Konseling realita

Get Started. It's Free
or sign up with your email address
Konseling realita by Mind Map: Konseling realita

1. Kekuatan Dan Kelemahan 1. Kekuatan Karakteristik pendekatan konseling realitas secara khusus menekankan pada akuntabilitas. Aspek lain dari pendekatan konseling realitas yang disokong Corey (1985) termasuk ide-idednya yang tidak menerima alas an dari gagalnya pelaksanaan kontrak dan menghindari hukuman atau menyalahkan 2. Kelemahan Di anggap terlalu sederhana dan dangkal. Di akui bahwa kritik pendekatan konseling realitas pada daerah ini. Glasser juga menyetujui bahwa delapan tahap dari pendekatan konseling realitas adalah sederhana dan jelas leebih menekankan pada praktek dan tidak pada materi yang sederhana.

2. Teknik Konseling Melakukan bermain peran dengan klien Menggunakan humor Mengkonfrontasi klien dan tidak memberi ampunan Membantu klien merumuskan rencana perubahan

3. Tujuan Konseling 1. konseling merupakan tempat yang secara khusus mengajar atau melatih klien apa-apa yang seharusnya dilakukan dalam hidupnya, pengajaran atau latihan itu di laksanakan dalam waktu yang singkat 2. tujuan: mengajar/melatih klien memenuhi kebutuhannya dengan mempergunakan pedoman R3 Tujuan 1. Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata. 2. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya. 3. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu untuk mengubahnya sendiri. 5. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendir

3.1. KARAKTERISTIK KONSELING REALITA Bebarapa karakteristik yang mendasari pelaksanaan konseling Realita: 1) Penekanan pada pilihan dan tangung jawab Konselor realita menekankan pada pentingnya pilihan dan tangung jawab individu dalam berperilaku. Karena individu memilih apa yang ia lakukan berarti bahwa individu tersebut hendaknya bertangung jawab terhadap perilaku yang dipilihnya. Untuk itu konselor hendaknya membantu individu menyadari adanya fakta bahwa individu tersebut bertangung jawab terhadap apa yang dilakukanya. 2) Penolakan terhadap transferensi Konselor realita berupaya menjadi dirinya sendiri dalam proses konseling. Untuk itu, ia dapat mengunakan hubungan untuk mengajar para konseli bagaima berinteraksi dengan orang lain dalam hidup mereka. Transferensi merupakan cara konselor dan konseli menghindar untuk menjadi diri mereka sendiri dan memiliki apa yang dikerjakan saat ini. Hal tersebut tidak realistis bagi konselor untuk menjadi orang lain dan bukan menjadi dirinya sendiri.

3.1.1. PROSEDUR KONSELING Konseling realita dapat menjadi pandangan hidup (way of life) bagi beberapa orang. Ivey, mengatakan bahwa setiap sesi konseling dan terjadi dimana saja. Ivey juga membagi konseling menjadi 4 fase, yaitu: a. Fase 1: Keterlibatan (Involvement) Glasser menekankan pentingnya konselor untuk mengkomunikasikan perhatian kepada konseli. Perhatian tersebut diwujudkan dalam bentuk kehangatan hubungan, penerimaan, penghayatan, dan pemahaman terhadap konseli. Salah satu cara terbaik untuk menunjukan perhatian konselor terhadap konseli tersebut sepenuh hati. Di samping itu, untuk mempercepat komunikasi antara konselor dan konseli ialah penggunaan topik netral pada awal pertemuan, khususnya yang berkaitan dengan kelebihan konseli. b. Fase 2: Pemusatan pada Tingkah Laku saat Sekarang, bukan pada Perasaan (Focus on Present Behavior rather than on Feeling) Pemusatan pada tingkah laku saat sekarang bertujuan untuk membantu konseli agar sadar terhadap apa yang dilakukan yang menjadikannya mengalami perasaan atau masalah seperti yang dirasakan atau dialami saat sekarang.

4. Proses Dan Teknik Konseling Proses konseling Konselor berperan sebagai: 1. Motivator, yang mendorong konseli untuk: (a) menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin dicapainya; dan (b) merangsang klien untuk mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu dalam ketergantungan yang dapat menyulitkandirinya sendiri. 2. Penyalur tanggung jawab, sehingga: (a) keputusan terakhir berada di tangan konseli; (b) konseli sadar bertanggung jawab dan objektif serta realistik dalam menilai perilakunya sendiri.

4.1. Teknik-Teknik dalam Konseling 1. Menggunakan role playing dengan konseli 2. Menggunakan humor yang mendorong suasana yang segar dan relaks 3. Tidak menjanjikan kepada konseli maaf apapun, karena terlebih dahulu diadakan perjanjian untuk melakukan perilaku tertentu yang sesuai dengan keberadaan klien. 4. Menolong konseli untuk merumuskan perilaku tertentu yang akan dilakukannya.

5. Pendekatan realitas

6. Situasi Hubungan Konseling Terapi Realitas berlandaskan atau keterlibatan pribadi antara terapis dan klien. Perencanaan adalah hal yang essensial dalam terapi realitas