TURUNAN SENYAWA ALKANA Thea Estella 12IPA4/25

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
TURUNAN SENYAWA ALKANA Thea Estella 12IPA4/25 by Mind Map: TURUNAN SENYAWA ALKANA  Thea Estella 12IPA4/25

1. Keton

1.1. SIfat Fisis

1.1.1. Keton suku rendah merupakan zat cari yang mudah larut dalam air dan berbau menyengat

1.1.2. Keton suku sedang sukar larut dalam air

1.1.3. Keton suku tinggi merupakan zat padat

1.2. SIfat Kimia

1.2.1. Reduksi keton menghasilkan alkohol sekunder

1.2.2. Keton dengan pereaksi Grignard membentuk garam magnesium, jika dihidrolisis, akan menghasilkan alkohol tersier.

1.2.3. Reaksi keton dengan HCN menghasilkan sianohidrin

1.3. Manfaat dalam Kehidupan

1.3.1. Propanon/ aseton -> pelarut dan pembersih kaca. Aseton juga merupakan bahan baku pembuatan perspex dan bispenol.

1.3.2. Hormon manusia (misal: testosteron, progresteron, d.l.l.) merupakan senyawa keton

2. Asam Karboksilat

2.1. Sifat Fisis

2.1.1. Titik didih dan titik leleh yang relatif tinggi.

2.1.2. Suku rendah mudah menguap dengan bau tajam namun, semakin banyak jumlah atom karbonnya, semakin suar menguap.

2.1.3. Mudah larut dalam air, semakin banyak atom karbon, semakin sukar larut dalam air.

2.1.4. Memiliki bau menyengat.

2.2. Sifat Kimia

2.2.1. Asam yang paling kuat di antara senyawa karbon lainnya.

2.2.2. Reaksi asam karboksilat dengan basa atau logam reaktif akan membentuk garam.

2.2.3. Reaksi asam karboksilat dengan PCl5, PCl3, SOCl2 akan membentuk karboklorida

2.2.4. Reaksi asam karboksilat dengan NH3 akan membentuk amida.

2.2.5. Reaksi asam karboksilat dengan alkohol membentuk ester.

2.2.6. Atom hidrogen pada atom C alfa dapat disubstitusi dengan atom halogen (Cl atau Br) pada suhu tinggi dengan katalis.

2.3. Manfaat dalam Kehidupan

2.3.1. Asam formiat

2.3.1.1. pembasmi hama

2.3.1.2. zat penggumpal lateks

2.3.1.3. zat disinfektan

2.3.2. Asam asetat (etanoat)

2.3.2.1. bahan utama PVA

2.3.3. Asam propionat dan asam benzoat

2.3.3.1. Pengawet makanan

3. Haloalkana

3.1. SIfat Fisis

3.1.1. Tidak berwarna, tidak berbau, sukar larut dalam air.

3.1.2. Titik didih lebih tinggi dibanding alkana.

3.1.3. Beberapa senyawa haloalkana bersifat polar.

3.2. Sifat Kimia

3.2.1. Reaksi substitusi haloalkana dengan suatu basa menghasilkan alkohol.

3.2.2. Reaksi substitusi haloalkana dengan alkanoat menghasilkan eter.

3.2.3. Reaksi eliminasi dilakukan pada suhu tinggi menggunakan aturan Saytseff

3.2.4. Reaksi haloalkana dengan KOH (suhu ruangan) menghasilkan alkohol.

3.2.5. Reaksi haloalkana dengan hidrogen menghasilkan alkana.

3.2.6. Sintesis Wurtz merupakan reaksi pembentukan alkana dari suatu alkil halida dengan logam natrium.

3.2.7. Pereaksi Grignard digunakan untuk menyintesis beberapa senyawa karbon seperti aldehida dan keton.

3.3. Manfaat dalam Kehidupan

3.3.1. Sebagai bahan PVC, Teflon,

3.3.2. Sebagai pelarut non-polar, organik, cat dan pembersih

3.3.3. Sebagai obat anestesi

3.3.4. Sebagai pestisida

3.3.5. Sebagai zat pendorong dan pembusa

4. Alkohol

4.1. Sifat Fisis

4.1.1. Jernih dan Tidak Berwarna

4.1.2. Alkohol suhu tinggi (jumlah atom C banyak) dan alkohol polivalen merupakan cairan kental dengan titik didih relatif tinggi.

4.1.3. Alkohol rantai pendek mudah larut dalam air.

4.2. Sifat Kimia

4.2.1. Reaksi alkohol terbagi menjadi dua tipe reaksi yaitu reaksi memutuskan ikatan R dengan -OH atau reaksi yang memutuskan ikatan antara RO- dengan atom H.

4.2.1.1. Alkohol bisa bereaksi dengan logam reaktif (cth: Na), HCl, PCl5.

4.2.1.2. Oksidasi alkohol primer akan menghasilkan aldehida, alkohol sekunder menghasilkan keton, alkohol tersier tidak bisa teroksidasi

4.2.1.3. Jika alkohol dipanaskan dengan asam sulfat pekat, akan mengalami dehidrasi, pada 140 derajat akan dihasilkan eter, 180 derajat dihasilkan alkena.

4.2.1.4. Alkohol jika direaksikan dengan asam karboksilat membentuk ester

4.3. Manfaat dalam Kehidupan

4.3.1. Pelarut, seperti astringent

4.3.2. Bahan antiseptik

4.3.3. Bahan Bakar (spiritus)

4.3.4. Bahan baku untuk pembuatan senyawa lain (misal: cuka).

5. Eter

5.1. Sifat Fisis

5.1.1. Tidak berwarna

5.1.2. Mudah menguap dan terbakar

5.1.3. Berbau enak, namun mempunya sifat membius

5.1.4. Titik didh lebih rendah dibanding alkohol

5.2. Sifat Kimia

5.2.1. Terdapat reaksi pemutusan ikatan antara R dan atom O

5.2.1.1. Bereaksi dengan PCL5, Asam halida (HX)

5.3. Manfaat dalam Kehidupan

5.3.1. Dietil eter dahulu merupakan zat anestetis, sekarang digunakan menjadi cairan starter mesin diesel.

5.3.2. Dimetil eter merupakan propelan pada aerosol.

6. Aldehida

6.1. Sifat Fisis

6.1.1. Aldehida suku tinggi merupakan zat cair kental dan berbau enak

6.1.2. Memiliki titik didih dan titik leleh relatif lebih rendah daripada keton

6.1.3. Mudah menguap dan berbau menyengat dan tidak larut dalam air

6.2. SIfat Kimia

6.2.1. Oksidasi terhadap aldehida menghasilakan asam karboksilat

6.2.1.1. Oksidator: pereaksi Fehling atau pereaksi Tollens

6.2.2. Reduksi terhadap aldehida akan menghasilkan alkohol primer.

6.2.2.1. Pereduksi: H2, LiAlH4

6.2.3. Reaksi aldehida dengan pereaksi Grignard membentuk garam magnesium. Jika dihidrolisis, menghasilkan alkohol sekunder.

6.2.4. Reaksi aldehida dengan HCN menghasilkan sianohidrin.

6.3. Manfaat dalam Kehidupan

6.3.1. Formalin

6.3.2. bahan baku untuk industri plastik melamin, bakelit, dan PVA

6.3.3. Pemberi aroma khas kayu manis dan vanili.

7. Ester

7.1. Sifat Fisis

7.1.1. Ester suku rendah merupakan senyawa yang mudah menguap dan memberikan bau yang sedap.

7.1.2. Semakin banyak atom karbonnya, semakin tinggi titik didihnya.

7.1.3. Ester suku tinggi sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam eter atau CS2

7.2. Sifat Kimia

7.2.1. Ester dapat mengalami hidrolisi dengan bantuan asam karboksilat dan alkohol

7.2.2. Hidrolisis ester dengan basa menghasilkan garam dan alkohol

7.3. Manfaat dalam Kehidupan

7.3.1. Pemberi cita rasa/ aroma

7.3.1.1. Contoh: amil asetat (aroma pisang), oktil asetat (aroma jeruk), etil butirat (aroma nanas)

7.3.2. Lemak dan minyak