1. Kedudukan
1.1. Bahasa Nasional (Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928).
1.1.1. Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional.
1.1.2. Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional.
1.1.3. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa.
1.1.4. Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
1.2. Bahasa Negara (UUD 1945 Bab XV, Pasal 36).
1.2.1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
1.2.2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
1.2.3. Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan.
1.2.4. Bahasa Indonesia sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
1.3. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan (Halim, 1984)
2. Ragam Bahasa
2.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
2.1.1. Bahasa Ragam Lama/ Kuno.
2.1.1.1. Ragam bahasa kunoatau ragam bahasa lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda.
2.1.2. Bahasa Ragam Baru/ Modern.
2.1.2.1. Ragam bahasa baru diatur dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang umumnya diperbarui. Ketentuan kebahasaan yang juga baru seperti EYD.
2.1.3. Bahasa Ragam Kontemporer.
2.1.3.1. Bahasa dalam perkembangan pemakaian kekinian, baik yang berciri formal maupun informal. Bahasa dalam kekinian banyak ditandai kebaruan.
2.2. Ragam Bahasa Berdasarkan Medianya
2.2.1. Bahasa Tulis
2.2.1.1. Baku
2.2.1.1.1. Membuat surtat dinas, surat edaran dan surat resmi lainnya.
2.2.1.1.2. Membuat laporan.
2.2.1.1.3. Membuat karya ilmiah.
2.2.1.1.4. Membuat surat lamaran pekerjaan.
2.2.1.2. Tidak baku
2.2.1.2.1. Saat mengirim pesan lewat media sosial.
2.2.1.2.2. Menulis surat untuk teman sebaya.
2.2.2. Bahasa Lisan
2.2.2.1. Baku
2.2.2.1.1. ketika orang sedang berceramah, ketika sedang menguji skripsi, dan sebagainya.
2.2.2.2. Tidak baku
2.2.2.2.1. ketika orang sedang mengobrol dengan santai di sepanjang jalan, di tempan ronda, berbicara dengan teman, dan sebagainya.
2.3. Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasinya
2.3.1. Bahasa Ragam Ilmiah
2.3.1.1. Karya Ilmiah Akademis
2.3.1.1.1. Artikel ilmiah, makalah ilmiah, jurnal ilmiah, surat-menyurat, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.
2.3.1.2. Karya Ilmiah Populer
2.3.1.2.1. Esai, opini di media massa, kolom di media massa.
2.3.1.3. Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah
2.3.1.3.1. 1. Bahasa ragam ilmiah harus jelas struktur kalimat dan maknanya.
2.3.1.3.2. 2. Bahasa dalam karangan ilmiah harus singkat, padat, jelas, dan tidak bertele-tele.
2.3.1.3.3. 3. Diksi yang digunakan harus sesuai
2.3.1.3.4. 4. Kalimat yang digunakan harus efektif.
2.3.1.3.5. 5. Antarkalimat dan paragraf harus padu.
2.3.1.3.6. 6. Harus tepat dalam penggunaan ejaan.
2.3.2. Bahasa Ragam Sastra
2.3.2.1. Bahasa ragam sastra lebih banyak digunakan untuk mengungkapkan nilai-nilai keindahan, estetika, dan imajinasi.
2.3.2.2. Bahasa yang baku dan benar bukan menjadi titik fokus. Namun, yang menjadi titik fokus adalah kandungan makna dari setiap kata yang digunakan.
2.3.2.3. Di dalam bahasa ragam sastra, sering digunakan gaya bahasa.
2.3.3. Bahasa Ragam Pidato
2.3.3.1. 1. Fokus utama ----> maksud pidato.
2.3.3.2. 2. Pidato dapat bertujuan untuk memberi tahu, mengajak, menghibur, membujuk, dan mempropagandakan sesuatu.
2.3.3.3. 3. Dapat menggunakan bahasa baku ataupun tidak baku, tergantung situasi.
2.3.4. Bahasa Ragam Berita
2.3.4.1. Bahasa ragam berita----> bahasa jurnalistik.
2.3.4.2. Bahasa jurnalistik harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
2.3.4.2.1. Memperhatikan keterbatasan ruang dan waktu.
2.3.4.2.2. Menggunakan bahasa baku.
2.3.4.2.3. Lugas, sederhana, menarik, dan tepat diksinya.
2.3.4.2.4. Kalimat yang disusun harus singkat dan pendek.
2.3.4.2.5. Diksi yang digunakan harus jelas dan tidak multitafsir.
3. Wilayah Nusantara Terdiri dari 17.500 Pulau
4. Bahasa
4.1. Sistem lambang bunyi.
4.2. Mengungkapkan pikiran.
4.3. Perasaan.
4.4. Masyarakat.
4.5. Bermakna.
4.6. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bermakna. Bahasa digunakan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Bahasa hidup di tengah masyarakat sebagai sarana untuk berkomunikasi.
5. Sejarah
5.1. Bahasa Melayu
5.1.1. Bahasa melayu dipilih sebagai cikal bakal bahasa pemersatu di Indonesia karena merupakan lingua franca.
5.1.1.1. Digunakan sekitar tahun 600-an.
5.1.2. Zaman Sriwijaya
5.1.2.1. Prasasti-prasasti
5.1.2.1.1. Prasasti Kedukan Bukit di sekitar Palembang berangka tahun 683.
5.1.2.1.2. Prasasti Talang Tuo di sekitar Palembang berangka tahun 684.
5.1.2.1.3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat berangka tahun 686.
5.1.2.1.4. Prasasti Karang Berahi terletak antara Jambi dengan Sungai Musi berangka tahun 686.
5.1.3. Zaman Malaka
5.1.3.1. Penemuan-penemuan
5.1.3.1.1. Prasasti Jambi yang berbahasa Melayu Kuno ditulis dalam tulisan Jawa Kuno tahun 1292.
5.1.3.1.2. Batu nisan orang Islam berbahasa Melayu ditemukan di Minye Tujoh tahun 1380.
5.1.3.1.3. Prasasti Melayu tertua, berbahasa Melayu dan ditulis dengan huruf Arab yang biasa disebut tulisan Jawi ditemukan di Trengganu tahun 1303.
5.1.4. Zaman Belanda
5.1.4.1. Memiliki 3 jenis
5.1.4.1.1. Bahasa melayu tinggi (bahasa melayu-riau).
5.1.4.1.2. Bahasa melayu rendah (bahasa melayu campuran)
5.1.4.1.3. Bahasa melayu daerah
5.1.5. Proses Perubahan Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia
5.1.5.1. Terjadi karena tumbuhnya kesadaran dari para pemuda di seluruh Indonesia untuk merdeka, lepas dari penjajahan Belanda. Karena alasan tersebut, mereka bersama-sama memperjuangkan bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan, yakni Bahasa Indonesia.
6. Fungsi
6.1. Secara umum
6.1.1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
6.1.2. Sebagai alat komunikasi.
6.1.3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
6.1.4. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
6.2. Secara khusus
6.2.1. Mewujudkan Seni (Sastra).
6.2.2. Mengeksploitasi IPTEK.
6.2.3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.