Bencana

1. Dampak pada kesehatan

1.1. Runtuhnya fasilitas kesehatan

1.2. Terganggunya program pengawasan dan kesehatan

1.3. Pembatasan/penghancuran kegiatan pertanian (kelangkaan pangan)

1.4. Gangguan perawatan yang sedang berlangsung

2. Efek Lanjutan

2.1. Populasi terlantar

2.2. Perubahan lingkungan

2.3. Peningkatan lokasi perkembangbiakan vektor

2.4. Tempat penampungan penuh sesak

2.5. Kondisi air dan sanitasi buruk

2.6. Status gizi dan kebersihan buruk

2.7. Akses ke layanan kesehatan terbatas

3. Potensi penyakit menular dan wabah (setelah bencana)

3.1. Penyakit menular akan muncul setelah beberapa hari, minggu, atau bulan pada fase pasca dampak bencana

4. Secondary disaster

4.1. Segala akibat yang ditimbulkan dari bencana primer, seperti gangguan lalu lintas, penyakit menular, dll

5. Beberapa penyakit menular (setelah bencana)

5.1. melalui air dan makanan (diare, leptospirosis, dan hepatitis A/E)

5.2. melalui udara.droplet (ISPA, TBC, campak, dan meningitis)

5.3. melalui vector bone (malaria dan DBD)

5.4. tetanus, mukormikosis kulit

6. Pengendalian penyakit menular

6.1. Pencegahan primer

6.1.1. sanitasi ingkungan

6.1.2. sistem pemasokan pangan

6.1.3. layanan kesehatan

6.2. Pencegahan sekunder

6.2.1. sistem pemaskon pangan

6.2.2. layanan kesehatan

6.2.3. layanan medik

6.3. Pencegahan tersier

6.3.1. sistem kesehatan

6.3.2. layanan sosial

7. Tindakan pencegahan dan pengendalian

7.1. Penilaian risiko cepat harus dilakukan oleh petugas kesehatan dalam mingu pertama bencana untuk mengidentifikasi dampak bencana dan kebutuhan kesehatan

7.2. Tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat, cepat, serta menajemen kasus dan sistem surveilans yang tepat, sangat penting untuk meminimalkan beban penyakit menular