
1. Rifanza Hirzan_XI-MIPA 4
2. Awal Pendudukan
2.1. Kedatangan jepang
2.1.1. 7 Desember 1941
2.1.1.1. Pearl Harbour Porak Poranda
2.1.2. Januari-Februari tahun 1942,
2.1.2.1. Jepang telah menduduki Filipina, Pontianak, Balikpapan, Palembang, Tarakan (Kalimantan Timur), dan Samarinda.
2.1.3. 1 Maret 1942
2.1.3.1. Jepang telah berhasil mendarat di Pulau Jawa, tepatnya di Teluk Banten kemudian juga di Kragan (Jawa Timur), dan di Eretan (Jawa Barat).
2.1.4. tanggal 5 Maret 1942
2.1.4.1. Kota Batavia telah jatuh ke tangan Jepang
2.1.5. 8 Maret 1942
2.1.5.1. Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
2.2. mengeluarkan propaganda sebagai saudara tua
2.3. Tujuan Menduduki
2.3.1. Indonesia Menjadi sumber dan suplai bahan mentah untuk kepentingan mesin dan indrustri perang jepang
2.3.2. Tempat mencari tenaga kerja murah untuk berbagai kepentingan negara jepang.
2.3.3. Menguasai sumber daya alam Indonesia
3. Pemerintahan Militer dan Sipil Jepang di Indonesia
3.1. Tahun 1942
3.1.1. Pemerintahan Militer
3.1.1.1. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh Lima (Tomi Shudan) untuk Sumatra. Pusatnya di Bukittinggi.
3.1.1.2. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas (Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta. Kekuatan pemerintah militer ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai).
3.1.1.3. Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu (Armada Selatan Kedua) untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya di Makassar.
3.1.1.4. Susunan Pemerintah Militer
3.1.1.4.1. Gunshirekan (panglima tentara)
3.1.1.4.2. Gunseikan (kepala pemerintahan militer)
3.1.1.4.3. Gunseibu (koordinator pemerintahan)
3.1.2. Pemerintahan Sipil
3.1.2.1. Pemerintahan Daerah
3.1.2.1.1. shu (karesidenan)
3.1.2.1.2. shi (kotapraja)
3.1.2.1.3. ken (kabupaten)
3.1.2.1.4. gun (kawedanan)
3.1.2.1.5. son (kecamatan)
3.1.2.1.6. ku (desa/kelurahan)
4. Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
4.1. Jepang dan Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan
4.1.1. Gerakan 3A
4.1.1.1. Gerakan Tiga A ini didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan Hari Nasional Jepang yakni kelahiran (Tencosetsu) Kaisar Hirohito. Gerakan ini dipelopori oleh Kepala Departemen Propaganda (Sendenbu) Jepang, Hitoshi Shimizu. Hitoshi Shimizu menunjuk tokoh pergerakan nasional, Mr Syamsudin (Raden Sjamsoeddin) sebagai Ketua.
4.1.2. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
4.1.2.1. Sebagai ganti Gerakan Tiga A yang dibubarkan karena tidak efektif, Jepang memprakarsai Pusat Tenaga Rakyat atau Putera. Putera dipimpin oleh tokoh nasional yang kerap dijuluki Empat Serangkai. Empat Dengan restu Jepang, Putera pun didirikan pada 16 April 1943.
4.1.3. Fujinkai
4.1.3.1. Fujinkai awalnya bagian wanita dari Putera. Setelah Putera dibubarkan, Jepang mempertahankan bagian wanitanya. Bagian wanita itu dibuat organisasi sendiri pada Agustus 1943 bernama Fujinkai.
4.1.4. MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia )
4.1.4.1. Pada tanggal 4 September 1942 MIAI diizinkan aktif kembali. MIAI senantiasa menjadi organisasi pergerakan yang cukup diperhitungkan dalam perjuangan membangun kesatuan dan kesejahteraan umat.
4.1.5. Jawa Hokokai
4.1.5.1. Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin mengkhawatirkan.
4.1.5.1.1. Adapun program-program kegiatan Jawa Hokokai sebagai berikut: 1) melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah 2) Jepang 3) memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan 4) semangat persaudaraan, dan 5) memperkokoh pembelaan tanah air
4.2. Jepang dan Organisasi Semi Militer
4.2.1. Seinendan (Korps Pemuda)
4.2.1.1. Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14-22 tahun. Pada awalnya, anggota Seinendan 3.500 orang pemuda dari seluruh Jawa. Tujuan dibentuknya Seinendan adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
4.2.2. Keibodan (Korps Kewaspadaan)
4.2.2.1. Organisasi Keibodan (Korps Kewaspadaan) merupakan organisasi semimiliter yang anggotanya para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun.
4.2.3. Barisan pelopor
4.2.3.1. Pada tanggal 1 November 1944, Jepang membentuk organisasi baru yang dinamakan “Barisan Pelopor”. Melalui organisasi ini diharapkan adanya kesadaran rakyat untuk berkembang, sehingga siap untuk membantu Jepang dalam mempertahankan Indonesia.
4.2.4. Hisbullah
4.2.4.1. Pada tanggal 7 September 1944, PM Jepang, Kaiso mengeluarkan janji tentang kemerdekaan untuk Indonesia.
4.3. Jepang dan Organisasi Militer
4.3.1. Heiho
4.3.1.1. Heiho (Pasukan Pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.
4.3.2. Peta
4.3.2.1. Jepang berencana membentuk pasukan untuk mempertahankan tanah air Indonesia yang disebut Pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Peta adalah organisasi militer yang pemimpinnya bangsa Indonesia yang mendapatkan latihan kemiliteran.
5. Praktek Pengerahan dan Penindasan Jepang
5.1. Ekonomi Perang
5.1.1. Jepang mengambil kebijakan dalam bidang ekonomi yang sering disebut self help. Hasil perekonomian di Indonesia dijadikan modal untuk mencukupi kebutuhan pemerintahan Jepang yang sedang berkuasa di Indonesia.
5.2. Kehidupan Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia Pada Masa Jepang
5.2.1. Kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemunduran. Kemunduran pendidikan itu juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah Jepang yang lebih berorientasi pada kemiliteran untuk kepentingan pertahanan ndonesia dibandingkan pendidikan.
5.3. Romusha
5.3.1. Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia. Tenaga kerja inilah yang kemudian kita kenal dengan romusha.