steroid jantung
11. Analisis Kualitiatif
11.1. Uji Scillaren A
11.1.1. pereaksi (As. asetat anhidrida + H2SO4)
11.1.1.1. (+) Gradasi warna hijau kebiruan
11.2. Legal test
11.2.1. Tujuan
11.2.1.1. identifikasi cincin lakton (ester siklik) tak jenuh pada genin (bagian aglikon)
11.2.2. Pereaksi
11.2.2.1. NaOH (20%) + Natrium nitropusida (2%)
11.2.2.1.1. (+) warna merah pekat
11.3. Kedde test
11.3.1. Tujuan
11.3.1.1. Identifikasi cincin lakton tidak jenuh
11.3.1.1.1. karedenolida dan bufadienolida
11.3.2. Pereaksi
11.3.2.1. Pereagen kedde (3,5 Dinitrobenzen)
11.3.2.1.1. (+) warna ungu
11.4. Raymond test
11.4.1. Tujuan
11.4.1.1. identifikasi ikatan rangkap pada cincin lakton glikosida jantung
11.4.2. Pereaksi
11.4.2.1. bufadienolida + etanol 50% dan 0,1 mL 1% larutan m-dinitrobenzen + 2-3 tetes NaOH 20%
11.4.2.1.1. (+) warna ungu
11.5. Tujuan
11.5.1. indentifikasi kardenolida
11.6. Baljet test
11.6.1. Pereaksi
11.6.1.1. 5 ml sample + 3 mL metanol dalam natrium pikrat + 1 mL NaOH
11.7. uji karakteristik sterol tidak jenuh dan triterpen
11.7.1. (+) warna merah-jingga
11.8. Lieberman-Burchard test
11.8.1. Tujuan
11.8.2. Pereaksi
11.8.2.1. sampel diuapkan + 10 mL heksana + 0,1 Na2SO4 anhidrat
11.8.2.1.1. bagi menjadi
11.9. 3 mL As. asetat glasial (2 tetes dari 5% FeCl) + 2 mL H2SO4
11.9.1. (+) perubahan dari cincin merah bata menjadi biru atau ungu
11.10. Xanthydol test
11.10.1. Tujuan
11.10.1.1. Identifikasi adanya gula 2-deoksi pada daun digitosa cymarosa, diginosa
11.10.2. Pereaksi
11.10.2.1. Reagen Xanthydrol (0,125% as. asetat glasial yg mengandung 1% HCl)
11.10.2.1.1. (+) warna merah
11.10.2.1.2. Kellar-Killiani test
11.11. Antimony trichloride test
11.11.1. (+) warna biru atau ungu
11.11.2. Tujuan
11.11.2.1. Identifikasi adanya inti steroid pada kardenolida dan bufadienolida
11.11.3. Peraksi
11.12. larutan antimon triklorida (SbCl3) & asam trikloroasetat (CHCl3)
12. Biosintesis
12.1. jalur asam mevalonat asetat
13. Sifat dan Karakter
13.1. Cardenolide ( Digoxin )
13.1.1. Daya kerja yang spesifik pada otot jantung
13.1.2. Jendela terapeutiknya sempit
13.1.3. Padatan
13.1.4. Praktis ( Tidak larut air )
13.1.5. pH relatif netral
13.1.6. TD : 931.6 °C atau 760 mmHg
13.1.7. TL : 248 °C
13.2. Bufadienolide ( Proscillaridin )
13.2.1. Daya kerja spesifik pada otot jantung
13.2.2. Jendela terapeutiknya sempit
13.2.3. Sedikit larut dalam air
13.2.4. TL : 221.0 °C