1. Ekosistem
1.1. Ekosistem adalah hubungan antar organisme atau dengan lingkungannya dan saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu sistem ekologi.Berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, ekosistem diartikan tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling memengaruhi dalam membentuk keseimbangan stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
1.2. Komponen Ekosistem Berdasarkan Furngsinya
1.2.1. 1.Komponen autotrof (autos=sendiri,trophikos=menyediakan makanan), yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensisntesis makanan sendiri yang berupa bahan-bahan anorganik dan dari bahan-bahan organik dengan bantuan energi matahari dan klorofil.
1.2.2. 2.Komponen heterotrof (heterros=berbeda,lain), yaitu organisme yag mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh organisme lain. Manusia , hewan, jamur dan jasad renik termasuk dalam kelompok ini
1.3. Komponen Ekosistem Berdasarkan Penyusunnya.
1.3.1. 1. KOMPONEN FISIK yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya dan merupakan medium atau substrak tempat berlangsungnya kehidupan.
1.3.2. 2. PRODUSEN yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya dan merupakan medium atau substrak tempat berlangsungnya kehidupan bahan anorganik yang sederhana.
1.3.3. 3. KONSUMEN yaitu organisme heterotrof, misalnya hewan dan manusia untuk hidupnya memakan organisme lain.
1.3.4. 4. PENGURAI, Dekomposer yaitu organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan orgnik kompleks) menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen, bakteri dan jamur termasuk dalam kelompok ini.
1.4. Ekosistem Berdasarkan Habitatanya.
1.4.1. 1. Ekosistem Darat seperti padang rumput, hutan, gurun dan tundra.
1.4.2. 2. Ekosistem Akuatik seperti ekosistem air air tawar, ekosistem estuarina ( air tawar+air garam/laut) dan ekosistem marine (air garam/laut).
2. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
2.1. INTERAKSI KOMPONEN ABIOTIK DENGAN BIOTIK
2.1.1. contohnya keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah, air, dan udara disekitarnya. Banyaknya tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan dapat menyimpan air lebih banyak serta membuat udara menjadi sejuk
2.2. INTERAKSI KOMPONEN ABIOTIK
2.2.1. contohya Proses pelapukan batuan dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan air di suatu wilayah. Suhu udara di suatu tempat dalam kadar tertentu dipengaruhi oleh warna batuan, kandungan mineral dalam air juga dipengaruhi oleh batuan dan tanah yang dilaluinya.
2.3. 3. INTERAKSI KOMPOENEN BIOTIK
2.3.1. A. Interaksi antar organisme : Netralisme, Mutualisme, Protokoperasi, Komensalisme, Parasitisme, Predasi, dan Herbivori
2.3.2. C. Interaksi Antar komunitas : kumpulan beberapa populasi berbeda yang saling berinteraksi di suatu wilayah yang sama.
3. ADAPTASI MAHLUK HIDUP
3.1. Adaptasi Morfologis
3.1.1. 1. Adaptasi pada morfologi paruh burung yang disesuaikan dengan jenis makanannnya
3.1.2. 2. Bentuk kaki burung sesuai dengan cara hidupnya.
3.1.3. 3. tipe mulut serangga sesuai dengan cara hidupnya
3.1.4. 4) bentuk gigi pada omnivore, herbivora, dan karnivora sesuai dengan jenis makannya.
3.2. Adaptasi Fisiologis
3.2.1. Tubuh manusia jika terdedah oleh udara dingin maka pembuluh darah di wajah akan mengerut dan akan terasa dingin, usaha ini dilakukan untuk mengurangi hilangnya panas.
3.3. Adaptasi Perilaku
3.3.1. Lumba-lumba memiliki kebiasaan meloncat-loncat di atas permukaan air untuk menghirup udara, karena bernapas menggunakan paru-paru
4. TANAH SEBAGAI EKOSISTEM
4.1. Bahan Organik Tanah
4.1.1. Bahan organik dalam tanah berasal dari proses dekomposisi tumbuhan dan hewan yang telah mati
4.1.2. Tanah yang mengandung humus akan menjadi gembur, ikatan satu sama lain menjadi longgar dan memiliki daya pengikat air yang cukup besar
4.1.3. Humus pada umumnya terdiri dari asam phenolat, karboksilat, atau beberapa ester dari asam lemak sehingga kandungan humus dalam tanah akan mempengaruhi pH tanah.
4.2. Organisme Tanah
4.2.1. Jenis Jenis Organisme dalam tanah
4.2.1.1. 1. Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau, kumbang, dan collembola yang memecah-mecah bahan organik besar menjadi bagian-bagian kecil.
4.2.1.2. 2. Pembusuk bahan organik seperti jamur dan bakteri yang memecahkan bahan-bahan seluler
4.2.1.3. 3. Organisme yang bersimbiosis hidup pada/di dalam akar tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara dari dalam tanah. Mycorrhiza sp. bersimbiosis dengan tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan hara posfor, sedangkan Rhizobium sp. membantu tanaman untuk mendapatkan nitrogen.
4.2.1.4. 4. Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azetobakter yang mengikat hara di dalam tanah.
4.2.1.5. 5. Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat, dan jamur yang membantu mengikat partikel-partikel tanah sehingga struktur tanah menjadi stabil dan tahan terhadap erosi.
4.2.1.6. 6. Patogen seperti jenis jamur tertentu, bakteri, dan nematoda yang dapat menyerang jaringan tanaman.
4.2.1.7. 7. Predator atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasit, dan jenis jamur tertentu yang memangsa organisme tanah lain.
4.2.1.8. 8. Organisme tanah yang menggunakan tanah sebagai tempat tinggal sementara pada tahap siklus hidup tertentu, seperti ulat (larvae) dan telur cacing.
4.2.2. Manfaat Organisme Dalam Tanam Bagi Manusia
4.2.2.1. a. Mendaur ulang bahan organik Organisme tanah mendaur ulang bahan organik dengan cara memakan bahan tanaman dan hewan yang mati, kotoran hewan, dan organisme tanah yang lain
4.2.2.2. b. Meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman Ketika organisme tanah memakan bahan organik atau makanan yang lain, sebagian hara yang tersedia disimpan didalam tubuh mereka dan hara yang tidak diperlukan, dikeluarkan didalam kotoran mereka (sebagai contoh, phosphor dan nitrogen).
4.2.2.3. C. Memperbaiki struktur tanah Bahan sekresi dari organisme tanah dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi agregate yang lebih besar
4.2.2.4. d. Mengendalikan serangan hama dan penyakit Organisme tanah yang memakan organisme lain yang lebih kecil dapat menekan serangan hama penyakit dengan cara mengontrol jenis dan jumlah organisme di dalam tanah.
5. Pengertian Ekologi
5.1. Menurut Ernst Haeckel pada tahun 1869 ekologi berasal dari kata oekologie (oikos : rumah dan logos : ilmu, pengkajian,studi).ekologi adalah suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan. Hubungan total atau organisme dengan lingkungannya, baik yang bersifat biotik atau abiotik.
5.2. Andrewartha (1961) menyatakan, ekologi adalah studi ilmiah mengenai saling hubungan yang menentukan distribusi organisme dan kelimpahannya (abundance)
6. Macam-Macam Ekologi
6.1. 1.AUTEKOLOGI (disebut juga ekologi spesies memiliki beberapa bidang kajianekologi populasi yang mencakup pertumbuhan dan ukuran populasi, ekofisiologi yang mencakup distribusi organisme, batas toleransi, interaksi biotik, femologi dan adaptasi.
6.2. 2.SYNEKOLOGI memiliki bidang kajian antara lain palaeokalogi (ekologi jaman geologi purba), klasifikasi dan penetapan komunitas, dinamika komunitas.
7. Lingkungan
7.1. Lingkungan BIOTIK adalah keseluruhan organisme yang berpotensi memengaruhi kehidupan organisme yang lain
7.2. Lingkungan ABIOTIK lingkungan abiotik adalah keseluruhan unsur tak hidup baik bersifat fisika maupun kimia (fisika-kimia) yang berpotensi mengenali kehidupan organisme tertentu
7.2.1. Faktor Fisika antara lain suhu, cahaya, angin, gelombang air laut, arus air, tingkat kejernihan perairan kelembaban udara dan sebagainya.
7.2.2. Faktor Kimia antara lain kandungan nutrisi tanah, keasaman (pH), kadar oksigen baik yang terdapat di udara maupun yang terdapat dalam air, kadar karbondioksida dan sebagainya.