Get Started. It's Free
or sign up with your email address
PSIKOANALISA by Mind Map: PSIKOANALISA

1. Carl Gustav Jung (Introvert & Ekstrovert)

1.1. Memperluas konsep libido menjaddi energi psikis yang lebih umun (tidak hanya seks)

1.2. Menekankan mid-life crisis

1.3. Prinsip-prinsip teori Jung

1.3.1. 1. Kausalitas (masa lalu)

1.3.2. 2. Teleologis (masa depan)

1.3.3. 3. Sinkronitas (kejadian yang bersamaan dengan apa yang dipikirkan)

1.4. 2 struktur kepribadian

1.4.1. 1. Kesadaran

1.4.1.1. Fungsi jiwa

1.4.1.1.1. 1. Rasional (pikiran dan perasaan)

1.4.1.1.2. 2. Irasional (pengindraan dan intuisi)

1.4.1.2. Sikap jiwa

1.4.1.2.1. 1. Ekstrovert (orientasi ke luar diri)

1.4.1.2.2. 2. Introvert (orientasi ke dalam diri)

1.4.2. 2. Ketidaksadaran

1.4.2.1. 1. Ketidaksadaran pribadi : segala hal yang diperoleh individu selama hidup

1.4.2.2. 2. Ketidaksadaran kolektif : gudang ingatan laten yang diwariskan oleh para leluhur antargenerasi sebagai sebuah kecenderungan bertindak

1.5. Archetypes : bentukpikiran atau ide yang diproyeksikan pada pengalaman tertentu

1.5.1. 1. Persona

1.5.2. 2. Shadow

1.5.3. 3. Anima-animus

1.5.4. 4. Great mother

1.5.5. 5. The wise old man

1.5.6. 6. Hero

1.6. Energi psikis : energi yang menjalankan fungsi kepribadian

1.6.1. 3 prinsip untuk menjelaskan energi psikis

1.6.1.1. 1. The principle of opposite

1.6.1.2. 2. The principle of equivalence

1.6.1.3. 3. The principle of entropy

1.7. Tahap perkembangan kepribadian

1.7.1. Childhood-young to adult

1.7.1.1. Tidak menekan pada early 5 years crisis

1.7.2. Middle adulthood-old age

1.7.2.1. Usia 35-40

1.7.2.2. Pada midlife terjadi transisi dan perubahan

1.7.2.3. Krisis yang terjadi pada Jung

2. Karen Horney (Basic Anxiety)

2.1. Menentang ide Freud tentang penis envy

2.2. Feminine psychology

2.3. Dorongan kepribadian bukan seks atau agresi, melainkan kebutuhan dan usaha untuk meraih rasa aman

2.4. Konsep-konsep teori

2.4.1. 1. Kebutuhan masa kanak-kanak : safety dan satisfaction

2.4.1.1. rasama aman dan bebas dari rasa takut menjadi penentu kepribadian

2.4.2. 2. Helplessness

2.4.2.1. I have to repress my hostility because i need you

2.4.3. 3. Fear

2.4.3.1. I have to repress my hostility because i am afraid of you

2.4.4. 4. Love

2.4.4.1. I have to repress my hostility because i love you

2.4.5. 5. Basic anxiety

2.4.5.1. Dasar dari gangguan neurosis

2.5. 4 self-protection mechanism

2.5.1. 1. Mengatasi kecemasan dengan cara berinteraksi dengan orang lain

2.5.1.1. Gainning affection

2.5.1.2. Being submissive

2.5.1.3. Achieving power

2.6. Neurotic trends

2.6.1. 1. Moving toward people (the compliant type)

2.6.2. 2. Moving against people (the aggressive type)

2.6.3. 3. Moving away from people (the detached type)

3. Erik H. Erikson (psikososial)

3.1. Teori kepribadian life-span dan pencarian akan ego identity menjadi tema utamanya

3.2. 3 poin penting teori Erikson

3.2.1. 1. Ada 8 tahap perkembangan dimana setiap tahap terdapat krisis yang harus diatasi

3.2.2. 2. Penekanan ego daripada id

3.2.3. 3. Mengakui pengaruh budaya, masyarakat, dan sejarah dalam membentuk kepribadian keselutuhan

3.3. 8 tahapan perkembangan kepribadian

3.3.1. 1. Oral sensory (basic trust vs mistrust)

3.3.2. 2. Muscular anal (autonomy vs shame or doubt)

3.3.3. 3. Locomotor genital (initiative vs guilt)

3.3.4. 4. Latency (industry vs inferiority)

3.3.5. 5. Puberty and adolescence (identity vs role confusion)

3.3.6. 6. Young adulthood (intimacy vs isolation)

3.3.7. 7. Adulthood (generativity vs stagnation)

3.3.8. 8. Maturity (ego integrity vs despair)

3.4. 8 basic strength tahapan perkembangan

3.4.1. Hope

3.4.2. Will

3.4.3. Purpose

3.4.4. Competence

3.4.5. Fidelity

3.4.6. Love

3.4.7. Care

3.4.8. Wisdom

4. Henry A. Murray (Personology)

4.1. Kepribadian menurut Murray tidak hanya deskripsi tentang perilaku manusia, mengacu pada kejadian sepanjang hidup manusia

4.2. Mengurangi kompleksitas perilaku ke unit struktural yang dapat dimanage

4.2.1. Proceeding/cara kerja

4.2.2. Serial

4.2.3. Schedule/jadwal

4.2.4. Need/kebutuhan

4.2.5. Press/tekanan

4.2.5.1. Alpha press : kondisi objektif

4.2.5.2. Beta press : kondisi subjektif

4.2.6. Thema

4.2.7. Unity-thema

4.2.8. Vector-value

4.2.8.1. Adience-positive

4.2.8.2. Abience-negativa

4.3. Prinsip-prinsip teori

4.3.1. 1. Motivation

4.3.1.1. Fisiologis/viscerogenic

4.3.1.2. Psikologis/psychogenic

4.3.2. 2. Regnancy

4.3.2.1. Otak yang mengkoordinasi dan memerintah perilaku manusia karena semua proses organik dan psikologis berpusat di otak

4.3.3. 3. Physilogical processes

4.3.3.1. Kepribadian dapat diartikan sebagai organ yang memerintah, karena itu letaknya di otak

4.3.4. 4. Longitudinal

4.3.4.1. Kepribadian bermula sejak kelahiran sampau kematian

4.3.4.1.1. 5 kompleks yang dialami

4.3.5. 5. Uniqueness

4.3.6. 6. Abstract

4.3.6.1. Kepribadian meurpakan konsep yang abstrak

4.3.6.1.1. ID

4.3.6.1.2. EGO

4.3.6.1.3. SUPEREGO

5. Sigmund Freud (Libido)

5.1. Menurut Freud kesadaran hanya menjelaskan permukaan jiwa dan melupakan bagian penting yaitu lapisan jiwa yang tidak disadari

5.2. kejadian masa kecil menjadi bagian ketidaksadaran

5.3. 3 stuktur kepribadian

5.3.1. 1. ID (pleasure principle)

5.3.2. 2. EGO (reality principle

5.3.3. 3. SUPEREGO (moral principle)

5.4. 3 lapisan kedalaman dari pikiran

5.4.1. 1. Conscious (kesadaran)

5.4.2. 2. Preconscious (prakesadaran)

5.4.3. 3. Unconscious (ketidaksadaran)

5.5. 2 macam insting

5.5.1. 1. Life insting (haus, lapar, tidur)

5.5.2. 2. Death insting (dorongan agresive)

5.6. 3 macam jenis kecemasan

5.6.1. 1. Reality anxiety (muncul jika ada bahaya nyata)

5.6.2. 2. Neurotic anxiety (kekhawatiran akan dihukum jika melakukan perbuatan impulsif, didominasi ID)

5.6.3. 3. Moral anxiety (muncul jika melanggar norma)

5.7. 5 tahapan perkembanagan kepribadian

5.7.1. 1. Oral (0-18 bulan) pusat kenikmatan di mulut

5.7.2. 2. Anal (18-36 bulan) pusat kenikamatan pada pergerakan bowel (menahan buar air kecil dan besar)

5.7.3. 3. Phallic (3-6 tahun) pusat kenikmatan organ seks/genital

5.7.4. 4. Latency (6-11 tahun)

5.7.5. 5. Genital (12 tahun ke atas) memiliki minat seksual pada lawan jenis

6. Alrfed Adler (Inferiority & Superiorty)

6.1. Menekankan pada kesadaran karena manusia secara aktif mengarahkan dan menciptakan pertumbuhan dan masa depannya. Individu secara sadar menciptakan style of life-nya.

6.2. Menekankan pada keunikan individual (individual psychology)

6.3. Adlerian personality theories

6.3.1. INFERIORITY : dorongan untuk berusaha, tumbuh, maju, dan berhasil

6.3.1.1. Individu tidak mampu mengkompensasikan inferiortasnya yang terjadi ialah berkembangngnya inferioritas complex.

6.3.1.2. Sumber inferioritas complex yaitu

6.3.1.2.1. 1. Inferiority organic

6.3.1.2.2. 2. Neglected child

6.3.1.2.3. 3. Spoiling child

6.3.2. SUPERIORITY : berusahan mencapai perfection

6.3.2.1. Finalism : tujuan akhir, kecenderungan untuk selalu bergerak dalam arah tertentu

6.3.2.2. Konsepsi ideal terbaik yang dikembangkan oleh manusia ialah konsep tentang Tuhan

6.4. Lifestyle/personality/individuality/the self

6.4.1. 4 lifestyle dasar untuk mengatasi masalah

6.4.1.1. 1. Dominant attitude (suka mengatur dan tidak menghargai orang lain)

6.4.1.2. 2. Getting type (berharap mendapat segala sesuatu dari orang lain)

6.4.1.3. 3. Avoiding type (menghindar dari menghadapi masalah)

6.4.1.4. 4. Socially useful type (mampu bekerja sama dengan orang lain dan menyesuaikan dnegan kebutuhannya

6.5. Social interest

6.5.1. Individu harus bekerja sama untuk memberikan kontribusi bagi lingkungan sebagai usaha untuk mencapai tujuan dirinya dan lingkungan

6.6. The influence of birth order

6.6.1. first born child : orientasi pada masa lalu, nostalgua, pesimis

6.6.2. second born child : kompetitif dan ambisius

6.6.3. youngest child : high-achievers. tidak terbiasa untuk berusaha, dan suka diladeni

6.6.4. the only child : matang lebih awal, sering mengalami shock atas kondisi luar rumah

7. Sullivan

7.1. Interpersonal theory of psychiatry

7.2. Kepribadian merupakan pola hubungan interpersonal dan situasi interpersonal yang tiap kali kembali dan relatif bertahan, dan memberikan ciri pada kehidupan manusia

7.3. Self berisi reflected appraisals dari orangtua dan other significant adults

7.4. Mental disorder bersumber dari pola hubungan interpersonal di awal kehidupan

7.5. Dinamika kepribadian

7.5.1. manusia merupakan suatu sistem energi, dimana salah satu fungsinya ialah mengurangi ketergantungan yang disebabkan oleh need-nya

7.6. Motivation

7.6.1. 2 sumber motivasi

7.6.1.1. 1. Pursuit of satisfaction

7.6.1.2. 2. Pursuit of security

7.7. Tension : potensi tindakan yang mungkin atu mungkin tidak dialami dalam kesadaran

7.7.1. 2 sumber ketegangan

7.7.1.1. 1. Physicochemical needs (makanan atau minuman)

7.7.1.2. 2. Anxiety (kecemasan)

7.8. Konsepsi tentang fungsi kognitif

7.8.1. 1. Protaksis

7.8.2. 2. Parataksis

7.8.3. 3. Sintaksis

7.9. 3 karakteristik kepribadian

7.9.1. 1. Dinamisme

7.9.2. 2. Personifikasi

7.9.2.1. Me personification

7.9.2.1.1. Bad me

7.9.2.1.2. Good me

7.9.2.1.3. Not-me

7.9.2.2. Eidetic personification : teman khayalan

7.9.3. 3. Self system

7.9.3.1. 4 macam self-system

7.9.3.1.1. 1. Dissociation : ditekan ketidaksadaran

7.9.3.1.2. 2. Inattention : berpura-pura tidak merasakan

7.9.3.1.3. 3. Apathy : tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan pada pihak luar

7.9.3.1.4. 4. Somnolent detachment : Pertahanan tidur

7.10. 7 tahap perkembangan kepribadian

7.10.1. 1. Infancy (0-1 tahun)

7.10.2. 2. Childhood (1-5 tahun)

7.10.3. 3. Juvenile (6-8 tahun)

7.10.4. 4. Preadolescence (9-12 tahun)

7.10.5. 5. Early adolescence (13-17 tahun)

7.10.6. 6. Late Adolescence (18-22 tahun)

7.10.7. 7. Adulthood (23 tahun ke atas)

8. Eric Fromm (Escape From Freedom)

8.1. Menduga bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi, politik dimana masyarakat yang sakit akan menghasilkan individu yang sakit

8.2. Konsep dasar

8.2.1. Freedom vs security

8.2.1.1. 1. Kebebasan merupakan antitesis terhadap kebutuhan manusia akan keamanan dan identifikasi

8.2.1.2. 2. Manusia di masa-masa awal berusaha untuk melarikan diri sepenuhnya pada sukunya, untuk memperoleh rasa aman karena iadal adalah milik kelompok tertentu

8.2.1.3. 3. Meningkatnya kebebasan masyarakat barat disebut dnegan freedom from, dimana manusia terbebas dari ikatan, namun karena meningkatkan rasa tidak aman dan alienasi maka manusia tidak bebas untuk mengembangkan potensi dan menikmati kebabsan barunya

8.3. Mencari makna hidup

8.3.1. 2 pendekatan : untuk menemukan makna dan kebersamaan di dalam kehidupan

8.3.1.1. 1. Positive freedom ; usaha untuk menyatu kembali dnegan orang lain tanpa mengorbankan kebebasan dan integritas dirinya

8.3.1.2. 2. Renouncing freedom : menyerahkan sepenuhnya individualitas dan integritas

8.4. 3 mekanisme spesifik untuk melarikan diri (psychic mechanis)

8.4.1. 1. Authoritarianism

8.4.1.1. Masochistic : meyakini diri inferior dan tidak mampu

8.4.1.2. Sadistiic : usaha untuk meraih power atas orang lain

8.4.1.2.1. membuat orang lain tergantung sepenuhnya pada dirinya

8.4.1.2.2. memerintah atau bersikap diktator

8.4.1.2.3. keinginan untuk membuat orang lain menderita

8.4.2. 2. Destructiveness :

8.4.3. 3. Automation conformity

8.5. Kepribadian dibentuk melalui sejarah dan kondisi sosial, manusia harus menyeimbangkan antara kebebasan dan keamanan sehingga manusia dapat membentuk diri tanpa mengalami kesepian atau alienasi

8.6. Perkembangan kepribadian

8.6.1. Ketika anak memperoleh kebebasan dan kemandirian, semakin anak kurang tergantung pada ikatan awalnya (ibu) sehingga semakin tidak aman.

8.6.2. Bayi tidak bebas tapi merasa aman karena terjalinnyahubungan yang tergantung dengan ibunya

8.6.3. 3 tipe mekanisme melarikan diri

8.6.3.1. 1. Symbiotic relatedness : tidak pernah mencapai kemandirian

8.6.3.2. 2. Withdrawal-destructiveness : berjarak atau terpisah dari orang lain

8.6.3.3. 3. Love : orangtua memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan diri dengan menawarkan penghargaan dan keseimbangan antara rasa aman dan juga tanggung jawab

8.7. Human needs

8.7.1. Pilihan antara regresi untuk meraih rasa aman dan progresi untuk meraih kebebasan tidak dapat dihindari

8.7.2. Ada 6 kebutuhan yang berasal dari polaritas (regresi untuk meraih rasa aman dan progresi meraih kebebasan tidak dapat dihindari

8.7.2.1. Relatedness

8.7.2.2. Transendence

8.7.2.3. Rootedness

8.7.2.4. Identity

8.7.2.5. Frame of orientation and an object of devotion

8.7.2.6. Excitation and stimulation

8.7.3. Hasil kompromi adalah individu mengembangkan struktur kepribadiannya dinamakan dengan character traits atau orientation

8.7.3.1. Character type

8.7.3.1.1. Tipe nonproduktif : cara yang tidak sehat dalam berhubungan dengan dunia

8.7.3.1.2. Tipe produktif ; ideal dan tujuan dari perkembangan manusia

8.7.3.2. Orientation

8.7.3.2.1. receptive : individu berharap mendapat apapun yang ia inginkan dari sumber luar dirinya

8.7.3.2.2. Exploitative : individu mengambil sesuatu dari orang lain

8.7.3.2.3. Hoarding : individu mendapatkan rasa aman dari jumlah yang dapat ia tabungkan

8.7.3.2.4. Marketing : keberhasilan atau kegagalan seseorang tergantung pada seberapa baik ia menjual dirinya

8.7.3.3. Pasangan orientasi necrophilious vs biophilious

8.7.3.3.1. Necrophilious : tertarik pada kematian

8.7.3.3.2. Biophilious : sangat mencintai hidup